Ringkasan Berita:
- Sekelompok pencuri membobol butik perhiasan dan menyandera pemilik beserta istri pada insiden Rabu (13/11/2025)
- Para pelaku membawa kabur perhiasan senilai antara 500.000 hingga 1 juta euro, atau sekitar Rp 9,7 miliar-Rp 20 miliar
- Pada hari yang sama, sejumlah orang juga mencoba membobol brankas milik kantor pos utama, tapi hanya membawa kabur tas yang ternyata kosong
BANJARMASINPOST.CO.ID - Pencurian diiringi tindak kekerasan makin sering terjadi dan pelaku kian berani saat beraksi.
Tidak hanya terhadi di Indonesia, tapi juga di mancanegara, termasuk daratan Eropa.
Terkini, terjadi di Kota Roubaix, wilayah utara Perancis, dekat perbatasan Belgia.
Kota ini dulunya merupakan pusat industri tekstil wol yang penting.
Kini dikenal memiliki warisan industri yang kaya serta merupakan bagian dari Metropole Eropa Lille.
Saat ini, kepolisian Perancis menyelidiki kasus pencurian besar di kota itu.
Sekelompok pencuri membobol butik perhiasan dan menyandera pemilik beserta istri.
Insiden yang jadi sorotan publik itu terjadi pada Rabu (13/11/2025).
Para pelaku membawa kabur perhiasan senilai antara 500.000 hingga 1 juta euro, atau sekitar Rp 9,7 miliar-Rp 20 miliar.
Pihak berwenang kini membuka penyelidikan atas kasus penculikan, pemerasan bersenjata, serta dugaan keterlibatan jaringan kejahatan terorganisir.
Sebelum melarikan diri, pelaku menyandera pemilik toko dan istri.
Hingga kini, belum ada laporan mengenai kondisi korban pasca-kejadian.
Pada hari yang sama, sejumlah orang juga mencoba membobol brankas milik kantor pos utama Roubaix dengan cara meledakkannya.
Tapi, upaya itu gagal.
Para pelaku hanya membawa kabur tas yang ternyata berisi tas-tas kosong.
Sebanyak enam orang berhasil ditangkap pada malam harinya, menurut laporan kantor berita AFP.
Rangkaian pencurian ini terjadi tak lama setelah kasus besar lainnya mengguncang Perancis.
Bulan lalu, sekelompok perampok menggasak perhiasan senilai sekitar 102 juta dollar AS (sekitar Rp 1,7 triliun) dalam perampokan siang bolong di Museum Louvre, Paris.
Hingga saat ini, otoritas Perancis terus memburu para pelaku pencurian yang diduga tergabung dalam jaringan kriminal terorganisir dan profesional.
Sebelum ini, pencopetan jadi masalah serius di ibu kota Perancis, Paris.
Khususnya di kawasan ramai seperti Metro dan di sekitar tempat wisata populer seperti Menara Eiffel dan Sacré Coeur di Montmartre.
Pencopet banyak beroperasi di daerah yang sering dikunjungi wisatawan dan menggunakan strategi mengalihkan perhatian dan menipu mereka yang tidak sadar.
Bahkan menurut DM News, dikutip dari kontan.co.id, Perancis termasuk enam negara paling berbahaya di Eropa untuk dikunjungi wisatawan karena tingkat kriminalitasnya yang tinggi.
Lima lainnya, adalah Turki, Yunani, Italia, Jerman dan Spanyol.
Terlepas dari citranya yang elegan dan mewah, otoritas perjalanan Amerika Serikat memasukkan Perancis ke Level 2 dalam hal status keamanan.
Di level ini, artinya Anda harus meningkatkan kewaspadaan dari ancaman terorisme dan kerusuhan sipil.
Tidak hanya itu, ibu kota Paris bahkan dikenal dengan pencopetnya yang lihai.
Tempat-tempat ramai seperti Menara Eiffel dan Louvre merupakan tempat utama bagi pencopet.
Masalah copet telah menjadi masalah nasional dalam beberapa tahun terakhir.