Keunikan Burung Wiwik Kelabu di IPB Dramaga, Benarkah Mitos Tanda Kematian?
Berita IPB October 28, 2025 04:40 AM
dikenal sebagai kampus biodiversitas yang memiliki keanekaragaman burung cukup tinggi. Berbagai jenis burung dapat ditemukan di beberapa lokasi di kampus hijau ini, salah satunya adalah burung wiwik kelabu (Cacomantis merulinus).
Dosen Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Dr Yeni A Mulyani menjelaskan bahwa wiwik kelabu termasuk burung yang unik. Burung yang termasuk dalam keluarga Cuculidae ini tidak membuat sarang sendiri untuk bertelur, melainkan menitipkan telurnya di sarang burung lain (brood parasitism).
“Wiwik kelabu membiarkan induk burung lain mengerami dan merawat anaknya hingga mandiri. Ini adalah perilaku yang jarang ditemui pada burung lain, yang biasanya membangun sarang, mengerami telurnya, dan merawat anak-anaknya sendiri,” tutur dosen ahli ekologi dan konservasi burung ini, (9/10).
Salah satu hal yang menarik adalah burung wiwik kelabu jarang terlihat, tetapi suaranya sering terdengar. Suara khasnya telah melahirkan mitos di kalangan masyarakat, yang menganggapnya sebagai tanda kematian. “Yang namanya mitos, mitos saja, padahal tidak begitu,” tegasnya.
Dr Yeni menuturkan, keanekaragaman hayati yang tinggi membuat Kampus IPB Dramaga menjadi rumah bagi burung wiwik kelabu. Ada 13 teritori yang tersebar di berbagai area kampus, di antaranya di Kebun Pendidikan Cikabayan dan area arboretum.
Berdasarkan hasil penelitian bersama mahasiswanya, Yaumud Raiyardhi, perjumpaan burung wiwik kelabu terbanyak di Asrama Putri dan Gymnasium IPB University yang termasuk tipe habitat perumahan. Terbanyak kedua di sekitar Danau LSI yang termasuk pada habitat tepi lahan basah. Terbanyak ketiga pada tegakan karet yang berlokasi di antara Perumahan Dosen dan Danau SDGs.
“Wiwik kelabu lebih menyukai tempat-tempat yang menyediakan sumber makanan bagi mereka, yaitu serangga. Oleh karena itu, keberadaannya sangat tergantung pada lingkungan yang memiliki banyak serangga, baik di pekarangan, tepi hutan, ataupun kebun,” katanya.
Keberadaan burung wiwik kelabu di IPB Dramaga menunjukkan kampus ini merupakan tempat ideal bagi burung-burung seperti wiwik kelabu untuk bertahan hidup. Dengan adanya pembukaan lahan di luar kampus yang mengurangi habitat burung, kampus menjadi tempat perlindungan bagi berbagai jenis burung, termasuk wiwik kelabu, yang mencari sarang di tempat-tempat yang aman.
Namun demikian, Dr Yeni mengungkapkan tantangan dalam menjaga keberadaan burung-burung di kampus. Ia menyoroti pentingnya menjaga habitat alami dan meminimalkan gangguan terhadap burung-burung tersebut. Meskipun ada upaya pemeliharaan oleh IPB University dengan menjaga sebagian besar lahan tetap terbuka, gangguan dari manusia seperti penangkapan burung masih menjadi masalah.
“Agar keberadaan wiwik kelabu dan burung lainnya di Kampus IPB Dramaga tetap terjaga, perlu ada keterlibatan masyarakat sekitar kampus dalam upaya konservasi. Sosialisasi mengenai pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, pelarangan penangkapan burung, dan pemeliharaan habitat alami harus dilakukan secara intensif oleh IPB University,” pungkasnya. (MHT)