Grid.ID - Seorang mahasiswa di Deli Serdang ditemukan bersimbah darah. Kakak korban mengungkapkan kejanggalan kematian sang adik.
Seorang mahasiswa ditemukan meninggal dalam kondisi bersimbah darah di rumah, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara pada Jumat (14/11/2025). Lalu bagaimana kronologinya?
Berikut kronologi mahasiswa di Deli Serdang ditemukan bersimbah darah. Kakak korban mengungkapkan kejanggalan kematian sang adik.
Kakak korban mengaku menemukan sejumlah hal yang tidak wajar saat melihat kondisi jenazah adiknya. Salah satunya adalah motor yang hilang serta gerbang rumah yang terkunci dalam keadaan tak seperti biasanya. Diva Utami Nengsih (22) menangis tanpa henti ketika tubuh adiknya, Bonio Raja Gadjah (18), dipindahkan menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Bhayangkara Medan pada Sabtu (15/11/2025).
Jenazah Bonio dijadwalkan dibawa ke rumah duka di Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan, Sumatera Utara. Diva menuturkan, awalnya keluarga kehilangan kontak dengan Bonio selama dua hari.
Sang ayah kemudian memintanya mengecek keberadaan Bonio di rumah mereka di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Kabupaten Deli Serdang. Biasanya, hanya Diva dan Bonio yang tinggal di rumah tersebut.
Namun, Senin (10/11/2025) sekitar pukul 15.00 WIB menjadi kali terakhir Diva bertemu dengan adiknya sebelum ia harus menginap karena bekerja sebagai ahli gizi di dapur MBG Tembung.
“Posisi saya memang lagi di Tembung karena kerja sebagai ahli gizi MBG,” kata Diva saat diwawancarai di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, dikutip dari Kompas.com.
Menemukan Kejanggalan
Ketika tiba di rumah pada Jumat (14/11/2025) sekitar pukul 20.00 WIB, Diva melihat sesuatu yang tidak biasa. Gerbang besi rumah terkunci rapat, berbeda dari kondisi normal.
“Gerbang itu dikunci bagian atas, tengah, dan bawah. Ini yang dikunci cuma bagian tengah. Terus pintu rumah itu juga dikunci dari dalam pakai kunci engsel," kata Diva.
“Nah, kami biasanya tidak gitu. Saya buka lah dari kunci engsel dari jendela depan rumah. Terus saya cium bau amis,” sambungnya.
Karena curiga, Diva membuka pintu melalui jendela depan. Saat itu ia mencium bau amis. Setelah masuk, ia kaget melihat darah menggenang di ruang tamu, jejak kaki berceceran, dan barang-barang berantakan.
Ketika memeriksa kamar, Diva terpukul melihat Bonio sudah tak bernyawa dalam posisi telentang di lantai.
“Karena ketakutan, saya langsung panggil warga. Jadi rumah itu terkunci semua dan dia ada di dalam. Barang yang hilang, sepeda motor, ponsel, dan dompet,” ungkap Diva.
Keluarga Bonio telah mengadu ke Polrestabes Medan. “Kata polisi, ada luka tusuk di leher, lebam di mata, dan lebam di lengan kanan,” sebut Diva.
Seorang mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Medan Area (UMA) bernama Bonio Raja Gadja ditemukan meninggal dunia, diduga menjadi korban pembunuhan. Jasadnya ditemukan di dalam kamar rumah yang berada di Gang Rambe, Dusun IV, Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, pada Jumat malam, 14 November.
Ayah korban, Johar, menceritakan komunikasi terakhir dengan putranya itu. Ia menjelaskan bahwa pada Rabu, 12 November, Bonio sempat mengirimkan pesan singkat yang mengucapkan selamat Hari Ayah kepadanya dengan kalimat yang sangat menyentuh.
"Hari Rabu. Kebetulan pada hari Rabu dia mengucapkan selamat hari ayah. Dibuatnya kalimat yang sangat menyentuh,"kata Johar, di RS Bhayangkara Medan, dikutip dari TribunJateng.com.
Ucapan tersebut ternyata menjadi pesan terakhir Bonio kepada ayahnya. Pasalnya, sejak Kamis, 13 November, Bonio sudah tidak lagi menjawab telepon maupun membalas pesan. Padahal, pada hari itu Johar berencana mengirimkan uang kuliah untuk anaknya.
"Kejadiannya hari Kamis, mulai gak ada lagi telepon. Kita chat dia gak membalas lagi. Kebetulan saya mau mengirimkan uang kuliahnya gak dibalas,"ucapnya.
Karena tidak mendapat respons, pada Jumat malam Johar meminta putrinya, Diva yang tinggal satu rumah dengan Bonio untuk mengecek kondisi sang adik. Saat itu Diva sedang bekerja sebagai ahli gizi di dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Medan.
Diva pun diminta segera pulang untuk memastikan keadaan.
Ketika tiba di rumah sekitar pukul 20.30 WIB, ia mendapati kondisi rumah berantakan dan Bonio ditemukan sudah meninggal di dalam kamar.
"Kebetulan, anak saya yang di Medan ini melihat, ternyata di dalam rumah berserakan darah."
Bonio diduga menjadi korban pembunuhan yang disertai perampokan. Sepeda motor, ponsel, serta dompet berisi ATM dan uang tunai ikut hilang.
Usai pemeriksaan dan autopsi, jenazah Bonio telah dibawa ke rumah duka di Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan. Johar berharap pelaku segera tertangkap dan dijatuhi hukuman setimpal.
"Semoga cepat tertangkap pelakunya, agar kita paham apa salah nama kita."
Hingga kini, penyebab pasti kematian Bonio Raja Gadja, mahasiswa Fakultas Hukum UMA, masih menjadi teka-teki.