Ericsson Dukung Roadmap AI Pemerintah, Dorong Indonesia Jadi Pemain Kunci
kumparanTECH November 17, 2025 10:26 AM
Ericsson Indonesia menyatakan dukungan penuh terhadap langkah pemerintah dalam menyusun peta jalan kecerdasan buatan (roadmap AI) nasional. Penyedia teknologi itu mendorong roadmap AI dapat segera dieksekusi agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar, tetapi juga pemain kunci dalam pengembangan AI di tingkat regional.
Head of Government and Industry Relations Ericsson Indonesia, Ronnie Nurmal, menilai inisiatif pemerintah tersebut sudah tepat dan komprehensif.
"Menurut saya sudah tepat pemerintah bikin roadmap AI. Pemerintah sudah mempertimbangkan banyak hal, dari sisi etik, data personal, hingga tujuan menjadikan Indonesia sebagai sentra AI di regional," ujar Ronnie saat usai acara puncak Hackathon 2025 di Jakarta, Jumat (14/11).
Menurutnya, artificial intelligence bersama dengan 5G merupakan teknologi fondasi yang potensinya sangat besar untuk diaplikasikan di berbagai sektor, mulai dari industri hingga kesehatan. Oleh karena itu, peta jalan yang jelas menjadi krusial.
"Kita harus punya peta jalan yang jelas supaya AI itu bisa bermanfaat dan kita menjadi pemain kunci juga di AI. Kita jangan menjadi cuma pasar lagi," tegasnya.
Hackathon 2025 powered by Ericsson dan Qualcomm. Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hackathon 2025 powered by Ericsson dan Qualcomm. Foto: Thomas Bosco/kumparan

Wadah Kolaborasi di 5G Innovation Lab

Sebagai bentuk dukungan konkret, Ericsson tidak hanya menyelenggarakan kompetisi seperti Hackathon 2025 untuk menjaring ide dan wadah kolaborasi berkelanjutan. Ronnie menjelaskan Ericsson telah mendirikan 5G Innovation Lab di Pusat Industri Digital Indonesia 4.0 (PIDI), yang merupakan hasil kerja sama dengan Kementerian Perindustrian.
Laboratorium ini dirancang sebagai "bengkel" tempat para developer, industri, dan talenta digital dapat bertemu untuk mengembangkan use case atau aplikasi nyata di era kecerdasan buatan.
"Tujuannya adalah itu menjadi bengkel tempat orang-orang bertemu, collaborate, dan menghasilkan use case. Jadi tidak perlu menunggu Hackathon," jelas Ronnie.
Ia menambahkan, fasilitas ini bertujuan untuk mengindustrialisasi ide-ide yang lahir dari talenta muda, sehingga dalam 1-2 tahun ke depan, inovasi tersebut benar-benar bisa terealisasi dan digunakan oleh industri.
President Director of Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei, Daniel Ode usai acara puncak Hackathon 2025 Powered by Ericcson and Qualcomm, Jakarta, Jumat (14/11/2025).  Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
President Director of Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei, Daniel Ode usai acara puncak Hackathon 2025 Powered by Ericcson and Qualcomm, Jakarta, Jumat (14/11/2025). Foto: Thomas Bosco/kumparan
President Director of Ericsson Indonesia, Singapore, Philippines, and Brunei, Daniel Ode, juga menambahkan kolaborasi lintas sektor, antara universitas, pemerintah, dan industri, adalah kunci untuk memecahkan masalah-masalah kompleks dengan teknologi.
"Ini benar-benar efek pengganda (multiplier effect) ketika berbagai pihak duduk bersama di satu meja dan memecahkan masalah," kata Daniel.
© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.