TRIBUNJATENG.COM - Kasus penculikan balita Bilqis (4) dari Makassar yang ditemukan di Jambi menjadi pengingat yang menyakitkan bagi semua orang tua tentang bahaya yang mengintai anak-anak.
Modus operandi penculik yang semakin beragam, bahkan melibatkan jaringan jual beli anak, menuntut orang tua untuk meningkatkan kewaspadaan.
Berikut adalah 7 tips praktis dan evergreen yang harus diterapkan setiap orang tua balita demi menjaga keamanan buah hati Anda:
1. Ajarkan Aturan "Orang Asing Berbahaya" (Stranger Danger)
Jangan menunggu anak besar untuk mengajarkan konsep dasar keamanan.
Sesuaikan bahasanya agar mudah dipahami balita:
Identifikasi Orang Asing: Ajarkan anak bahwa orang asing adalah siapa pun yang tidak mereka kenal, meskipun orang tersebut terlihat ramah atau menawarkan hadiah.
Aturan "Tidak Ada Rahasia": Beri pemahaman kepada anak bahwa mereka tidak boleh merahasiakan apa pun dari orang tua, terutama jika seseorang meminta mereka untuk menyembunyikan sesuatu.
Tolak Tawaran: Tegaskan agar anak selalu menolak permen, mainan, atau ajakan dari orang yang tidak mereka kenal.
2. Terapkan "Kode Rahasia Keluarga"
Buatlah satu kata atau frasa rahasia yang hanya diketahui oleh orang tua dan anak.
Fungsi Kode: Kode ini harus diucapkan oleh siapa pun—termasuk kerabat jauh atau teman yang tidak sering mereka temui—yang ditugaskan untuk menjemput anak.
Tegas Menolak: Ajarkan anak untuk tidak pernah ikut dengan siapa pun yang tidak bisa menyebutkan Kode Rahasia tersebut, bahkan jika orang itu mengaku dikirim oleh Anda.
3. Selalu Dampingi di Tempat Publik
Kelalaian kecil di tempat umum adalah celah utama yang dimanfaatkan penculik, seperti yang terjadi pada kasus Bilqis di taman publik.
Pengawasan Aktif: Di area ramai (mal, taman bermain, pasar), jangan biarkan balita lepas dari pandangan Anda, meskipun hanya sedetik untuk menjawab telepon atau melihat ponsel.
Pegang Tangan/Gendong:
Selalu pastikan tangan balita Anda terpegang atau anak berada dalam gendongan/kereta dorong di area yang padat.
4. Batasi Informasi Pribadi Anak di Media Sosial
Penculik sering kali menggunakan media sosial untuk memetakan kebiasaan dan lokasi anak.
Hapus Data Sensitif: Hindari mengunggah foto yang memperlihatkan seragam sekolah anak secara detail, lokasi rumah, atau jadwal rutin mereka (misalnya, jadwal les di hari tertentu).
Nonaktifkan Fitur Lokasi: Matikan fitur geotagging (penanda lokasi) saat mengunggah foto anak Anda.
5. Latih Anak Berteriak dan Melawan
Ajarkan balita Anda apa yang harus dilakukan jika mereka merasa takut atau ditarik oleh orang yang tidak dikenal.
Teriak "Bukan Ayahku/Ibuku!": Ajarkan mereka berteriak keras dengan kalimat spesifik seperti "Tolong, ini bukan ayahku!" atau "Aku tidak kenal orang ini!" (bukan hanya "Tolong!") untuk menarik perhatian orang lain.
Mencari Bantuan: Tunjukkan kepada anak sosok yang bisa dimintai pertolongan di tempat umum (polisi, petugas keamanan, atau ibu-ibu lain).
6. Waspadai Modus Penawaran Bantuan
Penculik sering mendekati orang tua dengan dalih menawarkan bantuan atau mengaku kenal.
Curigai Kedekatan Berlebihan: Waspadai orang asing yang tiba-tiba bersikap terlalu akrab dengan balita Anda atau menanyakan detail pribadi anak Anda.
Jaga Jarak Aman: Jangan pernah meninggalkan balita Anda (bahkan hanya sekejap) dengan orang asing, meskipun orang tersebut terlihat meyakinkan.
7. Kenali Lingkungan Sekitar dan Rute Harian
Perhatikan keamanan lingkungan sekitar rumah dan rute yang rutin Anda lewati bersama balita.
Pola Rutin: Ubah rute jalan kaki atau waktu kunjungan ke taman sesekali untuk menghindari orang yang mungkin sedang memantau rutinitas Anda.
Kamera Keamanan: Jika memungkinkan, pasang kamera pengawas di rumah atau di area bermain untuk menambah lapisan keamanan.
Kewaspadaan adalah kunci. Dengan menerapkan tips-tips di atas secara konsisten, Anda telah mengambil langkah proaktif untuk melindungi masa depan balita dari ancaman penculikan. (*)