Manado (ANTARA) - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Tonsea Lama, Kabupaten Minahasa mampu menyuplai 12 megawatt (MW) untuk sistem kelistrikan wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo.
"Unit satu mampu menghasilkan sebesar empat megawatt, unit dua 4,5 megawatt dan unit tiga sebesar 4,3 megawatt," kata Asisten Manajer Operasi PLN Nusantara Power Pembangkitan Minahasa, Aody Rumbayan di Minahasa, Jumat.
PLTA Tonsea Lama menurut dia, adalah salah satu pembangkit listrik tertua di Indonesia yang dibangun tahun 1912, selain PLTA Dago, PLTA Bengkok yang keduanya berada di Bandung.
"Ini sebuah kebanggaan bagi kami karena masih memanfaatkan PLTA Tonsea Lama untuk menyuplai kelistrikan Sulut Gorontalo," ujarnya.
Memang yang menjadi tantangan saat ini, kata dia adalah bagaimana mempertahankan kondisi air yang ada di Danau Tondano untuk menggerakkan mesin pembangkit.
"Pendangkalan Danau Tondano saat ini ada kaitannya dengan aktivitas membuang sampah yang bersumber dari sampah domestik maupun sampah bawaan," ujarnya.
Masalah berikutnya adalah gerusan air di sisi badan sungai yang menyebabkan material jatuh ke dasar ikut menyebabkan pendangkalan.
"Bila pendangkalan di daerah aliran sungai semakin tinggi, maka aliran air menjadi terhambat, dan itu akan berdampak bagi kami," ujarnya.
Selain mengimbau warga memelihara lingkungan dengan menjaga kelestarian danau, PLN bekerja sama dengan TNI melakukan pengerukan sedimentasi yang ada di hulu dan hilir.



 
            



