Freddy Alex Damanik Sebut Jokowi Ingin Projo Jadi Partai Super Terbuka
Rizali Posumah November 01, 2025 02:30 PM
Ringkasan Berita:
  • Freddy Damanik menyebut Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ingin Projo jadi partai super terbuka. 
  • Konsep ‘partai super terbuka’ yang dimaksud Jokowi mencakup transparansi, pemilihan pengurus dan ketua umum oleh seluruh anggota, serta efisiensi operasional 
  • Jokowi memberikan arahan yang jelas dan konsisten, Projo harus tetap mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Wakil Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) Freddy Damanik menyebut bahwa Mantan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo ingin Projo jadi partai super terbuka. 

Hal itu dikatakan Freddy Damanik saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (30/10/2025).

Freddy menegaskan, Jokowi memberikan arahan yang jelas dan konsisten, Projo harus tetap mengawal pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

"Tentu konsisten. Beliau konsisten masih pada tetap kawal pemerintahan Prabowo-Gibran. Jadi kawal Prabowo-Gibran sampai periode ini selesai, tahun 2029," tegasnya.

Meski ada wacana dari relawan lain untuk mengawal dua periode, hal itu belum dibahas dalam pertemuan di Solo.

"Diskusi kemarin belum ada itu. Sampai 2029 kawal dulu ini," kata Freddy.

Freddy juga mengakui bahwa keinginan untuk mentransformasi Projo menjadi partai politik masih sangat kuat di kalangan kader.

"Jujur, keinginan Projo menjadi partai ini sebetulnya adalah keinginan sebagian besar teman-teman di Projo, baik di cabang, di provinsi, maupun di pusat," ujarnya.

Keinginan itu, menurutnya, telah lama disampaikan kepada Jokowi dengan harapan mantan presiden itu bersedia memimpin partai tersebut, sehingga Projo tidak hanya berperan di Pilpres, tetapi juga dapat bertarung di Pemilu Legislatif (Pileg).

Namun, respons Jokowi terhadap aspirasi itu masih sama dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya.

Jokowi disebut enggan membentuk atau bergabung dengan partai konvensional.

"Pak Jokowi menyampaikan... 'saya tidak mau partai yang saya ada, saya bangun itu seperti partai-partai yang konvensional. Saya mau itu harus menjadi partai super terbuka'," jelas Freddy menirukan pesan Jokowi.

Konsep ‘partai super terbuka’ yang dimaksud Jokowi mencakup transparansi, pemilihan pengurus dan ketua umum oleh seluruh anggota, serta efisiensi operasional seperti penggunaan kantor virtual untuk menghemat biaya.

Karena menurutnya, kalau seperti partai-partai konvensional, maka akan terjebak kembali dengan hal yang sama terus-terus.

Seperti biaya operasional partai yang sangat besar, kemudian untuk menutupi biaya operasional ini akan terjebak di dalam kemungkinan mencari anggaran-anggaran dari APBN dan seterusnya.

"Itu yang Pak Jokowi tidak mau," papar Freddy.

Meski demikian, Jokowi disebut membuka kemungkinan.

"Coba nanti kita lihat momentum yang pas, apakah ini bisa kita deklarasikan."

Freddy mengungkapkan, dalam pertemuan itu Jokowi juga menyampaikan pergulatan pribadinya tentang relevansi membentuk partai.

Jokowi merasa kepercayaan yang diberikan rakyat langsung kepadanya sudah sangat luar biasa.

"Makanya saya terus berpikir, kata beliau, apa masih relevan saya mendirikan partai politik atau gabung di partai politik secara formal, karena kepercayaan rakyat, kepercayaan yang diberikan rakyat kepada saya itu sudah luar biasa," kata Freddy mengutip Jokowi.

Pergulatan inilah, menurut Freddy, yang menjadi alasan mendasar Jokowi hingga kini belum juga mendeklarasikan diri untuk membentuk atau menjadi kader partai politik tertentu.

Dengan demikian, meskipun niat kader Projo untuk menjadi partai sangat kuat, keputusan akhirnya masih bergantung pada kehendak Jokowi sebagai Dewan Pembina.

Momentum kongres nanti akan menjadi tahapan penting untuk mempertegas arah organisasi relawan ini ke depannya

Diketahui, Relawan Pro Jokowi (Projo) menggelar Kongres ketiga yang berlangsung dari 1-2 November 2025. 

Jelang kongres, sejumlah pengurus Projo yang dipimpin Ketua Umum Budi Arie Setiadi menemui Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) di Solo pada 24 Oktober lalu untuk meminta arahan.

Wakil Ketua Umum Projo, Freddy Alex Damanik mengungkapkan pertemuan tersebut merupakan bentuk koordinasi sekaligus diskusi dengan Dewan Pembina mereka.

"Kami sampaikan isu-isu dari teman-teman di bawah, dan juga bahwa kongres ini sebenarnya sudah terlambat hampir satu tahun dari jadwal yang seharusnya di akhir 2024," ujar Freddy.

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.