Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan peremajaan pohon yang memiliki tingkat kerawanan tinggi sebagai upaya untuk mencegah pohon tumbang saat cuaca buruk, khususnya ketika hujan.
“Pohon yang sudah tidak sehat atau berisiko tumbang diganti dengan jenis pohon yang lebih adaptif, kuat dan sesuai dengan kondisi media tanam serta lebar area tajuk,” kata Kepala Bidang Jalur Hijau Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta, Herlina Merinda di Jakarta, Minggu.
Pihaknya juga melakukan identifikasi dan evaluasi kondisi kesehatan pohon termasuk sistem perakaran dan kerapatan tajuk.
Kemudian struktur cabang untuk menentukan tindakan yang tepat seperti penopingan atau pemangkasan, perawatan maupun penggantian dengan pohon baru.
Menurut dia, penopingan dan peremajaan pohon dilaksanakan secara serentak di lima wilayah kota administrasi di DKI Jakarta dengan melibatkan 880 personel dari 44 kecamatan, lima suku dinas serta tingkat dinas.
Untuk mendukung kelancaran kegiatan, Distamhut DKI Jakarta menyiapkan berbagai peralatan, di antaranya 156 unit gergaji mesin (chainsaw) untuk pemangkasan dan penopingan.
Kemudian 69 unit truk angkut sampah untuk mengangkut hasil pemangkasan, 15 unit mobil tangga dan 13 unit mobil crane untuk menjangkau pohon besar dan tinggi. Selain itu 20 unit motor trail untuk patroli cepat di lokasi yang sulit dijangkau.
Pemeliharaan dan pengelolaan pohon secara rutin merupakan salah satu pilar penting dalam mendukung program Jaga Jakarta.
Menurut dia, gerakan untuk mewujudkan kota yang memiliki ketahanan terhadap cuaca ekstrem, nyaman dan berkelanjutan bagi seluruh warga.
Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada saat beraktivitas di luar ruangan, terutama di area dengan pepohonan besar ketika terjadi hujan deras dan angin kencang.
“Kami akan terus melakukan pemantauan 24 jam melalui posko dan tim siaga di setiap wilayah,” katanya.
Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan dan angin kencang di wilayah Jakarta diprediksi meningkat hingga akhir 2025.
"Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan personel, sarana dan prasarana menghadapi cuaca ekstrem," kata dia.







