Nasib Kakak Beradik di Kendal Tinggal Bareng Jasad Ibu, Nekat Tak Makan 28 Hari Demi Jalankan Wasiat
Musahadah November 04, 2025 09:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Kakak beradik, Putri (23) dan Intan (19) ditemukan lemas karena tak makan 28 hari.
  • Mereka diketahui tinggal bersama jasad ibu yang sudah meninggal hampir sebulan.
  • Keberadaan mereka diketahui usai warga mencium bau menyengat di sekitar rumah.
  • Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari, turun tangan beri bantuan.

 

SURYA.CO.ID - Kakak beradik, Putri Setya Gita Pratiwi (23) dan Intan Ayu Sulistyowati (19), ditemukan dalam kondisi lemas di rumahnya, Dusun Dukuh Somopuro RT 7 RW 7, Desa Bebengan, Kecamatan Boja, Kendal, Jawa Tengah, Sabtu (1/11/2025).

Mirisnya, keduanya diketahui tinggal bersama jasad sang ibu, Setianingsih (51).

Keberadaan mereka baru diketahui warga yang curiga karena tercium aroma tak sedap di sekitar rumah tersebut.

Selain itu, warga curiga dengan gelagat Setianingsih dan kedua anaknya yang jarang keluar rumah. 

Padahal, mereka diketahui kerap berbelanja menggunakan becak.

Rumah Terkunci

Saat didatangi warga, rumah Setianingsih dalam kondisi terkunci dari dalam dan diganjal kursi. 

Warga juga melihat kerumunan lalat berada di dekat jendela kaca rumah.

Setelah dibuka perlahan, warga kemudian bertanya ke Putri Setia Gita Pratiwi untuk melihat ibunya yang diduga mengalami sakit.

"Ditanya sama warga, ibunya di mana. Terus dijawab itu di dalam, tapi pas dilihat itu ibu Setianingsih sudah meninggal dan membusuk," terangnya Kepala Desa Bebengan, Wastoni, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunJateng.

Wastoni pun langsung memanggil pihak kepolisian serta warga untuk mengevakuasi jenazah.

Setelah dievakuasi, kedua anak Setianingsih juga kini dirawat di RSI Boja Kendal dengan kondisi tubuh yang terkulai lemas kekurangan nutrisi.

"Itu langsung saya panggil pak polisi, dan ramai," imbuhnya.

Bantah Tak Pedulikan Warga

Wastoni membantah jika tetangga maupun perangkat desa tak mengindahkan kondisi keluarga Setianingsih.

Dia berujar, keluarga Setianingsih dipandang sebagai kalangan mampu di desanya.

Setiap sebulan sekali, selalu ada becak yang membawa barang belanja ke rumah Setianingsih.

Keluarga Setianingsih juga dikenal aktif bersosialisasi terutama dalam kegiatan desa termasuk PKK.

"Itu enggak benar kalau tidak peduli. Bahkan proses mengurus jenazah pun kami sucikan sebagaimana mestinya," ungkapnya.

Menurut Wastoni, Putri sempat beli roti sebanyak Rp 100 ribu di toko kelontong dekat rumah, Jumat (3/10/2025).

Roti itu, katanya akan dimakan bersama adik dan ibunya.

Namun setelahnya, tetangga tak lagi melihat Putri keluar rumah lagi.

Rumah Setianingsih selalu tertutup, dengan lampu yang menyala saat malam hari.

"Katanya ibunya sudah tidak mau makan, la terus dibelikan roti itu, ada tetangga yang lihat,"

"Warga tahunya keluarga ibu Setianingsih itu orang mampu, tapi sejak itu tidak keluar rumah. Lampu nyala pas malam, setelah pukul 9 malam, lampu dimatikan lagi." paparnya.

Kakak Beradik Tak Makan 28 Hari

Sementara Putri Setia Gita Pratiwi mengaku keluarganya hanya mengkonsumsi air putih sejak 4 Oktober hingga Setianingsih ditemukan meninggal.

Dia mengatakan, tetangganya juga tidak ada yang tahu kondisi rumah dalam rentan waktu tersebut.

"Minum air putih direbus pakai kompor sampai ibu meninggal. Tetangga tidak tahu, tahunya ya itu tanggal 1 November. Saya sama adik minum air," katanya.

Tak Mau Bikin Repot Tetangga

Putri mengaku engga meminta bantuan ke warga karena dilarang oleh ibunya.

Dia bercerita, agar tidak ada yang mengetahui kondisi keluarganya dengan alasan tidak mau merepotkan tetangga.

"Enggak bilang ke tetangga, ibuk enggak ngebolehin. Dan harus nurut ibu. Karena ya enggak mau ngerepotin tetangga, gitu," paparnya.

Putri menuturkan, ayahnya telah lebih dulu meninggal sejak tahun 2017 di Kalimantan.

Sejak saat itu, ia beserta keluarga yang awalnya tinggal di Semarang, kemudian pindah rumah ke Boja Kendal pada 2019.

"Ibu di Semarang ga kerja cuma masak bantu Budhe. Kalau ayah sudah meninggal," tuturnya.

Kondisi Benar-benar Lemas

Dokter RS Muhammadiyah Boja, Arfa Bima F, menjelaskan bahwa terkulai lemas setelah tak makan hampir sebulan. 

"Iya, keduanya mengalami kekurangan berupa kesadaran psikiater," katanya ditemui di RS Muhammadiyah Boja Kendal, Senin (3/11/2025) sore.

Dokter Arfa menyebut, saat pertama kali dibawa ke RS Muhammadiyah Boja, Intan sudah tidak sadarkan diri.

Sedangkan Putri masih sadar.

Setelah dilakukan pemeriksaan awal, kedua korban tak mengalami kekurangan kadar gula meskipun sudah tidak makan nasi hampir sebulan. 

"Tidak ada tanda kurang gula tapi mengalami dehidrasi. Dan tim medis menemukan kedua pasien lemas saat dibawa ke sini pada Sabtu kemarin," ujarnya.

Dia menerangkan, pihaknya masih kesulitan untuk proses asesmen karena keterangan dari Putri selalu berubah. Sedangkan Intan mengalami kesulitan berbicara.

"Waktu dianalisa jawabannya selalu berubah," imbuhnya.

Saat ini, pihaknya masih fokus untuk memulihkan kondisi fisik kedua kakak beradik yang kini telah ditinggal ibunya tersebut.

Di sisi lain, pihaknya juga akan terus memantau kondisi psikiater keduanya, dan berkoordinasi dengan dokter psikiater.

"Dirawat sampai sini untuk pemulihan fisik sekitar seminggu. Tapi untuk kejiwaan, kami konsultasikan dengan dokter lain di bidangnya," tambahnya.

Bupati Akan Titipkan ke Panti Pelatihan

Bupati Kendal, Dyah Kartika Permanasari (Mbak Tika), menyebut Putri dan Intan sebagai anak berbakti yang memegang pesan ibunya hingga akhir.

“Sampai ibunya meninggal, mereka tungguin karena tidak mau merepotkan tetangga,” ujarnya.

Ia telah memerintahkan Dinas Sosial Kendal untuk menangani keduanya, termasuk memberikan pelatihan keterampilan agar bisa mandiri.

“Nanti akan dititipkan ke Panti Margi Utomo… Di situ akan diberi keterampilan kerja,” kata Mbak Tika.

Setelah pelatihan, Pemkab akan memberi peralatan kerja agar mereka bisa bekerja dari rumah.

Mbak Tika juga berpesan agar setelah pulih, keduanya mau berinteraksi dan meminta bantuan tetangga jika mengalami kesulitan. 

Biaya perawatan keduanya ditanggung BPJS yang kini telah diaktifkan kembali.

"Sudah didaftarkan desa setempat dan sudah aktif dari kemarin. Kebetulan Kendal kan BPJS UHC. Alhamdulillah ini sudah bisa digunakan," sambungnya.

Klik di sini untuk untuk bergabung 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.