Hakim PN Palembang Ditemukan Meninggal di Kamar Kos, Diduga Serangan Jantung
kumparanNEWS November 17, 2025 01:00 PM
Hakim Pengadilan Negeri Palembang, Raden Zaenal Arief, ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Dwikora, Palembang, Sumatera Selatan, Rabu pagi (12/11).
Plt Kabiro Hukum dan Humas Mahkamah Agung, Sobandi, mengungkapkan bahwa Zaenal meninggal karena mengalami serangan jantung dan diabetes.
"Menurut Surat Keterangan dari RS, penyebab meninggal adalah jantung dan diabetes," ujar Sobandi saat dihubungi, Senin (17/11).
Sobandi menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan dari pihak PN Palembang, Zaenal telah lama mengidap penyakit tersebut. Zaenal pun rutin melakukan kontrol kesehatan.
"Penyakit itu memang ada dan beliau rutin kontrol. Saat hari meninggalnya, gejala tersebut tidak nampak atau tidak ada tanda-tandanya," ucap Sobandi.
Perbesar
Hakim Pengadilan Negeri Palembang, Raden Zaenal Arief. Foto: M. Mahendra/HO-Antara
"Dan selama ini, almarhum rutin tiap pagi olahraga jalan pagi," imbuhnya.
Kabar duka itu disampaikan melalui keterangan resmi tim juru bicara PN Palembang. Adapun Zaenal juga merupakan juru bicara PN Palembang.
"Kabar duka yang mendalam menyelimuti keluarga besar Pengadilan Negeri (PN) Palembang Kelas IA Khusus. Salah satu hakim senior sekaligus juru bicara PN Palembang yang dikenal ramah dan berdedikasi, Bapak Raden Zaenal Arief, berpulang ke rahmatullah," ujar tim juru bicara PN Palembang dalam keterangan resmi, Rabu (12/11).
Peristiwa meninggalnya Zaenal pertama kali diketahui oleh petugas keamanan kos yang khawatir karena tak melihat Zaenal keluar kamar seperti biasanya. Saat itu, petugas keamanan kos mengecek ke kamar Zaenal, namun tak ada respons.
"Setelah dipastikan tidak ada respons dari dalam kamar Zaenal, petugas bersama penghuni lain membuka pintu, dan menemukan almarhum sudah dalam keadaan meninggal dunia," ucapnya.
Ketua PN Palembang Kelas IA Khusus, I Nyoman Wiguna, mengungkapkan duka cita mendalam atas kepergian almarhum. Ia menyebut Raden Zaenal Arief sebagai figur hakim yang berintegritas tinggi dan menjadi panutan bagi generasi muda di lingkungan peradilan.
“Kami kehilangan sosok yang luar biasa. Beliau bukan hanya hakim profesional, tapi juga pembimbing dan sahabat bagi semua pegawai. Integritas dan dedikasinya akan selalu kami kenang,” ucap Nyoman.
Rekan-rekan kerja menceritakan bahwa beberapa waktu terakhir Raden sempat mengeluh nyeri di dada. Namun, ia tetap memilih hadir di kantor, memimpin apel, dan menyelesaikan pekerjaannya tanpa banyak bicara soal kondisi kesehatannya.
Adapun Zaenal meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang saat ini tinggal di Bandung.