Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengajak setiap anggota Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (Mabbim) untuk menjaga martabat bahasa Indonesia dan bahasa Melayu di era kekuatan teknologi digital dan dominasi bahasa global.

Dalam paparannya, ia mengatakan keberadaan bahasa Indonesia dan bahasa Melayu perlu diperkokoh sebagai bahasa ilmu pengetahuan, bahasa komunikasi resmi ASEAN, dan bahasa budaya di panggung dunia.

“Mabbim sejak awal berdiri menjadi simbol koordinasi kebijakan, peristilahan tata bahasa dan pelestarian bahasa negara anggota. Di tengah arus global dan teknologi digital yang kian menguat, ketiga negara memiliki peluang membangun ekosistem kerja sama yang tangguh serta relevan bagi generasi mendatang,” kata Mendikdasmen Mu'ti dalam kegiatan bertajuk Seminar Kebahasaan Antarbangsa Majelis Bahasa Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia (Mabbim) di Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta Pusat pada Selasa.

Lebih lanjut, ia mengusulkan tiga upaya guna menjaga martabat kedua bahasa tersebut di era kekuatan teknologi digital dan dominasi bahasa global.

Pertama, Mu'ti mengatakan pentingnya gagasan tertib, terukur dan teladan dalam berbahasa, yang meliputi ketertiban dalam menggunakan bahasa yang jelas, ramah dan sesuai kaidah.

Di samping itu, lanjutnya, ketiga negara juga harus memiliki alat ukur kebahasaan yang jelas untuk memperbaiki penggunaan bahasa Indonesia maupun Melayu serta memiliki keteladanan tokoh, pejabat maupun guru dan tenaga pendidik untuk menggunakannya di ruang publik dengan benar dan tepat.

“Agar kemajuan dapat dilihat, kita pakai alat ukur kemahiran seperti Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia atau UKBI dan Indeks Pembangunan Kebahasaan untuk membaca arah perbaikan. Kuncinya adalah keteladanan guru dan pejabat menunjukkan cara menyapa, menulis dan berbicara yang rapi dalam keseharian,” imbuhnya.

Upaya berikutnya ialah menyediakan rujukan responsif dan kuat sehingga dapat membuat keputusan menjadi pasti.

Ia memberikan contoh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai himpunan istilah dalam rujukan maupun penggunaan padanan istilah serta kumpulan teks yang menjadi rujukan atau pegangan bersama bagi guru, jurnalis, penyunting, maupun aparatur pemerintah.

“Saat muncul istilah baru di sains, teknologi, hukum, atau budaya, kita sediakan padanan yang jelas beserta contoh kalimatnya sehingga pengajaran di kelas, naskah resmi, dan siaran layanan berjalan dengan baik,” kata Mu'ti.

Adapun upaya yang terakhir ialah mengajak negara dengan bahasa serumpun untuk bersinergi sehingga dampaknya dalam pemajuan kebahasaan dapat berkali lipat, khususnya dalam dunia pendidikan.