Mulut Balita Dilakban karena Menggigit Temannya, Efektifkah Bikin Jera?
kumparanMOM October 29, 2025 04:40 PM
Seorang ibu pemilik akun TikTok @cinta_ibra membagikan momen ia melakban mulut anak balitanya. Ia mengaku terpaksa melakban mulut putranya karena telah menggigit teman sebayanya. Tampak anaknya sedikit berkaca-kaca, namun tidak menangis.
Meski begitu, sang ibu mengaku telah menyesali tindakannya, merasa tidak tega, dan akhirnya meminta maaf kepada anaknya.
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: 9nong/Shutterstock
Ketika anak menggigit atau menyakiti temannya, orang tua sebaiknya tidak langsung menghukum secara fisik maupun verbal, melainkan memberikan respons yang tenang dan mengajarkan empati, seperti:
1. Tenangkan diri dulu sebelum menegur.
2. Validasi emosi anak, misalnya dengan mengatakan, “Kamu marah, ya?”
3. Jelaskan akibat perbuatannya seperti, “Temanmu jadi sakit.”
4. Ajarkan cara lain mengekspresikan emosi bisa dengan mengatakan, “Kalau marah, boleh bilang ‘Aku marah!’ bukan menggigit.”
5. Bantu anak memperbaiki hubungan, bukan mempermalukan.
Perbesar
Ilustrasi ibu dan anak. Foto: Shutterstock
Ketimbang menghukum, Madeline menganjurkan orang tua untuk menerapkan pendekatan disiplin yang berfokus pada pengajaran, bukan pada hukuman. Tujuannya agar anak belajar mengatur diri (self-regulation) dan bertanggung jawab dalam hubungan yang penuh empati.
Prinsip utama pendekatan disiplin, yakni:
-Respectful: tidak mempermalukan anak.
-Firm and kind: tegas tapi lembut.
-Fokus pada solusi, bukan kesalahan anak.
“Jika anak menggigit teman, anak diajak untuk meminta maaf dan membantu menenangkan teman yang digigit. Atau jika anak melempar mainan, mainan disimpan sementara, dan dijelaskan alasannya,” ucapnya.