TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap diperpanjang tiga hari setelah tim SAR gabungan menemukan dua jenazah tambahan pada hari ketujuh, Rabu (19/11/2025).
Keputusan perpanjangan diambil setelah evaluasi menyeluruh bersama keluarga korban, pemerintah daerah, dan seluruh unsur SAR yang terlibat.
“Setelah melakukan evaluasi bersama keluarga korban serta instansi pemerintah dan unsur SAR yang terlibat, maka operasi SAR dinyatakan diperpanjang tiga hari,” kata Kepala Kantor SAR Cilacap, Muhamad Abdullah.
Ia menegaskan, perpanjangan ini diharapkan mampu memaksimalkan upaya pencarian tiga korban yang hingga kini belum ditemukan.
“Semoga kami benar-benar dapat memaksimalkan pencarian terhadap tiga korban lainnya agar dapat segera ditemukan,” ujar SAR Mission Coordinator Longsor Majenang tersebut.
Abdullah menyampaikan, keputusan ini juga mengikuti permintaan keluarga yang masih menunggu kejelasan nasib anggota keluarga mereka.
“Terus terang saya pribadi sangat berat, hasil komunikasi kami, keluarga berharap operasi SAR diperpanjang,” kata Abdullah.
Dia menambahkan, permintaan tersebut kemudian disampaikan kepada Dandim dan Bupati hingga akhirnya disetujui untuk memperpanjang masa operasi.
Dua korban
Pada hari ketujuh pencarian, tim SAR berhasil menemukan dua korban dalam kondisi meninggal dunia.
Abdullah menjelaskan, proses evakuasi berlangsung dalam rentang waktu yang cukup berdekatan.
Kedua jenazah yang ditemukan, yakni Nina Puspita (44) dan Januar Kian Abdilah (15), warga Dusun Tarukahan.
"Korban atas nama Nina Puspita dievakuasi pukul 11.03 dan Januar Kian Abdilah dievakuasi pukul 12.22," kata Abdullah di lokasi longsor, Rabu.
Januar merupakan anak Lilis Safitri (39), yang ditemukan lebih dulu dalam kondisi meninggal dunia, pada Selasa (18/11), bersama adiknya, Arum Purnamasari (4).
Dengan penemuan ini, hingga Rabu siang masih terdapat tiga korban yang belum ditemukan.
Rinciannya, dua korban berada di Dusun Tarukahan dan satu korban di Dusun Cibuyut.
Dengan temuan terbaru ini, total korban meninggal dunia longsor Cibeunying mencapai 20 orang, sejak operasi dimulai sepekan lalu.
Saat ini, tim SAR mencari tiga korban yang belum ditemukan.
Di sektor A1, tim berfokus mencari Maysarah Salsabila (14).
Sementara di sektor B1, pencarian dilakukan untuk menemukan Vani Hayati Lanjarsari (12) dan Fatin Ayu Rengganis (2).
Modifikasi cuaca
Upaya modifikasi cuaca terus dilakukan untuk mengurangi intensitas hujan di kawasan longsor Desa Cibeunying.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Prof Teuku Faisal Fathani, mengatakan bahwa pihaknya telah menambah jumlah pesawat modifikasi cuaca dari satu menjadi dua unit.
"Jadi sejak awal kejadian, kami telah menerbangkan satu pesawat modifikasi cuaca. Kemudian, sejak kemarin itu menjadi dua pesawat," kata Faisal di lokasi longsor, Rabu (19/11/2025).
Menurut Faisal, operasi modifikasi cuaca ini bertujuan untuk mengurangi hujan di sekitar Cilacap, termasuk wilayah bencana longsor di Banjarnegara dan kawasan sekitarnya.
"Untuk efisiensinya, kita mengurangi hujan itu 30 persen sampai 50 persen," ujar Faisal.
Prioritas utama modifikasi cuaca adalah lokasi penyelamatan dan pencarian korban.
Langkah ini diharapkan membuat pekerjaan tim SAR dan BNPB menjadi lebih efektif.
"Kami fokuskan untuk lokasi-lokasi yang dilakukan penyelamatan korban atau pencarian korban, sehingga nantinya kerja dari tim SAR dan BNPB juga lebih ringan karena cuacanya kita modifikasi agar tidak terlalu banyak hujan di daerah terjadinya bencana," jelas Faisal.
Operasi modifikasi cuaca akan terus berlanjut dan dilakukan sesuai kondisi di lapangan.
Koordinasi dilakukan secara intensif dengan BNPB.
"Pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan. Kami bekerja sama dengan BNPB dari awal hingga akhir," ujar Faisal.
Longsor Banjarnegara
Sementara itu, di Kabupaten Banjarnegara, Satu korban tertimbun longsor di Dusun Situkung, Desa/Kecamatan Pandanarum, ditemukan, pada Rabu (19/11/2025) siang.
Sejauh ini, sudah ada tiga korban jiwa yang ditemukan di Situkung hingga pencarian pada hari keempat, kemarin.
Kini masih ada 25 orang yang masih dalam pencarian.
Jenazah lansia, Dwi, yang ditemukan Tim SAR kemudian dievakuasi dan dibawa ke Puskesmas Pandanarum.
Di lokasi, Sutrisno datang untuk memastikan bahwa jenazah tersebut merupakan istrinya.
Keyakinan Sutrisno itu diperkuat dari pakaian yang masih dikenakan Dwi saat ditemukan di lokasi longsoran.
"Pakaiannya pas (punya istri)," katanya.
Setelah dilakukan pemulasaraan, jenazah Dwi langsung dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat.
Sutrisno tak kuasa menahan air matanya melihat peti jenazah istrinya diangkut ke dalam mobil ambulans.
Dia turut masuk ke dalam ambulans untuk mengantarkan jenazah istrinya ke tempat peristirahatan terakhir.
Sutrisno menceritakan, sebelum terjadinya longsor masih bersama istrinya di ladang.
Lanjutnya, kemudian istrinya pulang terlebih dahulu.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, terang Sutrisno, jenazah istrinya ditemukan di dekat rumah.
"Ditemukan deket rumah, kejepit tembok," terangnya. (Rayka Diah/Agus Iswadi)