Grid.ID - Sang ayah ungkap perubahan perilaku Bilqis usai diculik. Sepekan berpindah tangan dan lokasi, Bilqis disebut ayahnya berbeda dari sebelumnya.
Dikabarkan sebelumnya, seorang balita berusia 4 tahun, Bilqis Ramadhany, menjadi korban penculikan saat bermain di Taman Pakui Sayang, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu (2/11/2025) lalu. Saat itu, ayahnya sedang melatih tenis di sekitar lokasi.
Dari pantauan CCTV, Bilqis rupanya dibawa pergi oleh seorang wanita yang juga menggandeng dua anak lainnya. Penculikan ini membawa Bilqis berpindah-pindah tangan dan lokasi, hingga akhirnya ditemukan dengan selamat di kawasan Suku Anak Dalam, Tabir Selatan, Merangin, Jambi, pada Sabtu (8/11/2025).
Setelah seminggu menjadi korban penculikan, Bilqis disebut berubah. Sang ayah, Dwi Nurmas (34) ungkap perubahan perilaku Bilqis usai diculik.
Dwi mengaku bersyukur anaknya tersebut telah ditemukan dengan selamat dan sehat. Namun setelah diculik, Bilqis kini jadi lebih agresif.
“Alhamdulillah kondisinya sekarang baik masih seperti biasa, cuma agak-agak kasar, kalau ada dia minta sesuatu lebih agresif, berbeda dengan kemarin-kemarin,” jelas Dwi.
Bilqis juga dikenal mudah akrab dengan orang lain. Akan tetapi kini bocah tersebut jadi agak berbeda dan lebih agresif jika menginginkan sesuatu.
“Perubahannya hanya itu lebih agresif. Seperti kalau ada yang dia inginkan lebih agresif daripada sebelumnya. Misalnya itu kalau minta mainan,” ujar Dwi.
Dwi juga menuturkan bahwa sang anak kini kerap menutup pintu dengan keras, tidak seperti dulu.
"Kalau misalnya dia tutup pintu itu sebelumnya tidak terlalu keras, sekarang bunyi, kayak lebih keras begitu," katanya.
Lebih lanjut, Dwi juga menceritakan tentang pengalaman anaknya selama tinggal bersama Suku Anak Dalam di Jambi. Ia menyebut bahwa putrinya dirawat oleh sebuah keluarga di sana.
Putrinya tersebut mengaku tidur bersama seorang bapak-bapak. Dwi menduga bahwa putrinya tersebut mengira orang itu adalah sang ayah.
Selain itu, Bilqis juga menyebut bahwa di tempat tersebut ada banyak anjing dan anak-anak seumurannya. Ia pun diperlakukan layaknya seorang anak dan diberi makan mi.
"Dia sebut ada anjing, ada bayi-bayi seumurannya. Saya tanya, tidur di mana nak? Dia bilang, sama bapak-bapak. Dia pikirnya bapak-bapak itu saya begitu," kata Dwi, dikutip dari Kompas.com, Rabu (12/11/2025).
"Makan apa di sana? Dia bilang makan mie. Kayak biasa," lanjutnya.
Pemulihan Trauma
Dengan perubahan perilaku Bilqis usai penculikan, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Makassar berkunjung ke rumah untuk memberikan pendampingan. Hal ini menjadi upaya untuk pemulihan trauma dan psikologis korban.
Kepala DP3A Makassar, Ita Isdiana Anwar mengatakan bahwa pihaknya tengah melakukan asesmen dan konseling tahap awal untuk mendalami kondisi psikologis Bilqis.
"Penanganan trauma healing lebih kepada pendekatan ke anak, jangan sampai ada trauma. Ini tahap pertama, kita tadi asesmen, kemudian kami konseling juga," ujar Ita.
Namun dalam tahap pertama ini pihaknya masih belum bisa menjadikannya sebagai acuan soal kondisi psikologis Bilqis. Menurut Ita, masih ada beberapa tahap berikutnya yang harus dijalani.
"Tetapi (hasilnya) belum bisa kami jawab sekarang karena namanya anak-anak, kita tidak bisa paksakan, ada tahap-tahap selanjutnya," jelasnya.
Kronologi Penculikan
Sebelum ditemukan polisi di kawasan Suku Anak Dalam, Jambi, bocah 4 tahun tersebut telah melalui perjalanan panjang selama seminggu. Kejadian ini bermula saat Bilqis tengah bermain di Taman Pakui Sayang, Makassar, pada Minggu (2/11/2025).
Saat itu ayahnya tengah melatih tenis di lapangan sembari sesekali memanggil anaknya yang tengah bermain di sekitar lokasi. Namun pada pukul 10.00 WITA, sang anak sudah tidak ada di sana.
"Saya sedang melatih di lapangan tenis, anak saya main di pinggir lapangan. Setelah izin mau main di sebelah, saya panggil lagi sudah tidak ada," kata Dwi, dikutip dari Tribun-Timur.com.
Ia lalu berusaha mencari keberadaan anaknya yang tiba-tiba hilang tersebut. Tak membuahkan hasil, Dwi kemudian melaporkan kejadian ini ke Polsek Panakkukang pada Senin (3/11/2025), sehari setelah penculikan.
Dari rekaman CCTV, terlihat Bilqis digandeng oleh seorang wanita dan dua orang bocah, satu laki-laki dan satu perempuan. Wanita tersebut akhirnya berhasil ditangkap oleh polisi di Makassar.
Dari pengakuan penculik pertama, Bilqis rupanya telah dijual kepada pelaku lainnya di Yogyakarta. Pelaku kedua kemudian ditangkap di Yogyakarta.
Berikutnya, Bilqis berpindah tangan lagi. Dari Yogyakarta, Bilqis dijual kepada pasangan bernama Ade Friyanto Syaputera dan Mery Ana di Jambi.
Tim Satreskrim Polrestabes Makassar akhirnya berkoordinasi dengan Polda Jambi untuk mencari tahu keberadaan Bilqis dan pelaku terakhir di Jambi. Setelah ditelusuri, Mery dan Ade akhirnya berhasil dibekuk polisi di sebuah penginapan di Kota Sungai Penuh, Jambi, pada Jumat (7/11/2025).
Namun Bilqis belum juga ditemukan. Dari Mery dan Ade, diketahui bahwa keduanya telah menjual bocah malang tersebut kepada salah satu warga di Merangin, Jambi, seharga Rp 80 juta. Polisi kemudian mendatangi lokasi Bilqis berada, yakni di kawasan Suku Anak Dalam.
Polisi pun melakukan pendekatan kepada tokoh adat agar Bilqis dapat dikembalikan. Upaya polisi akhirnya membuahkan hasil, mereka berhasil menjemput Bilqis dan memulangkannya kembali kepada orangtuanya di Makassar.
Usai penculikan, ayah Bilqis, Dwi Nurmas sebut anaknya berubah. Dwimembeberkan perubahan perilaku Bilqis yang kini cenderung lebih agresif dari sebelumnya.