"Menuntut terdakwa Fathan dengan pidana 10 bulan penjara karena terbukti melanggar Pasal 187 Ayat 1 KUHP,"

Serang (ANTARA) - Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Serang, Provinsi Banten, menuntut dua mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) dengan hukuman pidana penjara terkait kasus perusakan dan pembakaran Pos Polisi Lalu Lintas Ciceri, Kota Serang.

JPU Kejari Serang, Youlliana Ayu Rospita, dalam sidang di Pengadilan Negeri Serang, Banten, Selasa, membacakan tuntutan yang berbeda untuk kedua terdakwa, yakni Fathan Nurma’arif (21) dan Jonathan Rahardian Susiloputra (22).

"Menuntut terdakwa Fathan dengan pidana 10 bulan penjara karena terbukti melanggar Pasal 187 Ayat 1 KUHP," kata Ayu dalam persidangan.

Sementara itu, untuk terdakwa Jonathan, JPU menuntut hukuman lebih ringan yakni lima bulan penjara. Jonathan dinilai terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perusakan barang sebagaimana diatur dalam Pasal 406 Ayat 1 Jo Pasal 55 Ayat 1 ke-1 KUHP.

Dalam uraian nya, JPU menjelaskan peristiwa bermula dari aksi unjuk rasa sekitar 200 orang di lampu merah Ciceri yang berakhir ricuh. Massa melakukan tindakan anarkis dengan melempar batu hingga melempar bom molotov ke arah pos polisi.

JPU mengungkapkan peran berbeda dari kedua terdakwa. Fathan didakwa menyiramkan cairan jenis pertalite ke arah pos polisi yang saat itu sudah terbakar akibat lemparan molotov dari orang tak dikenal.

Sedangkan Jonathan, lanjut JPU, terbukti ikut melakukan perusakan dengan melempar patahan bambu ke arah pos polisi hingga menyebabkan kaca jendela pecah.

"Akibat perbuatan para terdakwa dan massa aksi, Satuan Lalu Lintas Polresta Serang Kota mengalami kerugian materiil kurang lebih sebesar Rp150 juta," tambah Ayu.

Atas tuntutan tersebut, majelis hakim menunda persidangan dan akan melanjutkan nya pada Selasa (25/11) pekan depan dengan agenda pembacaan nota pembelaan atau pleidoi dari kedua terdakwa.