TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wacana akuisisi PSIS Semarang oleh owner Malut United bubar di tengah jalan.
Asisten Manajer Malut United, Asghar Saleh menyampaikan, proses yang selama ini berjalan intensif bersama PT Mahesa Jenar Semarang, pemegang saham PSIS, dibatalkan secara sepihak tanpa penjelasan resmi apa pun.
Menurut Asghar, seluruh negosiasi yang sudah dilakukan hampir mencapai garis akhir.
Ia mengaku baru mengetahui pembatalan itu, pada Sabtu (15/11/2025) pagi, melalui unggahan di media sosial berisi rilis pembatalan rencana penjualan saham PT MJS–PSIS Semarang.
Asghar menuturkan, tidak ada pertemuan dan pemberitahuan formal.
Bahkan komunikasi dengan pihak Mahesa Jenar terputus dalam tiga hari terakhir sebelum kabar itu muncul.
“Kami diberi tahu bahwa proses itu batal tanpa penjelasan. Tidak ada pertemuan resmi sebagaimana saat memulai negosiasi,” kata Asghar, Minggu (16/11/2025).
“Sampai hari ini kami tidak tahu alasannya (pembatalan penjualan PSIS—Red),” sambungnya.
Asghar menjelaskan, negosiasi selama beberapa pekan terakhir berjalan baik.
Kedua pihak beberapa kali bertemu dan bersikap terbuka.
Kesepakatan penting mengenai harga saham bahkan telah dicapai.
Yang tersisa hanyalah detail teknis tentang mekanisme pembayaran, apakah dilakukan sekaligus atau bertahap.
“Secara prinsip sudah tidak ada masalah. Harga sudah deal. Yang tersisa hanya teknis pembayaran,” ujarnya.
Asghar menyebut draf perjanjian sudah disiapkan oleh notaris yang ditunjuk pihak Mahesa Jenar.
Pihaknya tinggal menunggu penandatanganan untuk meresmikan pemindahan saham.
Namun tiga hari sebelum pembatalan, komunikasi mulai sulit.
Asghar mengaku berkali-kali mencoba menghubungi jajaran Mahesa Jenar, tetapi tidak mendapat respons jelas.
Hingga akhirnya pesan pembatalan disampaikan melalui staf, disusul rilis publik yang ditandatangani Joni Kurnianto selaku juru bicara PT Mahesa Jenar Semarang.
Dalam rilis itu, disebutkan bahwa pembatalan dilakukan karena tidak tercapainya titik temu pada beberapa aspek material.
“Membaca rilis itu, kami menduga ada proses lain yang juga berjalan. Seperti Mahesa Jenar bernegosiasi dengan pihak lain. Rangkaiannya terlihat dari puzzle yang kami temukan belakangan,” ujar Asghar.
Ia menilai sikap itu tidak sejalan dengan komitmen awal, ketika pihak Malut United datang ke Semarang untuk membicarakan akuisisi.
Asghar menegaskan, pihaknya tidak membawa agenda bisnis atau politik tertentu.
Hubungan Malut United dan PSIS, ujarnya, dibangun dari kedekatan emosional sejak persaingan di Liga 2, beberapa tahun lalu.
“Ini menyakitkan. Kami merasa dibohongi. Pertemuan sudah beberapa kali, harga sudah sepakat, hal-hal teknis pun tinggal dirapikan,” ujarnya.
Selama proses negosiasi, Asghar mengatakan pihaknya sempat ikut menalangi kebutuhan operasional PSIS, mulai dari gaji pemain, pelatih, staf, biaya tandang, hingga persiapan pertandingan.
Totalnya sekira Rp 700 juta.
“Dana itu sudah kami minta kembali dan telah dikembalikan karena ternyata proses ini tidak dilanjutkan,” katanya.
Ia menambahkan, struktur tim sudah mereka siapkan mengikuti rencana awal akuisisi.
Tim pelatih dibentuk, jadwal latihan disusun, hingga koordinasi dengan kepolisian terkait izin pertandingan telah dilakukan.
“Semua sudah on the track, lalu mendadak dibatalkan. Kami tidak siap menerima keputusan ini,” ujar Asghar.
Hingga berita ini diturunkan, Asghar menyebut pihaknya belum menerima surat resmi apa pun dari Mahesa Jenar terkait pembatalan negosiasi.
Seluruh informasi yang ia terima bersumber dari pesan pribadi, komunikasi informal, dan unggahan resmi di media sosial.
Asghar mengatakan, Malut United membutuhkan waktu satu hingga dua hari untuk memetakan ulang situasi dan menentukan langkah selanjutnya.
“Kami reset ulang dulu. Kami perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi,” katanya.
Calon investor baru
Dalam kesempatan terpisah, Juru Bicara PT MJS, Joni Kurnianto mengatakan, manajemen menyampaikan permohonan maaf kepada suporter dan menjelaskan kondisi aktual proses kepemilikan klub.
Joni mengakui, kegagalan proses akuisisi tersebut menimbulkan kekecewaan dan kelelahan di kalangan pendukung.
Namun ia menegaskan, keputusan itu diambil demi kepentingan terbaik klub.
“Proses penjajakan sudah berlangsung panjang dan intensif, tetapi ada beberapa aspek material yang tidak dapat disepakati kedua pihak. Dengan mempertimbangkan kepentingan klub dan seluruh pemangku kepentingan, rencana akuisisi tersebut tidak dapat dilanjutkan,” ujar Joni, Minggu.
Menurut Joni, batalnya akuisisi bukan berarti PSIS menutup pintu bagi pihak lain yang berminat.
PT MJS tetap membuka peluang bagi investor yang memiliki visi jangka panjang dan kesiapan finansial untuk memperkuat struktur klub.
“Kami tetap membuka ruang bagi investor yang serius dan memiliki komitmen jangka panjang. PSIS harus dibangun dengan pondasi yang kuat dan profesional,” tegasnya.
Usai pembatalan kesepakatan, PT MJS kedatangan calon investor baru.
Ia adalah seorang pengusaha wanita asal Semarang yang telah menjadi pendukung PSIS sejak masa sekolah.
Proses negosiasi dengan pihak tersebut kini tengah berlangsung.
“Dinamika awal berjalan positif. Kami mohon doa dan dukungan suporter agar proses ini lancar dan membawa perubahan baik bagi PSIS,” kata Joni.
Selain mencari investor baru, manajemen memastikan bahwa fokus utama saat ini adalah menjaga stabilitas tim hingga akhir musim Liga 2.
“Dengan fondasi manajemen yang solid dan dukungan suporter, kami yakin PSIS bisa bangkit dan melangkah ke arah lebih baik,” imbuhnya. (Rezanda Akbar D/F Ariel Setiaputra)