Jelang Karantina, Agam Inong Aceh Ditempa Karakter di Rindam Mata Ie
Muhammad Hadi November 22, 2025 04:32 PM

Laporan Wartawan Serambi Indonesia, Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAAMBINEWS.COM, BANDA ACEH -  Pagi yang teduh di Rindam Iskandar Muda, Mata Ie, membuka langkah para finalis Agam Inong Aceh 2025. 

Satu per satu mereka berbaris rapi di koridor hijau, mengenakan kaus bertuliskan Pemilihan Agam Inong Aceh 2025. 

Raut wajah mereka beragam—ada yang tegang, ada yang tersenyum percaya diri—menandai dimulainya sebuah perjalanan baru: pra-karantina Bela Negara.

Selama dua hari, 22–23 November 2025, para finalis akan menjalani rangkaian latihan fisik, kesamaptaan, pembinaan karakter, hingga penguatan etika kepemimpinan. 

Di bawah arahan instruktur TNI, mereka diperkenalkan pada kedisiplinan yang ketat, ketepatan waktu, serta kemampuan mengelola diri dalam tekanan, aspek yang mungkin tak tampak di panggung pemilihan duta wisata, tetapi justru menjadi fondasi penting bagi representasi Aceh.

“Pendidikan Bela Negara ini tidak hanya soal baris-berbaris. Ini tentang bagaimana mereka mampu memimpin diri, menjaga integritas, dan memahami tanggung jawab sebagai wajah Aceh di mata publik,” ujar Kabid Pemasaran Pariwisata, Akmal Fajar, mewakili Kadisbudpar Aceh.

Baginya, peran Agam Inong lebih luas daripada sekadar promotor pariwisata. 

Mereka diharapkan membawa nilai budaya, etika sosial, dan keteguhan karakter yang mencerminkan masyarakat Aceh.

“Peran mereka adalah simbol sopan santun dan nilai-nilai yang kita junjung,” lanjut Akmal.

Di aula terbuka Rindam, para finalis tampak melakukan penghormatan dengan khidmat. 

Di antara barisan itu, tampak perpaduan antara keseriusan dan kebanggaan, seakan menandai kesiapan mereka ditempa.

Ketua Yayasan Agam Inong Aceh, Reyhan Gufriansyah, melihat proses pra-karantina ini sebagai titik penting sebelum para finalis memasuki tahap kompetisi.

“Materi Bela Negara memberikan dampak besar terhadap pembentukan kepribadian dan kedisiplinan mereka. Ini membangun fondasi karakter yang akan mereka bawa ke setiap tahap kompetisi,” ungkap Reyhan.

Ia juga berharap proses ini menciptakan ikatan yang lebih kuat di antara para finalis.

“Solidaritas dan kemampuan bekerja sama adalah hal yang tak kalah penting. Mereka akan menghadapi proses panjang, dan kebersamaan adalah salah satu kuncinya,” tambahnya.

Setelah menuntaskan pra-karantina, para finalis akan memasuki masa karantina utama. 

Di sana, mereka akan mendapatkan pembekalan pariwisata, budaya, public speaking, personal branding, seni dan tradisi Aceh, kepemudaan, hingga sesi penilaian langsung dari para juri profesional. 

Duta Wisata yang memiliki integritas

Semua rangkaian itu akan bermuara pada malam puncak penobatan Agam Inong Aceh di Bale Meuseuraya Aceh, Sabtu, 29 November 2025.

Pra-karantina Bela Negara ini diharapkan menjadi pijakan awal untuk melahirkan duta-duta muda Aceh yang tidak hanya mahir mempromosikan pariwisata, tetapi juga memiliki integritas, karakter kuat, serta jiwa kepemimpinan yang mampu menginspirasi generasi muda lainnya.(*)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.