Meskipun aman, namun seluruh Forkopimda dan masyarakat Blora kami minta tidak lengah. Sebagai wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Blora berpotensi menjadi jalur perlintasan kelompok radikal

Blora (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI Komjen Pol Eddy Hartono menegaskan situasi penyebaran jaringan terorisme di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, saat ini dalam kondisi aman.

"Meskipun aman, namun seluruh Forkopimda dan masyarakat Blora kami minta tidak lengah. Sebagai wilayah perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur, Blora berpotensi menjadi jalur perlintasan kelompok radikal," ujarnya di Blora, Kamis.

BNPT juga melakukan penandatanganan nota kesepakatan (MoU) dengan delapan perguruan tinggi di Kabupaten Blora pada Kamis (20/11).

Eddy Hartono menjelaskan kelompok yang paling rentan terpapar paham radikalisme merupakan kaum perempuan dan anak-anak. Faktor psikologis, emosional, serta pola pikir yang masih labil membuat mereka mudah dipengaruhi.

Oleh karena itu BNPT bersama tim koordinasi nasional terus menggelar program pencegahan sejak tingkat sekolah dasar, rumah tangga, hingga perguruan tinggi.

Ia juga menyoroti maraknya penyebaran ideologi radikal melalui bahan bacaan digital, termasuk e-book, yang dimanfaatkan kelompok teroris sebagai media propaganda.

"Berdasarkan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penanggulangan Tindak Pidana Terorisme serta RPJMN 2025–2029, pencegahan dan penanggulangan ekstremisme berbasis kekerasan menjadi prioritas nasional," ujarnya.

Pemerintah daerah, lanjut Eddy, didorong segera menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD) yang selaras dengan Rencana Aksi Nasional (RAN) BNPT, termasuk peningkatan kesiapsiagaan di lingkungan kampus.

Pada kesempatan yang sama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blora bersama delapan perguruan tinggi yang ada di wilayah setempat resmi menandatangani MoU dengan BNPT.

Kerja sama ini menjadi komitmen bersama memperkuat pencegahan paham radikalisme dan terorisme di kalangan generasi muda.

Bupati Blora Arief Rohman menyambut baik langkah tersebut. Mengingat posisi Blora sebagai gerbang timur Provinsi Jawa Tengah yang menuntut kewaspadaan ekstra, tidak hanya terhadap potensi terorisme, tetapi juga peredaran narkotika.

"Mahasiswa di Blora berasal dari berbagai daerah di Indonesia. Pengawasan dan edukasi di kampus menjadi sangat penting," ujarnya.

Ia berharap melalui kerja sama ini, perguruan tinggi lebih proaktif mengundang BNPT untuk memberikan edukasi dan penguatan literasi kewaspadaan kepada mahasiswa dan civitas akademika.

"Dengan kolaborasi ini kita ingin generasi muda Blora semakin tangguh dan kebal terhadap paham radikal yang mengancam keutuhan bangsa," ujarnya.

Penandatanganan MoU ini menjadi langkah strategis BNPT dalam memperluas jaringan pencegahan terorisme hingga ke daerah perbatasan, sekaligus memperkuat peran perguruan tinggi sebagai benteng ideologi Pancasila.