Proyek JIAT di Tolondadu Dua Bolsel Diduga Menyimpang, Warga APH Diminta Turun Tangan
Rizali Posumah November 10, 2025 03:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Proyek JIAT merupakan pekerjaan swakelola yang terbagi dalam beberapa titik.
 
  • Yakni Desa Tolondadu di Bolsel serta Desa Guaan dan Moat di Kabupaten Boltim, dengan total anggaran mencapai Rp7,2 miliar.
 
  • Untuk Tolondadu Dua sendiri, pagu sebesar Rp 1,8 miliar dialokasikan untuk sejumlah item pekerjaan.

 

TRIBUNMANADO.CO.ID, BOLAANG UKI – Program prioritas pemerintah pusat di sektor pertanian kembali menjadi sorotan.

Kali ini, proyek Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di Desa Tolondadu Dua, Kecamatan Bolaang Uki, Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel) diduga dikerjakan asal-asalan dan tidak sesuai mekanisme perencanaan.

Proyek JIAT merupakan pekerjaan swakelola yang terbagi dalam beberapa titik.

Yakni Desa Tolondadu di Bolsel serta Desa Guaan dan Moat di Kabupaten Boltim, dengan total anggaran mencapai Rp7,2 miliar.

Untuk Tolondadu Dua sendiri, pagu sebesar Rp 1,8 miliar dialokasikan untuk sejumlah item pekerjaan.

Mulai dari pengeboran, pembangunan rumah pompa, pemasangan jaringan dan box, hingga instalasi solar cell.

Padahal sebelum pelaksanaan dimulai, Balai Wilayah Sungai (BWS) I Sulut telah melakukan sosialisasi dan menjelaskan bahwa proyek ini akan dikerjakan secara swakelola dengan memprioritaskan tenaga kerja lokal melalui Perkumpulan Petani Pemakai Air Tanah (P3AT).

Namun fakta di lapangan justru berbeda.

Pekerjaan tidak dikerjakan P3AT, progres mangkrak, dan sejumlah tahapan dinilai tidak berjalan sesuai ketentuan.

Saat dikonfirmasi, Pelaksana Teknis BWS Satu Stevano Krista mengakui bahwa pengeboran di Tolondadu Dua gagal karena debit air yang ditemukan jauh dari target.

“Untuk mengairi 10 hektare sawah debit yang dibutuhkan minimal 10 liter perdetik, tapi di titik Tolondadu hanya keluar sekitar satu liter,” jelas Stevano, Minggu 9 November 2025 via telepon.

Ia menambahkan proyek tersebut rencananya akan dipindahkan ke Kecamatan Pinolosian, dengan alasan debit air di lokasi lama tidak mencukupi.

Terkait tidak dilibatkannya masyarakat lokal, Stevano mengatakan bahwa pemboran dilakukan bekerja sama dengan TNI, sesuai petunjuk dari pusat.

“Untuk pompa dan jaringan kami pakai tenaga lokal. Tapi karena pemboran merupakan pekerjaan teknis berat, pusat mengarahkan untuk melibatkan TNI,” ujarnya.

Meski demikian, Stevano enggan menjelaskan mengenai realisasi pembayaran progres proyek, yang justru memicu lebih banyak pertanyaan dari warga.

Ketua Gapoktan Tolondadu Dua Risno Masaguni, menilai BWS Satu telah menyalahi sejumlah tahapan penting.

Menurutnya, setelah musyawarah desa  satu dan sosialisasi, seharusnya dilanjutkan dengan musdes dua untuk membentuk kelompok P3AT.

Namun hingga kini tak pernah dilakukan.

“Sejak awal dijelaskan pekerjaan JIAT dilaksanakan melalui kelompok masyarakat. Tapi kenyataannya tidak begitu,” tegasnya.

Risno juga meragukan alasan pemindahan lokasi proyek.

Ia menyebut BWS sebelumnya sudah menggunakan alat modern untuk menentukan titik bor.

Bahkan pemilik lahan hibah, Udin Mundok, telah memberikan keleluasaan penuh.

“Kami menduga pemindahan lokasi dilakukan karena BWS tidak mampu menjelaskan ketidakteraturan prosedur di awal. Hanya karena alasan perintah pusat,"  ujarnya.

Kepala Desa Tolondadu Dua, Sukri Tuliabu, juga menyampaikan kekecewaannya.

Menurutnya, semua yang disampaikan saat sosialisasi tidak sesuai saat pekerjaan berlangsung.

“Kami hanya dilibatkan saat diminta tanah hibah dan urusan administrasi. Setelah itu semuanya tidak jelas,” ungkapnya.

Ia menyebut desa mereka telah beberapa kali mendapatkan program dari BWS, termasuk P3TGAI, dan tidak pernah ada masalah sebesar ini.

“Program irigasi sebelumnya berjalan lancar. Hanya JIAT yang bermasalah seperti ini,” tegas Sukri.

Amar salah satu warga Tolondadu Dua berharap Aparat Penegak Hukum (APH) turun tangan melakukan investigasi, termasuk menelusuri dugaan pembayaran yang tidak sesuai progres pekerjaan.

"Proyek ini adalah program strategis pemerintah yang seharusnya memberikan manfaat besar, bukan justru meninggalkan masalah,"kata Amar. (Nie)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.