Kisah para Penutur Bahasa Ponosakan, Tinggal Tiga Orang, Abdul Kohar: Hilang Bahasa, 1 Etnis Lenyap
Rizali Posumah November 17, 2025 01:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Ponosakan merupakan sebuah etnis di Sulawesi Utara yang memiliki bahasa mereka sendiri yakni bahasa Ponosakan. 
 
  • Bahasa Ponosakan sendiri merupakan cabang dari rumpun bahasa Mongondow, selain bahasa Lolak dan bahasa Mongondow. 
 
  • Saat ini, bahasa Ponosakan adalah bahasa yang nyaris punah. Penuturnya tiggal tiga orang dan berusia lanjut semua. 

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Komunitas masyarakat Ponosakan berada di wilayah Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara. 

Mereka terutama berada di daerah Ponosakan, Belang, Tababo dan Ratatotok.

Ponosakan merupakan sebuah etnis di Sulawesi Utara yang memiliki bahasa mereka sendiri yakni bahasa Ponosakan. 

 Jumlah populasi Suku Ponosakan diperkirakan lebih dari 5.000 jiwa.

Cabang Bahasa Mongondow

Bahasa Ponosakan sendiri merupakan cabang dari rumpun bahasa Mongondow, selain bahasa Lolak dan bahasa Mongondow. 

Kemiripan bahasa Ponosakan dengan bahasa Mongondow cukup tinggi. 

Beberapa susunan kata misal untuk kata tanya, tidak ada perbedaan dengan bahasa Mongondow. 

Contoh kata tanya, "apa ini?" dalam bahasa Ponosakan "Onu Na'a?" begitu pula dalam bahasa Mongondow, "Ono Na'a?"

Kata, "apa itu?" dalam bahasa Ponosakan "onu niyon?" dalam bahasa Mongondow juga sama. 

Kata tanya, "di mana?" dalam bahasa Ponosakan "ko’onda" dalam bahasa Mongondow juga sama. 

Berikut beberapa contoh bahasa Ponosakan yang sama dengan bahasa Mongondow:

  • Onu = Apa
  • Na'a = Ini
  • Niyon = Itu
  • Onda = Mana
  • Doi' = Tidak suka
  • Ta'awe = Entah
  • De'eman = Bukan
  • Diya' = Tidak
  • Tagin/Sagin = Pisang
  • Ki ine = Siapa
  • Ayah - Ama'
  • Ibu = Ina'
  • Tumping = Dingin

Saat ini, bahasa Ponosakan sudah di ujung tanduk. 

Artinya jika tidak ada pelestarian yang serius maka bisa dipastikan bahasa Ponosakan ini bakal punah. 

Pasalnya, saat ini, penutur bahasa Ponosakan tinggal tiga orang saja. 

Lantas seperti apa kisah mereka? Berikut ulasannya:

Kisah para Penutur Bahasa Ponosakan

PENUTUR BAHASA - Abdul Kohar. Penutur bahasa ponosakan Mitra yang tersisa.
PENUTUR BAHASA - Abdul Kohar. Penutur bahasa ponosakan Mitra yang tersisa. (Arthur Rompis/Tribun manado)

Di Desa Buku, Kecamatan Belang, Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut), penuturnya tinggal 3 orang.

Ketiganya pun sudah berusia lanjut.

Mereka yakni, Abdul Kohar Sampage (73), Rohana (65) dan Hadijah (77).

Mereka menghadiri kegiatan diseminasi produk kamus di Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulut, Sabtu (15/11/2025).

Kegiatan tersebut diadakan Balai Bahasa Provinsi Sulut.

Tujuannya menghidupkan kembali bahasa Ponosakan lewat hadirnya kamus Bahasa Indonesia-Ponosakan dan kamus bergambar multi bahasa yakni Inggris-Indonesia-Ponosakan.

Dan bahasa Ponosakan mengisi ruang dan waktu selama kegiatan itu.

Ada lagu, puisi dan percakapan, yang kesemuanya memakai bahasa Ponosakan.

Rohana mengaku terbawa nostalgia yang menumbuhkan harapan.

PONOSAKAN: Rohana (65) dan Hadijah (77). Keduanya menghadiri kegiatan diseminasi produk kamus di Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Manado, Sulut, Sabtu (15/11/2025).
PONOSAKAN: Rohana (65) dan Hadijah (77). Keduanya menghadiri kegiatan diseminasi produk kamus di Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Mapanget, Manado, Sulut, Sabtu (15/11/2025). (Tribun manado/Arthur Rompis)

"Saya teringat saat saat bersama nenek," kata dia kepada Tribun manado.

Menurut Rohana, ia mahir bahasa Ponosakan karena tinggal bersama neneknya.

Sang nenek hanya bicara bahasa itu.

"Pokoknya semua percakapan pakai bahasa ponosakan, akhirnya saya jadi mahir, " kata dia.

Sadar bahwa bahasa itu segera lenyap, Rohana gercep.

Ia mengajarkan bahasa itu pada anak angkatnya yang berusia 8 tahun.

"Namanya Reinhard, dan dia sudah mulai mahir berbahasa Ponosakan," katanya.

Harapannya Reinhard akan jadi generasi Alpha yang bakal kembali mengangkat Bahasa Ponosakan.

Lain lagi pengalaman Hadijah.

Ia mengaku mahir berbahasa itu lantaran orang tuanya dalam keseharian bicara menggunakan 
bahasa tersebut.

"Orang tua bicara pakai bahasa itu, hingga saya jadi tahu," katanya.

Namun Bahasa Ponosakan terhenti hanya pada Hadijah.

Anak anaknya tak lagi tahu bahasa tersebut.

Menurut Hadijah, hal itu karena pengaruh suasana dimana modernisasi mengikis kebudayaan.

"Bahasa itu tak lagi digunakan dalam percakapan hingga hilang dengan sendirinya," katanya.

Ia masih punya ada agar bahasa itu bangkit.

Harapannya peluncuran Kamus bahasa Indonesia Ponosakan dapat membuat bahasa itu booming di kalangan generasi muda.

Sementara Abdul Kohar Sampage menuturkan saat ini penutur bahasa Ponosakan di Kabupaten Mitra, Provinsi Sulut, hampir punah. 

"Sedih sekali," kata dia kepada Tribun Manado Sabtu (15/11/2025) di Grand Kawanua Novotel di Kelurahan Paniki Bawah, Kecamatan Kairagi, kota Manado, Provinsi Sulut. 

Abdul menyebut, kehilangan bahasa berarti satu etnis lenyap. 

Karena itulah, kata dia, perlu ada upaya luar biasa agar bahasa daerah tak lenyap. 

Beber Abdul, penutur bahasa Ponosakan di desanya.

Tababo sudah sangat kurang. 

"Sangat kurang," katanya. 

Dirinya sendiri paham bahasa tersebut dikarenakan tinggal bersama neneknya. 

Modernisasi membuat ia tak sempat mewariskan ke generasi selanjutnya. 

Dirinya berharap kamus bahasa Indonesia Ponosakan dan kamus bergambar tiga bahasa yakni Indonesia Inggris dan Ponosakan dapat menghidupkan lagi bahasa itu di kalangan anak muda. 

"Ini upaya yang sangat bagus sekali, " kata dia. 

Kepala Balai Bahasa Sulut Januar Pribadi menuturkan, bahasa daerah hilang dikarenakan orang tua tak mau mengajar ke anaknya. 

"Sebaliknya anak juga tak mau belajar bahasa ibunya," kata dia. 

Ungkap dia, balai bahasa terus berupaya melestarikan bahasa Ponosakan. 

Salah satunya dengan pembuatan  kamus bahasa Indonesia Ponosakan dan kamus bergambar tiga bahasa yakni Indonesia Inggris dan Ponosakan. 

"Kami berharap upaya ini akan kembali menghidupkan bahasa Ponosakan," katanya. 

Dia juga menggarisbawahi pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah dan DPRD dalam usaha pelestarian bahasa daerah. (TribunManado/Art/Riz)

Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.

Bergabung dengan WA Tribun Manado di sini >>>

Simak Berita di Google News Tribun Manado di sini >>>

 

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.