Soal Pemerintah Perbolehkan Umrah Mandiri, Warga Kalsel Tunggu Aturan
Irfani Rahman October 26, 2025 07:31 AM

BANJARMASINPOST.CO.ID, BANJARMASIN- Regulasi pemerintah Indonesia yang memungkinkan umrah secara mandiri membuka peluang baru bagi warga Kalimantan Selatan untuk menjalankan ibadah tersebut. Bebas memilih penerbangan, hotel dan waktu umrah, dua warga Banjarmasin, yang punya latar belakang berbeda, melihat kesempatan ini dengan antusias.

Febri (26), warga Kayutangi yang seringkali bepergian ke berbagai negara bersama keluarga, mengaku tertarik dengan konsep umrah mandiri. “Kalau regulasinya jelas dan cara-caranya ada, saya tertarik untuk melakukannya,” ujarnya, Sabtu (25/10).

Sebagai pelancong aktif, ia menilai umrah mandiri membuka ruang baru, bukan hanya untuk ibadah, tetapi juga mengeksplorasi suasana berbeda di Makkah dan Madinah, bahkan kota lainnya di Arab Saudi.

Sementara, Juple (31), backpacker asal Banjarmasin yang telah menjelajahi Nusantara hingga pernah menetap di Lombok, menganggap regulasi baru tersebut sebagai titik awal mewujudkan mimpinya. Dia ingin umrah ala petualang. Namun ia mengaku masih harus belajar bagaimana mempersiapkan perjalanan keluar negeri dan aturan umrah mandiri.

“Saya punya mimpi umrah lewat jalur darat seperti ‘Haji Backpacker’. Tapi selain biaya, saya belum mengerti penuh aturan ke di berbagai negara yang harus dilintasi itu. Begitu juga dengan umrah mandiri,” tambahnya.

Regulasi baru tersebut tertuang dalam perubahan UU tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah, sehingga memungkinkan ibadah umrah dilakukan secara mandiri.  Dengan demikian, jemaah tak lagi terbatas pada rombongan resmi atau agen perjalanan saja.

Neni, marketing PT Albis, mengaku tidak mempermasalahkan umrah mandiri. “Umrah mandiri belum berdampak. Kami fokus memberikan yang terbaik untuk jemaah,” ujarnya.

Travel ini, menurut Neni, mandiri atau tidak berafiliasi dengan travel lain. PT Albis dimiliki oleh pengusaha asal Amuntai dan berkantor pusat di Kalsel. Agen perjalanan haju dan umrah ini pun telah berakreditasi A

“Permintaan umrah kepada kami masih bagus. Rata-rata target 20 orang per bulan tercapai,” ujar Neni.

Neni pun mengungkapkan umrah mandiri merupakan fenomena lama. Pelakunya sudah terbiasa berangkat sehingga memiliki relasi di Arab Saudi. “Untuk umrah mandiri, semua harus diurus sendiri, baik tiket, hotel, visa, transportasi lokal. Kalau pakai travel, jemaah bisa fokus beribadah. Semua dilayani travel termasuk bimbingan,” jelasnya. (sul)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.