Pertumbuhan Ekonomi Jabar Naik 5,20 Persen, Dedi Mulyadi Buka Suara sampai Bocorkan Resep Percepat Investasi
Fidiah Nuzul Aini November 11, 2025 08:34 AM

Grid.ID -Dedi Mulyadi buka suara soal pertumbuhan ekonomi Jabar yang naik 5,20 persen. Gubernur Jabar bocorkan resep percepat investasi.

Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada triwulan III tahun 2025 tercatat mencapai 5,20 persen, melampaui rata-rata nasional yang berada di angka 5,04 persen. Capaian ini didorong oleh kebijakan pembangunan yang efektif serta peningkatan arus investasi.

Pertumbuhan ekonomi Jabar naik 5,20 persen, Dedi Mulyadi buka suara. Gubernur Jabar bocorkan resep percepat investasi.

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat, pertumbuhan ekonomi provinsi ini menempati posisi kelima secara nasional dan berkontribusi sebesar 12,73 persen terhadap total ekonomi Indonesia. Pelaksana Tugas Kepala BPS Jawa Barat, Darwis Sitorus, menjelaskan bahwa capaian positif tersebut merupakan hasil dari kebijakan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota yang berhasil menggerakkan aktivitas ekonomi masyarakat.

“Mobilitas masyarakat sepanjang Januari–September, produksi padi yang meningkat, dan juga capaian realisasi investasi PMA dan PMDN yang mendorong sektor konstruksi dan komponen PMTB,” jelas Darwis, dikutip dari TribunJabar.id.

Selama sembilan bulan menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menunjukkan komitmen kuat dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi dengan menjalankan lima kebijakan pokok secara konsisten. Salah satu langkah nyata yang ia ambil adalah memperlancar mobilitas penduduk dan distribusi logistik melalui pembangunan jalan sepanjang 666 kilometer yang seluruh pendanaannya berasal dari pajak kendaraan bermotor.

“Mobilitas masyarakat bisa mendorong tumbuhnya perekonomian,” katanya.

Dedi menekankan bahwa kualitas infrastruktur menjadi faktor kunci dalam pembangunan ekonomi daerah.

“Kalau jalannya cepat rusak, maka akibatnya adalah pembangunan balik lagi ke jalan, balik lagi ke jalan. Sehingga, kita tidak punya kesempatan untuk melakukan investasi sumber daya manusia yang lebih besar ke depan,” tegasnya.

Ia menambahkan, perbaikan jalan dan irigasi menjadi prioritas utama agar produktivitas masyarakat, khususnya di sektor pertanian, tetap terjaga.

Selain pembangunan fisik, Dedi juga menekankan pentingnya transparansi dalam pengelolaan keuangan daerah.

Sejak awal masa jabatannya, ia membuka akses publik terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Bahkan, ia secara rutin melaporkan kondisi kas daerah setiap hari melalui akun media sosial pribadinya sebagai wujud akuntabilitas kepada masyarakat.

Kebijakan-kebijakan tersebut turut memperkuat kepercayaan investor di Jawa Barat. Dedi juga menindak praktik premanisme melalui pembentukan satuan tugas, memberantas percaloan tenaga kerja industri lewat aplikasi NyariGawe, serta membantu penyelesaian berbagai kendala yang dihadapi investor dan pelaku usaha di daerah.

Upaya tersebut membuahkan hasil positif. Berdasarkan data Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Jawa Barat pada kuartal III tahun 2025 mencapai Rp77,1 triliun, setara 15,7 persen dari total investasi nasional. Angka ini mencatat kenaikan signifikan sebesar 36,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024, yang saat itu mencatat nilai Rp56,57 triliun.

“Investasi tidak hanya soal angka, tapi bagaimana memberikan dampak nyata bagi pembangunan manusia di Jawa Barat,” katanya.

Dedi menegaskan, dirinya bersama jajaran Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan terus berfokus melaksanakan program pembangunan demi kesejahteraan masyarakat.

"Dan kita anggap berbagai sindiran, nyinyiran, atau kritik yang dialamatkan pada saya sebagai obat agar saya tidak jumawa, terus mawas diri dan konsisten memperjuangkan kepentingan rakyat," katanya.

Survei terbaru yang dirilis oleh Indikator Politik Indonesia menempatkan Prabowo Subianto di posisi teratas dalam simulasi elektabilitas calon presiden (capres). Menariknya, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menempati posisi kedua dengan perolehan yang cukup jauh di atas sejumlah tokoh nasional lainnya, seperti Anies Baswedan, Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo.

Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, menjelaskan bahwa survei yang dilaksanakan pada 20–27 Oktober 2025 menunjukkan Prabowo Subianto memiliki tingkat elektabilitas sebesar 46,7 persen, diikuti oleh Dedi Mulyadi dengan 18,4 persen.

“Dedi Mulyadi cukup menonjol dan menempati posisi kedua. Ia melampaui nama-nama besar seperti Anies, Gibran, hingga Ganjar,” ujarnya dalam rilis Evaluasi Publik Setahun Kinerja Pemerintah Prabowo–Gibran di Jakarta, Sabtu (8/11/2025), dikutip dari Kompas.com.

Beberapa nama lain yang berada di bawah Dedi Mulyadi antara lain Anies Baswedan (9 persen), Gibran Rakabuming Raka (4,8 persen), Agus Harimurti Yudhoyono (3,9 persen), dan Ganjar Pranowo (3,7 persen). Sementara itu, Purbaya Yudhi Sadewa, yang baru menjabat sebagai Menteri Keuangan, mulai dikenal publik dengan elektabilitas 1,5 persen.

“Nama Purbaya memang relatif baru muncul, tetapi mulai dikenal publik dan masuk ke dalam daftar 25 nama yang kami uji dalam simulasi,” jelas Burhanuddin.

Selain mereka, beberapa figur publik lain juga tercatat dalam survei, di antaranya Sherly Tjoanda Laos (1,1 persen), Khofifah Indar Parawansa (0,5 persen), Erick Thohir (0,4 persen), Kaesang Pangarep (0,4 persen), dan Puan Maharani (0,1 persen).

Burhanuddin menambahkan bahwa simulasi ini melibatkan 25 nama calon potensial sebagai respon atas keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang menghapus ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold). Dengan aturan baru tersebut, setiap partai memiliki peluang untuk mengusung capres sendiri tanpa keharusan berkoalisi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.