Hati-hati! Radang Tenggorokan pada Anak Bisa Picu Penyakit Jantung
GH News November 10, 2025 06:09 PM
Jakarta -

Radang tenggorokan dan demam merupakan masalah kesehatan yang umum dialami anak-anak. Namun, dalam beberapa kasus, kondisi ini bisa berujung fatal karena berpotensi memicu penyakit jantung. Apa kaitannya?

Ketua Unit Kerja Koordinasi Kardiologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Rizky Adriansyah, M Ked(Ped), SpA, Subsp Kardio(K) menjelaskan, hal tersebut dapat terjadi pada anak yang terinfeksi bakteri Streptococcus beta-hemolyticus grup A (SGA) dan tidak mendapatkan penanganan segera.

Menurut dr Rizky, radang tenggorokan akibat infeksi SGA dapat berkembang menjadi demam rematik, yaitu reaksi sistem kekebalan tubuh yang muncul 1-5 minggu setelah infeksi awal. Kondisi demam rematik inilah yang kemudian bisa menimbulkan komplikasi serius, termasuk gangguan pada jantung.

"Jadi ini (demam rematik) ini bisa menyerang sendi, menyerang kulit, dan juga bisa jantung, ini yang berat," ujar dr Rizky ketika ditemui awak media di Jakarta Pusat, Senin (10/11/2025).

"Kalau dia nyerangnya sudah ke jantung, biasanya bisa menyebabkan kecacatan pada katup jantung. Itu yang kita sebut istilahnya dengan penyakit jantung rematik," sambungnya menambahkan kondisi ini dapat memicu gagal jantung dan stroke, sehingga membutuhkan operasi.

Menurut dr Rizky, kondisi dapat muncul ketika serangan atau infeksi yang terjadi muncul secara berulang, atau langsung berat di awal. Oleh karena itu, penanganan yang tepat diperlukan untuk mencegah keparahan kondisi anak.

Beberapa gejala radang tenggorokan karena infeksi SGA meliputi demam tinggi lebih dari 48 jam, nyeri menelan tanpa disertai batuk, nyeri daerah kelenjar leher, amandel merah bengkak dan kadang bernanah, lalu ruam kemerahan pada sebagian kasus.

Tanda dan gejala demam rematik biasanya muncul 1-5 minggu setelah radang tenggorokan akibat SGA. Gejalanya dapat berupa nyeri dan bengkak pada sendi yang berpindah-pindah, anak tampak gelisah, hingga muncul ruam merah melingkar pada kulit. Apabila anak mengalami demam tinggi selama 48 jam tidak menurun meski sudah diberi obat penurun demam, sebaiknya anak segera langsung dibawa ke dokter. Ini untuk menentukan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan orang tua. dr Rizky menjelaskan infeksi SGA berkaitan erat dengan kebersihan dan sanitasi. Pencegahan pertama adalah mengobati infeksi dan radang tenggorokan, lalu jangan berbagi alat makan ketika digunakan, dan sikat gigi secara rutin.

"Terus alat makan yang tukar-tukaran itu bisa berdampak muncul risiko penyakit jantung rematik ini. Jadi harus betul-betul tidak hanya dari sisi konsumsi dan jenis makanannya saja, tapi cara alat makan satu sama lain itu perlu dijaga kebersihannya," ujar dr Rizky.

Apabila anak mengalami sakit tenggorokan, maka dr Rizky menyarankan untuk memberikan anak masker. Apabila anak perlu istirahat dulu, itu akan lebih baik untuk mencegah penularan.

Langkah pencegahan lain yang bisa dilakukan meliputi memberikan pengetahuan cuci tangan rutin pada anak dan mengurangi kepadatan kamar tidur, serta ventilasi rumah.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.