Fitri Belajar Memahami Dunia Lewat Buku
R Hari Tri Widodo November 22, 2025 10:31 PM

BANJARMASINPOST.CO.ID - Ada tiga buku paling paling berkesan bagi Nurfaiqoh Fitri. Bukan hanya ceritanya bagus, tetapi juga masing-masing meninggalkan jejak emosional dan pemikiran yang bertahan lama dalam hidup. 

Pertama, Laut Bercerita karya Leila S Chudori. Buku itu terasa begitu emosional karna bagaimana penulis menggambarkan rasa kehilangan yang mendalam dari keluarga aktivis tahun 1998, perjuangan mereka serta kemanusiaan sangat membekas sekali. 

"Rasanya tiap halaman membawa perasaan yang sulit dilupakan," kata Fitri, mahasiswi Program Studi Akuntansi Universitas Terbuka (UT).

Gadis kelahiran Barabai, 23 November 2004 ini juga sangat terkesan sekali dengan salah satu dari banyaknya karya Tere Liye yaitu Hujan

"Novel tersebut mengisahkan perjalanan hidup tokoh utama yang bernama Lail, seorang gadis yang kehilangan orangtuanya akibat bencana besar. 

Dalam novel tersebut kita mengikuti proses Lail bertumbuh, berduka, dan belajar bangkit kembali. 

Di tengah dunia futuristik dengan kemajuan teknologi, novel ini juga menyoroti tema kehilangan yang mendalam, cinta, persahabatan, dan keberanian untuk memulai hidup bar. 

"Meski berlatar masa depan, emosi dan konflik yang dihadirkan tetap sangat humanis dan dekat dengan pembaca," kata Coach Public Speaking Kids Class di Balai Rakyat Creative Hub Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini.

Buku lainya yang tak kalah bermakna adalah Habis Gelap Terbitlah Terang karya RA Kartini. Meskipun klasik, isi dan semangatnya tetap relevan sampai sekarang. "Surat-surat Kartini selalu berhasil mengingatkanku tentang pentingnya pendidikan, keberanian bersuara, dan kekuatan seorang perempuan dalam memperjuangkan perubahan," jelasnya.

Warga Barabai, HST ini, mulai menyukai kegiatan membaca sejak kecil. Saat itu, orangtua sering membelikannya buku cerita bergambar yang penuh warna dan karakter menarik. 

Dari kebiasaan sederhana itu, tumbuh rasa cinta terhadap membaca yang terus saya bawa hingga sekarang. 

Seiring berjalannya waktu, membaca bukan hanya menjadi kegiatan mengisi waktu luang, tetapi juga sarana untuk belajar, memahami dunia, mengenal diri sendiri dan menjadi bagian dari diriku. 

"Kini, setiap buku yang kubaca terasa seperti perjalanan baru yang selalu membuatku jatuh cinta pada dunia literasi," kata Fitri yang bekerja di bidang Administrasi  Perkantoran (Pramubakti) dan Coach Public Speaking kelas anak-anak.

Fitri sangat suka membaca novel, buku-buku self improvement, development, serta reflection. Novel menurutnya selalu membawa imajinasi dan kreativitasku ke dunia baru. Setiap kisah punya keajaiban tersendiri yang membuatnya belajar memahami emosi, karakter, dan makna hidup dari sudut pandang yang berbeda. 

Sedangkan buku-buku self improvement dan development, membuatnya banyak belajar tentang bagaimana memahami diri sendiri, membuka mata lebih luas terhadap kehidupan, dan menjadi manusia yang lebih sadar serta berempati.

Berbicara soal favorit, ada beberapa karya yang benar-benar berkesan baginya, untuk novel ada As Long as the Lemon Trees Grow karya Zoulfa Katouh, Tentang Kamu karya Tere Liye dan The Little Prince (Le Petit Prince) karya Antoine de Saint-Exupéry. "Ketiganya menghadirkan kisah yang berbeda tapi sama-sama menyentuh tentang kehilangan, cinta, perjuangan, dan makna kemanusiaan," terangnya.

Adapun untuk buku self improvement dan reflection, top 3 versinya adalah The Things You Can See Only When You Slow Down karya Haemin Sunim, How to Win Friends and Influence People karya Dale Carnegie, setta PATA karya Mun Ka-young.

"Buku-buku itu sangat membantu aku belajar untuk hidup dengan lebih tenang, berhubungan dengan orang lain secara lebih bijak, dan terus bertumbuh sebagai individu yang berproses setiap hari," tukasnya.

Baginya, membaca juga membuat pikiran lebih terbuka, kreatif, dan reflektif. Ia merasa lebih tenang, lebih peka terhadap sekitar, dan lebih siap menghadapi berbagai hal dalam hidup. Intinya, membaca bukan cuma menambah pengetahuan, tapi juga menumbuhkan empati dan kedewasaan dalam diri.

"Aku suka memilih buku dengan hati-hati dan menghabiskan waktu berjam-jam di toko buku offline maupun online bukan hanya karena sampulnya menarik, tapi juga karena isi dan pesan di dalamnya terasa bermakna. Jadi setiap kali belanja buku, rasanya seperti menambah teman baru yang akan menemaniku dalam berbagai suasana," alasannya.

Koleksi bukunya mulai dari KKPK sampai komik yang sudah dia kumpulkan sejak kecil. Selain itu, ia juga punya beberapa buku self improvement yang biasanya dibaca saat ingin belajar hal baru tentang pengembangan diri.

Menurut Fitri, kunci agar betah membaca adalah menemukan bacaan yang benar-benar disukai. 

"Jangan paksakan membaca sesuatu hanya karena sedang populer, mulai saja dari genre yang bikin kita nyaman dan penasaran," kata Duta Pembicara Muda Indonesia Batch 2 2025 ini.

Selain itu, ciptakan suasana membaca yang tenang dan menyenangkan. Misalnya dengan membuat pojok baca kecil, menyalakan aroma lilin, atau ditemani secangkir teh hangat. 

"Aku juga suka membaca sambil mendengarkan musik instrumental supaya lebih rileks," tukasnya.

Dan yang paling penting, nikmati prosesnya. Jangan mengejar berapa banyak buku yang dibaca, tapi rasakan makna dari setiap halaman. 

Kalau sudah begitu, membaca bukan lagi kewajiban tapi jadi media beristirahat yang menenangkan. (Salmah saurin)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.