Pengakuan MUA Nyamar Jadi Perempuan Berhijab di Lombok, Singgung Soal Pelecehan, Sakit Hati
M.Risman Noor November 17, 2025 07:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Viral di media sosial soal MUA laki-laki yang menyamar jadi perempuan berhijab di Lombok Tengah
  • Kini Deni Apriadi Rahman (23), pria asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), buka suara.
  • Dirinya merasa difitnah dengan banyaknya narasi menyudutkan dirinya.
  • Tudingan yang dianggapnya sangat menyakitkan. Bahkan Deni dikatakan sebagai seorang yang menistakan agama.
 

BANJARMASINPOST.CO.ID – Viral di media sosial soal MUA laki-laki yang menyamar jadi perempuan berhijab.

Kini Deni Apriadi Rahman (23), pria asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), buka suara.

Dirinya merasa difitnah dengan banyaknya narasi menyudutkan dirinya.

Tudingan yang dianggapnya sangat menyakitkan. Bahkan Deni dikatakan sebagai seorang yang menistakan agama.

Identitas asli MUA terbongkar setelah akun Facebook @Diana_Arkayanti mengunggah foto pada Kamis (6/11/2025).

Dalam unggahan itu, tampak sosok berhijab dengan wajah glowing yang disebut sebagai penata rias pengantin dengan nama Dea Lipa.

Ia yang memiliki kulit putih mulus selalu mengenakan jilbab saat bekerja untuk menutupi identitasnya sebagai laki-laki.

Warganet pun menjulukinya 'Sister Hong versi Lombok' hingga tak sedikit yang menyebutnya melakukan penistaan agama setelah mengetahui bahwa sosok tersebut ternyata seorang laki-laki.

Banyak narasi yang disebarkan tidak sesuai kenyataan, bahkan ada yang menuduh saya sebagai penista agama, sampai menyebut sister hong Indonesia," beber Deni menundukkan pandangannya saat menggelar konferensi pers di Kedai Bhumi Resto, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (15/11/2025), dilansir dari tayangan @Lambe_turah.

Menurutnya, sumber informasi tersebut tidak berimbang, tidak melakukan konfirmasi kepada yang bersangkutan.

"Postingan-postingan yang tersebar di Facebook, Instagram, dan TikTok bukan berasal dari saya. Saya tidak pernah membuatnya, saya tidak pernah bertemu ataupun berkomunikasi dengan pihak yang menyebarkannya. Saya juga tidak pernah memberikan izin untuk menggunakan foto-foto saya," katanya.

Ia membeberkan alasan menyambar sebagai wanita dan berpenampilan dengan pakaian menutup kepala menggunakan hijab.

Pria 23 tahun itu mengaku tidak berniat untuk menipu, hanya saya sebagai bentuk melindungi dirinya dari pelecehan.

"Terkait pilihan pakaian, saya menyadari bahwa saya memang pernah menggunakan jilbab. Bagi saya, jilbab adalah simbol kecantikan, kelembutan, dan kehormatan seorang perempuan muslimah—sebuah hal yang saya kagumi sejak bertahun-tahun lalu. Saya sama sekali tidak pernah berniat menjadikan pilihan tersebut sebagai alat untuk menipu atau merendahkan siapa pun. Itu murni bentuk ekspresi diri saya yang lahir dari kekaguman, sekaligus cara saya melindungi diri dari pelecehan," tegasnya.

Dia juga membantah pernah menggunakan mukenah dan salat di saff perempuan.

"Itu tidak benar, saya menghormati rumah ibadah dan tata cara beribadah serta memahami adab dalam agama," kata Deni sambil meneteskan air mata.

Ia juga membantah pernah menipu laki-laki lain dengan penampilannya bahkan sampai bertunangan, hingga melakukan hubungan di luar batas.

Deni juga membantah mengidap penyakit HIV.

"Saya baru menjalani tes (HIV) dan hasilnya negatif," tegas dia.

Alami Kerugian

Buntut terbongkarnya identitas asli Dea Lipa alias Deni Apriadi Rahman mengaku harus menanggung kerugian materiil.

Sejumlah klien batal menggunakan jasa riasnya yang sudah dipesan sebelumnya.

Deni berprofesi sebagai seorang penata rias atau make up artist (MUA) tak hanya dia yang kehilangan pemasukan, tapi juga asisten dan fotografer yang biasa bekerja dengannya.

"Pembatalan ini menimbulkan kerugian bukan hanya bagi saya, tetapi juga bagi asisten dan rekan kerja saya (henna artist dan fotografer). Kami semua kehilangan pemasukan," katanya.

Berjuang Mandiri Sejak Kecil

Deni berprofesi sebagai makeup artist (MUA) berparas cantik menjelma dengan nama 'Dea Lipa'.

Diketahui, Deni merupakan warga Desa Mujur, Kecamatan Praya Timur, Lombok Tengah.

Kini setelah menjadi sorotan, Deni akhirnya muncul didampingi pihak keluarga menyampaikan permintaan maaf atas kegaduhan yang diperbuatnya.

Deni rupanya memiliki kisah hidup yang pelik sejak ia masih kecil.

Maya, bibi Deni menerangkan, keponakannya itu memang sejak kecil menyukai sesuatu yang lembut, melukis karena memang ada bakat.

"Cuma memang latar belakangnya ini adalah orang tuanya ini tidak mampu, ayah ibunya berpisah saat ia balita. Mengalami broken home," jelas Maya saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Sabtu (15/11/2025).

Pasca orang tuanya berpisah, Deni kecil kemudian tinggal dan diasuh oleh keluarga dari pihak ibunya. Ia tinggal bersama neneknya.

Sementara ibunya bekerja sebagai seorang tenaga kerja wanita (TKW) di Arab Saudi termasuk ayahnya juga pergi mengadu nasib jadi TKI ke Malaysia.

Deni kecil tidak mendapatkan sentuhan kasih sayang dari ibu dan ayahnya layaknya anak-anak pada umumnya.

Selain itu, Deni juga memiliki riwayat Disabilitas pendengaran karena pernah mengalami kecelakaan sehingga terdapat gumpalan darah.

"Sejak kecil, saya hidup sebagai penyintas disabilitas dengan berbagai keterbatasan. Saya pernah mengalami kecelakaan saat usia saya 10 tahun," ungkapnya, dilansir dsri Instagram Lambe_turah, Minggu (16/11/2025).

Sejak sang nenek meninggal dunia, Deni harus menjalani kehidupan yang pelik hingga hanya menamatkan pendidikannya di bangku SD.

"Saya hanya menamatkan pendidikan dasar, karena setelah nenek saya wafat saat saya kelas 6 SD, saya tidak lagi memiliki dukungan untuk melanjutkan sekolah. Sejak itu, saya banyak belajar tentang cara bertahan hidup secara mandiri," ujar Deni.

Pria yang kerap tampil berhijab itu mulai belajar bertahan hidup dengan belajar make up secara otodidak melalui YouTube dan media.

Dari sini dia mulai berkembang menjadi seorang penata rias profesional dan mendapatkan job di berbagai tempat.

"Melalui pekerjaan ini saya merasa berdiri diatas kaki saya sendiri, memenuhi kebutuhan hidup dan memperoleh kepercayaan diri," kata Deni.

Percobaan Akhiri Hidup

Pasca viral, Deni mengalami depresi hingga sempat ingin melakukan upaya percobaan bunuh diri sebanyak dua kali.

"Selama seminggu ini, dua kali di awal-awal (mau bunuh diri). Mencoba bunuh diri dua kali. Di awal-awal ya. Kami keluarga juga tekanan, mental, tapi cara kami cuma diam karena satu-satunya cara untuk kami berpikir jernih itu diam," jelas Bibi Deni, Maya saat dikonfirmasi Tribun Lombok, Sabtu (15/11/2025).

Maya menyampaikan, masyarakat menghakimi seorang anak yang tidak pernah tahu apa latar belakangnya, bagaimana kesehariannya, peristiwa masa kecilnya hingga Deni mengubah penampilan layaknya perempuan.

"Kemudian bagaimana dia bertahan hidup orang tidak pernah tahu cerita itu. Dan tidak pernah ada yang bertanya kepada keluarga tapi tiba-tiba langsung darrr menghakimi dan itu sangat membuat dia (depresi berat)," jelas Maya.

Disampaikan Maya, pihaknya juga sangat kecewa atas pemberitaan, menyamakan Deni dengan Sister Hong asal China.

Maya mengaku bukan dalam posisi menormalisasi apa yang dilakukan Deni, namun lebih kepada solidaritas untuk kemanusiaan.

Maya menerangkan, Deni memang sejak kecil menyukai sesuatu yang lembut, melukis karena memang ada bakat.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.