RS KEI Surakarta Diresmikan, Pemerintah Siapkan Beasiswa Dokter untuk Anak Keluarga Sederhana
Acos Abdul Qodir November 20, 2025 03:31 AM
Ringkasan Berita:
  • Ribuan keluarga sederhana kini punya harapan, akses jadi dokter terbuka lebih luas.
  • Rasio dokter Indonesia masih rendah, beasiswa penuh jadi solusi pemerataan tenaga medis.
  • RS KEI Surakarta hadir sebagai pusat jantung modern, hasil hibah strategis UEA.

TRIBUNNEWS.COM, SURAKARTA – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan Rumah Sakit Kardiovaskular Emirates Indonesia (RS KEI) di Surakarta, Jawa Tengah, Rabu (19/11/2025).

Fasilitas ini merupakan rumah sakit jantung modern hasil hibah dari Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) yang sebelumnya digagas pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

RS KEI berdiri di atas lahan milik Kementerian Kesehatan dan dibangun dengan teknologi medis mutakhir.

Rumah sakit ini dirancang sebagai pusat layanan jantung terpadu, diagnostik, edukasi, dan penelitian, serta diproyeksikan menjadi rujukan nasional untuk penanganan penyakit kardiovaskular.

Dalam peresmian tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan harapan agar RS KEI dapat mempercepat akses layanan kesehatan, menurunkan tingkat fatalitas, dan menjadi model pengembangan rumah sakit di daerah lain.

Di luar pembangunan fisik, pemerintah menyampaikan komitmen untuk memperluas akses pendidikan kedokteran melalui skema beasiswa penuh bagi calon dokter dari keluarga sederhana.

Kebijakan ini disebut sebagai bagian dari investasi jangka panjang untuk memperkuat distribusi tenaga medis di seluruh Indonesia.

"Presiden ingin memastikan bahwa anak-anak dari keluarga sederhana pun bisa menjadi dokter. Karena itu, pemerintah menyiapkan skema beasiswa penuh. Ini adalah investasi jangka panjang agar Indonesia memiliki tenaga medis yang kuat dan merata," ujar Kepala Badan Komunikasi Pemerintah, Angga Raka Prabowo.

Selain beasiswa, pemerintah juga merancang percepatan pembangunan 30 fakultas kedokteran baru di berbagai wilayah.

Langkah ini diambil untuk mengatasi kekurangan tenaga medis yang selama ini menjadi hambatan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil dan padat penduduk.

Rasio Dokter Masih Jauh dari Standar WHO

Menurut data Kementerian Kesehatan, rasio dokter di Indonesia saat ini hanya sekitar 0,47–0,6 per 1.000 penduduk, jauh di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang menetapkan rasio ideal 1 dokter per 1.000 penduduk.

Kondisi ini menunjukkan kesenjangan layanan kesehatan, terutama di daerah terpencil.

Kebijakan beasiswa penuh dan percepatan pembangunan fakultas kedokteran baru diharapkan dapat menutup kekurangan tenaga medis sekaligus memperkuat pemerataan layanan kesehatan nasional.

Dukungan Pemerintah Daerah

Wali Kota Surakarta, Respati Ardi, menyatakan bahwa Pemerintah Kota Solo telah menerima mandat untuk menyiapkan roadmap pendidikan kedokteran guna mendukung operasional RS KEI.

Pemkot juga akan menyiapkan tenaga medis dan nonmedis dalam kurun waktu empat tahun ke depan, sebelum pengelolaan rumah sakit diserahkan sepenuhnya dari Kementerian Kesehatan kepada pemerintah daerah.

RS KEI dibangun melalui kemitraan strategis antara Indonesia dan UEA, dengan proses konstruksi yang dimulai sejak 2022.

Rumah sakit ini dilengkapi dengan fasilitas rawat inap, ruang operasi jantung, laboratorium kateterisasi, dan unit perawatan intensif.

Dengan pendekatan kebijakan yang menyasar kelompok masyarakat berpenghasilan rendah, pemerintah berharap transformasi ini dapat memperluas akses layanan dan pendidikan kesehatan secara berkelanjutan.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.