Viral! Tembakan Tentara Picu Ambruknya Jembatan Tambang hingga 70 Orang Tertimbun
galih permadi November 17, 2025 10:30 PM

Viral! Tembakan Tentara Picu Ambruknya Jembatan Tambang hingga 70 Orang Tertimbun

TRIBUNJATENG.COM – Sebuah tragedi di Republik Demokratik Kongo mendadak viral di media sosial setelah sebuah jembatan darurat di tambang tembaga dan kobalt ambruk pada Minggu,(16/11/2025). 

Dalam insiden mengerikan itu, sekitar 70 orang diperkirakan tewas tertimbun.

Foto dan video amatir yang beredar di platform X dan TikTok menunjukkan detik-detik ratusan penambang berdesakan di atas jembatan yang membentang di atas parit berlumpur. 

Hanya dalam hitungan detik, struktur rapuh itu patah dan puluhan orang jatuh bersama ke dalam jurang air.

Kepanikan Setelah Terdengar Tembakan

Mengutip laporan dari TRT dan Al-Jazeera, kericuhan bermula ketika suara tembakan terdengar di area pertambangan. Tentara yang berjaga di lokasi disebut melepaskan tembakan ke udara untuk mengamankan area yang sedang diperebutkan oleh koperasi lokal dan operator resmi asal China.

Namun bukannya mereda, suara tembakan justru memicu kepanikan massal. Para penambang, yang banyak disebut bekerja tanpa izin, berlari ke arah jembatan darurat. Lonjakan massa secara bersamaan membuat jembatan kelebihan kapasitas dan akhirnya runtuh.

Larangan Masuk Diabaikan Ribuan Penambang

Otoritas provinsi sebelumnya sudah mengeluarkan larangan masuk ke zona tambang akibat hujan lebat dan ancaman longsor. Meski begitu, ribuan penambang tetap memaksa masuk ke area yang sudah dinyatakan tidak aman.

Jembatan yang kemudian ambruk itu hanyalah jembatan sementara yang dibangun untuk menyeberangi parit yang dipenuhi air. Dengan ratusan orang memadatinya dalam waktu bersamaan, struktur tersebut tidak sanggup menahan beban.

Kerasnya benturan tubuh para penambang dalam video yang viral membuat publik internasional ikut bereaksi. Kelompok HAM setempat mendesak investigasi independen terhadap dugaan keterlibatan militer dalam kejadian tersebut. Komisi Nasional HAM Kongo mencatat bahwa wilayah Kalando dihuni lebih dari 10.000 penambang ilegal yang bekerja dalam kondisi berbahaya.

Hingga kini, pemerintah provinsi menghentikan seluruh aktivitas di lokasi tambang, sementara militer belum memberikan pernyataan resmi.

Sorotan Baru pada Industri Kobalt Kongo

Kongo adalah produsen kobalt terbesar di dunia, mineral yang sangat penting untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Lebih dari 80 persen produksinya dikelola oleh perusahaan asal China.

Isu eksploitasi, pekerja anak, dan lemahnya keselamatan kerja sudah lama menghantui industri pertambangan di negara tersebut. Peristiwa jembatan ambruk pada 16 November 2025 ini memperkuat sorotan dunia terhadap kondisi pertambangan di Kongo.

(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.