BOLASPORT.COM - Pelatih Persebaya Surabaya, Eduardo Peres pasang badan untuk pemainnya yang mendapatkan kartu merah.
Persebaya jadi tim yang sering mendapatkan kartu merah hingga pekan ke-10 Super League 2025/2026.
Total ada empat pemain yang harus meninggalkan lapangan dalam lima laga terakhir.
Kondisi ini tentu menjadi sorotan karena Bajul Ijo butuh kekuatan terbaiknya untuk mendapatkan kemenangan.
Contohnya, saat mereka harus bermain imbang melawan PSBS Biak karena bermain dengan sembilan pemain.
Eduardo Perez menjelaskan bahwa sepak bola adalah olahraga yang membutuhkan duel fisik.
Ini yang membuat pelanggaran sering terjadi dan bisa saja berakibat kartu.
Pemain tentu harus lebih hati-hati agar tidak melakukan pelanggaran yang bisa merugikan tim.
Menurutnya, emosi pemain juga harus ditahan karena tim lawan bisa memanfaatkan celah yang mereka buat.
"Kita perlu memahami bahwa sepak bola adalah satu permainan dengan kontak (fisik)," kata Eduardo Perez dilansir BolaSport.com dari laman Surya.
Pelatih berusia 48 tahun ini melanjutkan, dari pertama tiba dia tidak ingin membahas kepemimpinan wasit.
Menurutnya, hal tersebut sangat subyektif meski sudah ada VAR yang membantu wasit mengambil keputusan.
Dia hanya bisa terus berusaha mempersiapkan tim dengan baik agar bisa mendapatkan hasil maksimal.
"Sejak hari pertama, saya tidak bicara tentang wasit."
"Ini sangat sulit, tetapi saya akan terus maksimal menyiapkan tim," terangnya.
Eduardo menambahkan, Super League jadi kompetisi sangat ketat.
Semua tim akan berjuang keras untuk bisa mendapatkan tiga poin.
Mereka hanya bisa fokus untuk bisa mengejar kemenangan agar bisa tetap kompetitif di klasemen.
Selain itu, fokus menjadi kunci agar mereka bisa mendapatkan hasil yang maksimal di lapangan.
"Kami tahu di liga ini, semua pertandingan sangat sulit."
"Setiap minggu, semua tim bisa saling mengalahkan," tutupnya.