Ringkasan Berita:
- Aceh Hebat 1 merupakan satu-satunya roda transportasi kapal yang berukuran besar ke Simeulue.
- Kapal tersebut selain digunakan masyarakat untuk menyeberang, juga berperan penting dalam mengangkut kebutuhan pokok bagi masyarakat Simeulue.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Indra Wijaya | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Ir Iskandar meminta Pemerintah Aceh membatalkan wacana pengalihan sementara Kapal Aceh Hebat I yang kini melayani rute Calang-Sinabang, ke Pelabuhan Krueng Geukuh-Penang.
Ia menolak keras wacana tersebut. Pernyataan itu diontarkan menyikapi pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, M Nasir terkait penggunaan kapal Aceh Hebat 1 untuk alternatif awal pembukaan pelayaran Krueng Geukuh-Penang.
“Dengan wacana yang disampaikan Sekda Aceh tentu ini melukai hati masyarakat Simeulue,” kata Iskandar kepada Serambi, Minggu (16/11/2025).
Menurutnya wacana tersebut akan mengganggu roda transportasi ke Kabupaten Simeulue yang merupakan salah satu pulau terisolir di Aceh.
Pasalnya, Aceh Hebat 1 merupakan satu-satunya roda transportasi kapal yang berukuran besar ke Simeulue.
Kapal tersebut selain digunakan masyarakat untuk menyeberang, juga berperan penting dalam mengangkut kebutuhan pokok bagi masyarakat Simeulue.
“Yang hari ini saja rutenya dua kali dalam seminggu, masih banyak kendaraan yang mengangtri di pelabuhan. Apalagi ditarik atau dialihkan untuk menjadi alternatif penyeberangan ke Penang,” ujarnya.
Secara otomatis jika kapal itu dialihkan sebagai alternatif, tentu masalah kebutuhan bahan pokok masyarakat Simeulue juga terganggu. Selain itu program makanan bergizi gratis (MBG) Presiden RI di Simeulue juga terganggu total.
Terlebih Kapal Aceh Hebat 1 menempuh jarak dari Simeulue-Calang sejauh 175 mil dengan jalur pelayaran normal ditempuh selama 16 jam. Jika cuaca buruk, perjalanan menempuh waktu hingga 18 jam.
Sementara Krueng Geukuh-Penang jarak tempuh sepanjang 225 mil dengan waktu tempuh antara 22 jam lamanya. Jika ditambah rute Aceh Hebat 1 ke Krueng Geukuh-Penang tentu akan riskan.
“Sebab KMP Aceh Hebat 1 terkesan dipaksakan berlayar. Secara normal tidak memenuhi kriteria. Lebih baik Pemerintah Aceh dibawah kepemimpinan Mualem-Dek Fadh untuk mencari kapal lain,” ungkapnya.
Menurutnya wacana tersebut harus dikaji kembali oleh Pemerintah Aceh. Iskandar yang juga ketua Himpunan Masyarakat Simeulue (Himas) tersebut mengaku tidak bermaksud menentang program Gubernur Aceh.
Penggunaan kapal dari Simeulue dinilai tidak layak melayani rute Krueng Geukuh-Penang dan tidak mengganggu pelayaran yang sudah ada. “Ini jantung hati masyarakat Simeulue. Kami berharap Mualem-Dek Fadh untuk tidak melukai hati masyarakat Simeulue. Karena dari Simeulue menyumbang suara kepada Mualem-Dek Fadh pada Pilkada lalu sebanyak 65 persen,” pungkasnya.(*)