Cerita Pro-Kontra Wisatawan Soal Lift Kaca di Pantai Kelingking, Bali
kumparanNEWS October 31, 2025 03:40 PM
Lift kaca setinggi 182 meter bakal berdiri di tebing Pantai Kelingking, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali. Para wisatawan yang berkunjung ke pantai ternyata ada pro dan kontra tentang pembangunan lift kaca ini.
Eva (perempuan, 24 tahun), wisatawan asal Jakarta mengaku berharap pembangunan lift kaca itu terealisasi. Hal ini karena dia merasa tak kuat harus bolak balik melewati jalur trekking dari atas tebing dan ke pantai dan sebaliknya.
"Aku enggak nyangka jalur pendakiannya curam dan terjal banget. Sebenarnya nyesel turun ke bawah kalau tahu terjal gini sih tapi terlanjur ya udah pelan-pelan aja naik," katanya di sela-sela berwisata, Kamis (30/10).
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Eva tak mau berkomentar banyak tentang keberadaan lift ini bakal merusak estetika dan lingkungan. Menurutnya, pemerintah setempat bisa memberikan solusi terbaik.
"Kalau merusak ya harus ada solusi lain, gimana agar tidak terlalu curam, takut juga jatuh kalau kepeleset," sambungnya.
Hal yang berbeda dikatakan oleh Dominic (laki-laki, 40 tahun), wisatawan asal Swiss ini merasa tak perlu lift kaca dibangun. Menurutnya, seluruh wisatawan harus bisa membiasakan diri dengan keadaan alam. Wisatawan menyesuaikan pakaian dan sepatu saat naik turun di tebing.
"Saya tahu akan dibangun lift kaca dan saya rasa tidak perlu. Pergilah dengan kekuatan sendiri, jangan gunakan lift," katanya.
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Dominic mengaku jalur trekking memang terjal dan curam. Baginya ini tak menjadi soal, namun menjadi tantangan sendiri. Dominic tak mau berkomentar pembangunan lift ini dinilai merusak lingkungan.
"Ini pertama kali saya ke sini, saya dikasih tahu jalurnya sulit ya terjal dan sempat, saya tidak mempermasalahkan. Saya bukan berkewenangan menentukan (lift kaca merusak lingkungan)," katanya.
Hebohnya pembangunan lift ini sudah sampai ke telinga Gubernur Bali Wayan Koster. Dia meminta Panitia Khusus Tata Ruang dan Aset Pemerintah (Pansus TRAP) DPRD Bali mengecek dokumen perizinan proyek pembangunan lift kaca ini.
Politikus PDIP ini minta proyek lift kaca setinggi 128 meter itu ditutup apabila ditemukan pelanggaran.
"Kemarin ada lagi viral lift di Pantai Kelingking Nusa Penida, viral di mana-mana. Saya ditelepon dari mana-mana. Saya minta Pansus TRAP untuk cek dokumen dan cek lapangannya, ada nggak pelanggaran? Kalau ada pelanggaran yang telak, sudah tutup, itu aja," katanya di Kota Denpasar, Kamis (30/10).
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pantai Kelingking dan Lift Kaca di Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Suasana Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali, Kamis (30/10/2025). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Klungkung, I Made Sudiarka Jaya, sebelumnya mengaku investor sudah melengkapi sejumlah dokumen perizinan pembangunan proyek lift kaca. Salah satunya izin lingkungan.
Apabila pembangunan lift kaca sudah selesai maka pihak investor wajib mengurus izin sertifikat laik fungsi sebelum lift kaca dibuka untuk publik. Pihak investor rencananya juga bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk mengoperasionalkan lift kaca.
Menurutnya, tujuan pembangunan lift kaca ini untuk membantu wisatawan mengakses Pantai Kelingking. Para wisatawan selama ini terpaksa menggunakan tangga curam untuk ke pantai.
Proyek senilai Rp 200 miliar itu mulai dikerjakan pada Juli 2023 lalu.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.