BANJARMASINPOST.CO.ID,BANJARMASIN - Memasuki akhir tahun 2025, harga cabai di tingkat petani di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (Kalsel) anjlok. Petani pun terancam merugi karena tak sebanding dengan biaya produksi.
Anjloknya harga bumbu dapur tersebut diungkapkan Sumila, seorang petani cabai di Jalan Pondok Mangga, Kelurahan Loktabat Utara, Banjarbaru.
Belum lama ini, ia menjual hasil panen jenis cabai rawit Kaliber ke tengkulak hanya sebesar Rp 15.000 per kilo.
“Kemarin diambil sama tengkulak Rp15.000 per kilo. Cabai jenis kaliber,” ujarnya, Kamis (6/11).
Bahkan menurutnya, beberapa bulan lalu, harga cabai yang ia jual ke tengkulak sempat lebih murah dari sekarang yaitu hanya Rp 10 ribu per kilo.
Sumila menyebut, harga cabai jenis yang sama yang ia tanam dan panen, jika di waktu harga mahal bisa jauh harga diatas sekarang. “Kadang-kadang bisa Rp 30 ribu atau Rp 40 ribu. Malah tahun yang dulu itu sampai Rp 90 ribu di kebun per kilo,” ungkapnya.
Dengan harga anjlok ini, petani cabai ini mengaku rugi, sebab tidak sesuai dengan biaya perawatan dan upah metik.
“Rugi. Upah untuk metik saja Rp 5 ribu per kilonya, terus dijual Rp 15 ribu. Bahkan kemarin sempat Rp 10 ribu, upah pemetik Rp 5 ribu saya yang punya cuma dapat Rp 5 ribu,” ungkapnya.
Masih lanjut Sumila, pada panen terakhir kebunnya menghasilkan 100 kilogram lebih. “Kalau puncaknya sempat 2 kuintal, kalau terakhir ini kemarin cuma sekuintal seperempat,” ujarnya.
Murahnya harga cabai di tingkat petani juga diungkapkan petani lain, Poniman. Ia menyebut cabai jenis caplak saat ini hanya berkisar Rp 15 ribu per kilonya. “Kemarin teman-teman jual Rp 15 ribu sekilo. Murah sekarang,” ujarnya.
Sementara itu, seorang buruh pemetik cabai, Sumiati mengaku dalam sehari bisa memetik sebanyak puluhan kilo dan membawa pulang upah mencapai Rp 150 ribu. “Sehari bisa sampai 30 kilo dapatnya,” ujar warga Banjarbaru ini.
Bila di tingkat petani harga masih belum bergerak, tidak demikian dari pantauan di pasar. Seiring musim hujan, berbagai jenis cabai harganya mulai naik. Kenaikan harga tersebut bervariasi mulai Rp 10 ribu sampai Rp 30 ribu per kilogram.
Disampaikan Reza, pedagang cabai di Pasar Bauntung Banjarbaru, harga terkini berbagai cabai memang lagi naik. “Sudah seminggu terakhir harga naik untuk semua jenis cabai,” katanya.
Dipaparkan, harga cabai tiung Rp 30 ribu/Kg, sebelumnya Rp 20-25 ribu. Cabai tiung kecil Rp 35 ribu dari sebelumnya Rp 20 ribu.
Menurut Reza, kenaikan harga ini karena faktor cuaca yang sering hujan, sehingga ada kebun cabai yang kebanjiran, dan ada cabai siap panen yang busuk atau tanamannya mati.
“Pasokan kurang, petani cabai tidak mendapat hasil panen yang banyak karena ada tanaman yang mati,” jelasnya
Meski sudah merangkak naik, pedagang lain, Mama Mayang, mengaku belum berani menambah stok cabai di lapaknya dengan alasan pasaran sepi, karena kurang permintaan dari masyarakat.
“Stok cabai saya yang ada saja mulai rusak karena tidak laku,” katanya, seraya mengatakan, panen cabai masih lumayan banyak di kalangan rumah tangga.
Lanjut Mama Mayang, apabila musim hujan berlangsung lama, biasanya tanaman cabai banyak yang rusak dan pasokan ke pasar juga terbatas. “Saat itulah jualan kita akan mulai laku,” katanya tersenyum. (riz/dea)