BEM Unimal Sorot Pemadaman Listrik di Aceh, Minta Ganti Rugi dan Audit Independen
Ansari Hasyim November 16, 2025 06:32 PM

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Zaki Mubarak | Lhokseumawe

SERAMBINEWS.COM,LHOKSEUMAWE - Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (Bem) Universitas Malikussaleh (Unimal), Muhammad Ilal Sinaga, mengecam terhadap PT PLN (Persero) yang dinilainya gagal menjaga komitmen menjamin pasokan listrik stabil bagi masyarakat di Aceh.

Kecaman itu, dikatakan Ketua Bem, Ilal Sinaga, Minggu (16/11/2025), atas pemadaman listrik pada Sabtu (15/11/2025) yang terjadi sejumlah wilayah di Provinsi Aceh, sejak sore hari dan menimbulkan gelombang protes keras dari masyarakat.

“Kondisi gelap yang melanda sejumlah kabupaten di Aceh tidak hanya mengganggu aktivitas warga, tetapi juga menimbulkan kerugian material seperti rusaknya peralatan elektronik dan terhambatnya kegiatan ekonomi,” katanya.

Ilal menegaskan, bahwa pemadaman terus berulang bukan lagi bisa dianggap sebagai gangguan teknis semata. Menurutnya, PLN telah menunjukkan ketidak seriusan dalam mengatasi masalah kelistrikan yang berdampak luas pada kehidupan publik. 

“Pemadaman seperti ini bukan sekali dua kali terjadi, bahkan sudah menjadi pola, dan masyarakat terus menjadi korban. Sementara PLN hanya menyampaikan alasan teknis tanpa ada pertanggungjawaban konkret. Kami mendesak PLN memberi ganti rugi atas kerugian yang dialami warga Aceh,” ujarnya.

Menurutnya, Aceh baru saja mengalami pemadaman besar selama tiga hari berturut-turut pada akhir September hingga awal Oktober 2025. 

Pada saat itu, kata Ilal, sebagian besar daerah di Aceh gelap total akibat gangguan pada jaringan transmisi 150 kV dan masalah pada pembangkit listrik, termasuk berkurangnya pasokan hingga sekitar 250 MW. 

“Meski PLN mengerahkan ratusan teknisi dan mengklaim pemulihan telah dilakukan sepenuhnya pada 2 Oktober 2025, kritik publik terus mengarah pada minimnya kompensasi dan lemahnya transparansi PLN dalam menjelaskan akar persoalan.

Banyak warga, termasuk pelaku usaha kecil, melaporkan kerugian signifikan akibat blackout panjang tersebut,” tegasnya.

Disisi lain, melihat pemadaman kembali terjadi hari ini, kata Ilal, menilai PLN tidak belajar dari kejadian sebelumnya. 

Ia menegaskan bahwa masyarakat Aceh berhak mendapatkan perlindungan dan pelayanan terbaik dari penyedia listrik negara. 

“BEM Unimal menuntut agar PLN segera mengambil langkah tanggung jawab berupa ganti rugi bagi warga terdampak, audit independen terhadap sistem kelistrikan Aceh.

Keterbukaan informasi kepada publik mengenai kondisi jaringan dan upaya pencegahan agar blackout tidak terus terulang. PLN tidak pernah belajar dari kesalahan, bahkan meminta maaf pun tidak, apalagi ganti rugi” pintanya.

Ketua Bem Unimal menambahkan, menurutnya lagi, tanpa tindakan nyata, kepercayaan masyarakat terhadap PLN akan semakin tergerus dan persoalan kelistrikan Aceh akan terus berulang tanpa penyelesaian mendasar, ujarnya.

Ilal menutup pernyataannya dengan menegaskan, bahwa BEM Unimal tidak akan tinggal diam dan siap mengawal isu ini demi kepentingan masyarakat luas. 

Ia meminta pemerintah daerah serta DPR Aceh turut menekan PLN agar lebih bertanggung jawab. “Masyarakat Aceh tidak boleh terus hidup dalam ketidakpastian listrik. PLN harus berubah, dan perubahan itu harus dimulai dari akuntabilitas,” tutupnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.