Operasi Zebra Dimulai 17–30 November 2025, Ini Sasaran Utamanya
Endra Kurniawan November 17, 2025 01:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Korlantas Polri menggelar Operasi Zebra 2025 di seluruh Indonesia mulai 17–30 November 2025.
  • Kombes Pol Aries menjelaskan bahwa Operasi Zebra 2025 menyasar tiga hal utama.
  • Korlantas menyatakan bahwa Operasi Zebra 2025 akan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip Vision Zero dan Hierarchy of Road Users.

 

TRIBUNNEWS.COM - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri akan menggelar Operasi Zebra 2025 di seluruh Indonesia mulai 17–30 November 2025.

Operasi ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan kondisi lalu lintas yang aman, tertib, dan lancar menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Kabagops Korlantas Polri, Kombes Pol Aries Syahbudin, menjelaskan bahwa Operasi Zebra merupakan bagian penting dari persiapan Operasi Lilin, dengan fokus pada manusia, kendaraan, serta sarana dan prasarana jalan.

"Operasi Zebra bukan semata penegakan hukum, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat agar tertib dan selamat di jalan raya," ujar Aries, dikutip dari laman resmi Korlantas Polri, Minggu (16/11/2025).

Sasaran Utama Operasi Zebra 17–30 November 2025

Kombes Pol Aries menjelaskan bahwa Operasi Zebra 2025 menyasar tiga hal utama, yakni:

  • Mempersiapkan Operasi Lilin;
  • Menindak hasil analisis Kamseltibcarlantas tiga bulan terakhir;
  • Menanggapi fenomena yang berkembang di masyarakat, termasuk penertiban balap liar yang kini jadi perhatian khusus.

Ia menegaskan bahwa operasi ini tidak hanya fokus pada penindakan, tetapi juga pada edukasi masyarakat.

Lebih lanjut, Aries menyampaikan bahwa dalam tiga bulan terakhir tercatat 639.739 pelanggaran lalu lintas di seluruh Indonesia.

Sebagian besar pelanggar berada pada usia produktif, 26–45 tahun, dan didominasi oleh pengguna sepeda motor.

"Kita tidak lagi menghitung dari jumlah kejadian saja, tapi melihat perbandingan dengan jumlah penduduk dan kendaraan. Jadi tidak selalu Polda besar yang paling tinggi tingkat pelanggarannya," katanya.

Selain penertiban balap liar, Operasi Zebra 2025 juga menekankan pendataan kegiatan melalui Sistem Informasi Satuan Operasi (SISLAOPS) Korlantas Polri.

"Kita akan datakan semua kendaraan yang terjaring penertiban agar punya database nasional. Data ini bisa diintegrasikan ke Samsat saat perpanjangan kendaraan," jelasnya.

Dalam penegakan hukum, Korlantas juga menyiapkan pendekatan humanis melalui teguran simpatik.

"Kendaraan yang belum lengkap tidak bisa keluar sebelum dilengkapi. Walau hanya teguran, tetap harus sesuai prosedur. Dan ini yang akan kita ekspos di media agar masyarakat tahu pendekatan kita edukatif, bukan represif," tutur Aries.

Operasi Zebra 2025 diharapkan mampu menekan angka pelanggaran dan kecelakaan, sekaligus meningkatkan disiplin berlalu lintas menjelang masa libur panjang Nataru.

Mengacu pada Prinsip Vision Zero dan Hierarchy of Road Users

Melansir korlantas.polri.go.id, Kakorlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho menegaskan bahwa Operasi Zebra 2025 tidak hanya berfokus pada penegakan hukum, tetapi juga menjadi momentum penguatan strategi keselamatan nasional, dengan prioritas perlindungan terhadap pejalan kaki sebagai kelompok paling rentan di jalan.

"Pejalan kaki adalah simbol kemanusiaan di jalan raya. Mereka yang paling lemah harus dilindungi, bukan disingkirkan," tegas Irjen Pol. Agus.

Korlantas menyatakan bahwa Operasi Zebra 2025 akan dilaksanakan dengan mengacu pada prinsip Vision Zero dan Hierarchy of Road Users, yang menolak toleransi terhadap korban jiwa dan menempatkan pejalan kaki serta kelompok rentan sebagai prioritas keselamatan.

Sementara itu, Pengamat Kebijakan Publik dan Politik Nasional, Nasky Putra Tandjung, menyampaikan dukungan dan apresiasinya terhadap pendekatan tersebut.

Nasky menyebut kebijakan ini sebagai simbol moral kepemimpinan Polri dalam memberikan rasa aman dan keadilan di jalan raya.

"Langkah nyata Kakorlantas Polri adalah bukti kepemimpinan Polri yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral, kemanusiaan, dan rasa keadilan. Ini bukan sekadar menegakan supremasi hukum, tetapi adalah simbol kemanusiaan, keselamatan, dan keadilan bagi pengguna jalan raya dalam berlalu lintas," tegasnya.

Ia pun berharap pelaksanaan Operasi Zebra tidak hanya berdampak pada penegakan hukum, tetapi juga menjadi upaya efektif untuk mengubah perilaku masyarakat dalam berlalu lintas.

"Tingkat keberhasilan operasi zebra itu bukan dari jumlah tilang, tetapi dari peningkatan kepatuhan dan ketertiban masyarakat menurun, serta angka kecelakaan juga menurun," katanya.

(Latifah)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.