Polisi Ditusuk Membabi Buta Hingga Tewas Bersimbah Darah, Terjadi Saat Lerai Perkelahian Suami Istri
Murhan November 15, 2025 05:31 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID -  Seorang anggota polisi bernama Bripka Laode Abdul Salam (37) ditusuk membabi buta hingga tewas.

Sang polisi tewas bersimbah darah dengan posisi telungkup di lantai rumah.

Peristiwa nahas ini terjadi di Kelurahan Mataiwoi, Kecamatan Wua-Wua, Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), pada Sabtu (15/11/2025) dini hari.

Korban merupakan anggota polisi yang bertugas di Polres Tolikara Polda Papua Pegunungan.

Laode Abdul Salam ditemukan dengan kondisi tubuh dipenuhi luka tusuk dan sayatan.

Sementara itu, terduga pelaku sudah diamankan tim Jatanras Ditreskrimum Polda Sultra.

Pelaku berinisial J ternyata masih kerabat dekat korban.

Saat ditangkap, J juga mengalami sejumlah luka sabetan hingga dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk mendapat perawatan.

Saat ini J masih diperiksa pihak kepolisian untuk mengungkap kronologi dan motif pembunuhan. 

Kanit Resmob Subditt III Jatanras AKP Gayuh Pambudhi Utomo menjelaskan, Bripka Laode merupakan anggota Polri aktif yang bertugas di Polres Tolikara.

“Korban memiliki keluarga besar di Muna, namun lahir di Jayapura. Saat ini bertugas di Polres Tolikara dengan pangkat Bripka,” kata AKP Gayuh, Sabtu (15/11/2025).

Kronologi

Kabar yang beredar, kronologi insiden yang merenggut nyawa itu berawal dari cekcok rumah tangga antara pelaku dan istrinya.

Korban yang saat itu sedang menginap di rumah pelaku terbangun karena mendengar keributan dari dalam rumah.

“Korban adalah keponakan dari istri pelaku. Dia bangun karena mendengar ribut dan berniat melerai,” ujar AKP Gayuh melalui keterangan resminya.

Saat hendak melerai itulah, pelaku malah menyerang korban menggunakan badik.

Korban ditusuk secara membabi buta hingga tewas di tempat.

“Saat melerai, pelaku balik menyerang korban menggunakan badik hingga tewas di tempat kejadian,” ujarnya.

Saat itulah terjadi kepanikan di lokasi kejadian. Warga yang mendengar kegaduhan langsung menghubungi aparat kepolisian. 

Tim Unit Resmob Polda Sultra bergegas ke lokasi dan mendapati pelaku masih memegang parang. J sempat coba melakukan perlawanan, namun setelah diberi peringatan akhirnya menyerah. 

Apa yang Harus Dilakukan Saat Ditantang Berkelahi?

Anda mungkin pernah ikut karate, silat, atau kung fu. Mungkin juga sering meniru gerakan tinju dan tae kwon do. 

Tapi jika dihadapkan pada pertarungan sebenarnya, apa hal terbaik yang bisa Anda lakukan? Memasang muka garang, bersiap dengan kuda-kuda?

Sebenarnya ada strategi yang lebih jitu bila harus menghadapi seseorang yang marah dan siap menempeleng kepala Anda, karena Anda melirik dan menggoda pacarnya.

Menurut Wally “The Weapon” MacDonald, pelatih mixed martial arts dari Rochester, New York, hampir semua perkelahian didahului dengan perang mulut. Dan ini sebenarnya kesempatan untuk menghindari baku pukul.

 "Hal terbaik yang bisa dilakukan adalah berdamai, minta maaf atas apa yang terjadi. Lebih baik menurunkan ketegangan daripada membuat kondisi makin runyam," ujarnya.

Mengapa demikian? Karena kita tidak pernah tahu kemampuan seseorang dan apa yang dia bawa. 

Banyak orang di luar sana belajar beladiri atau membawa senjata saat bepergian. Walau Anda merasa bisa menjatuhkan seseorang sekali pukul, belum tentu lawan yang dihadapi kali ini gampang di-KO.

Namun bila langkah damai itu tak diterima, dan lari juga tak mungkin, maka ada beberapa tips dari McDonald untuk menghindarkan diri dari kekalahan.

1. Perhatikan bahasa tubuh lawan

Menurut McDonald, orang yang bersiap menyerang biasanya akan menjadi tegang, dagunya bergerak ke bawah, dan tubuhnya mengambil posisi seperti hendak menerjang.

Bila tangannya mengepal, bahunya ditarik ke belakang, dan giginya mengatup, itu pertanda ia akan memukul.

2. Dahului

"Dalam banyak kasus, perkelahian di jalanan tidak akan berlangsung lama, hanya beberapa pukulan saja, jadi sebaiknya dahului memukul," kata McDonald. 

Arahkan pukulan pada dagu, hidung, atau dahi lawan. Ini akan membuatnya sempoyongan dan Anda punya waktu untuk pergi.

 "Anda juga bisa menendang selangkangannya," ujar mantan petarung itu.

Orang yang mendapat pukulan telak biasanya enggan meneruskan perkelahian. Namun untuk bisa memukul dengan telak, Anda tentu perlu latihan.

Nah masalahnya, saat ini orang berkelahi tidak hanya memukul saja. Gara-gara banyak acara pertarungan eperti UFC dan MMA di TV, orang meniru gerakan-gerakan tersebut. Beberapa orang bahkan berusaha membanting lawan dan memitingnya.

3. Jatuhkan

Jadi jika lawan berusaha menjatuhkan dengan teknik gulat atau jiu jitsu, ia biasanya akan menekuk lutut dan pinggang sebelum maju. 

Jika lawan menerjang, sambil mundur tekan kepalanya ke bawah hingga jatuh dan tindihlah. 

Usahakan berat badan kita ada di leher dan kepalanya, agar kita bisa menekannya ke lantai dan membuatnya tak berkutik.

4. Persiapkan mental

Namun sebelum memulai perkelahian, ada satu hal yang harus dimiliki seseorang, yakni mental. Menurut Tony Blauer, pengajar sistem beladiri SPEAR, kita tak akan bisa memenangkan pertarungan tanpa mental yang benar. 

"Pikiran mengendalikan tubuh," ujarnya. "Bela diri pada dasarnya merupakan perpaduan mental dan fisik untuk melakukan hal yang tepat guna melindungi diri."

Blauer yang sering mewawancarai pihak yang menang maupun kalah dalam perkelahian, menemukan bahwa penentu utama kemenangan adalah mental. Perkelahian di jalan akan beda dengan pertandingan di ring.

"Di jalanan tidak ada waktu untuk pemanasan atau persiapan. Tidak ada orang yang akan berkelahi, namun minta waktu sebentar untuk persiapan," ujarnya.

Dalam pertarungan di jalanan, rasa takutlah yang membuat seseorang tak mampu beraksi dengan benar walau ia mungkin rutin berlatih bela diri. 

"Rasa takut itu merupakan efek dari keraguan, keengganan, gugup, dan panik, dan menyergap sangat cepat."

Karenanya pelatihan yang dilakukan Blauer menitikberatkan pada persiapan mental untuk menghadapi ketakutan, sehingga seseorang bisa mengambil langkah yang benar saat ia diserang.

5. Tinggalkan ego

Tentu saja hal terbaik bagi mental dan tubuh Anda adalah menghindari terjadinya perkelahian. 

Baik McDonald maupun Blauer mengatakan, kesalahan umum yang dijumpai pada para pria adalah mereka merasa sok jagoan dan tak mau mengalah. 
Bahkan McDonald yang berkarir di arena selama 20 tahun mengatakan dirinya lebih suka menghindari perkelahian.

"Dalam banyak peristiwa, bila seseorang emosi dan mengajak berkelahi, namun Anda tenang dan meredakan ketegangan, maka perkelahian bisa terhindarkan," katanya. Bahkan bila Anda di pihak yang benar, jauh lebih baik untuk berdamai.

Selain itu, ego Anda akan membaik lebih cepat daripada mata lebam dan hidung bengkok yang terjadi bila Anda tak mau menghindari perkelahian.

(Banjarmasinpost.co.id/Tribunsultra.com)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.