AIESEC Unila Gelar Impact Circle, Dorong Pemuda Wujudkan Kota Berkelanjutan
Lampung Geh November 23, 2025 01:00 AM
Lampung Geh, Bandar Lampung - Aiesec Universitas Lampung (Unila) menggelar Impact Circle 12.0 dengan Fokus dorong Pemuda Wujudkan Kota Berkelanjutan, pada Sabtu (22/11).
Acara ini berfokus pada pembahasan SDGs 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan, melalui kolaborasi bersama Universitas Bandar Lampung (UBL).
Perbesar
Aisec Unila Gelar Impact Circle 12 x Kem11lau berfokus pada SDGs 11 Dorong Pemuda dalam ambil peran dalam mendukung Pembangunan Kota Keberlanjutan | Foto : Dok. Madun
Presiden Aiesec Unila mengatakan bahwa Impact Circle menjadi ruang belajar bagi pemuda untuk memahami isu-isu sustainable development, mengasah kepedulian, dan mendorong generasi muda agar lebih serius mempelajari serta menerapkan prinsip keberlanjutan dalam kehidupan sehari-hari.
“Pemuda harus berada di garis depan perubahan,” ujarnya.
Praditya Vito Pratama, selaku PIC Impact Circle 12.0, berharap kegiatan ini mampu menjadi brand awareness yang kuat bagi mahasiswa untuk terlibat dalam isu-isu kota berkelanjutan.
“Kami ingin aktivitas AIESEC dan isu SDGs semakin dikenal, terutama di kalangan anak muda Lampung,” kata Vito.
Acara ini menghadirkan, Fritz Akhmad Nuzir, selaku Direktur SDGs Center UBL, menekankan pentingnya menyiapkan para pemuda sebagai calon pemimpin masa depan yang memahami konsep pembangunan berkelanjutan.
Menurutnya, keberhasilan pembangunan kota tidak hanya soal infrastruktur, tetapi juga pemahaman masyarakat atas isu keberlanjutan.
“Pemuda hari ini adalah calon leader SDGs masa depan. Mereka harus dibekali pengetahuan, empati, dan kemampuan berkontribusi,” ujarnya.
Perbesar
Aisec Unila Gelar Impact Circle 12 x Kem11lau berfokus pada SDGs 11 Dorong Pemuda dalam ambil peran dalam mendukung Pembangunan Kota Keberlanjutan | Foto : Dok. Madun
Dwi Andini, selaku OCP Impact Circle 11, menambahkan bahwa kegiatan ini memberikan wawasan besar untuk mendorong kepedulian mahasiswa terhadap isu lingkungan.
“Ini membuka mata banyak mahasiswa bahwa mereka punya peran besar dalam menjaga kota dan lingkungan,” ucapnya.
Fritz juga menyoroti pentingnya inklusivitas dalam pembangunan kota, terutama bagi warga berkebutuhan khusus agar merasakan manfaat yang sama dari transportasi umum, ruang terbuka hijau (RTH), dan fasilitas publik lainnya.
Ia menjelaskan bahwa SDG 11 menjadi isu mendesak bagi Lampung, khususnya terkait penanganan banjir karena menurut laporanya per Januari 2025 warga Bandar Lampung yg terdampak banjir mencapai 14 ribu warga di 16 kecamatan dan 79 desa.
“Kita harus memperkuat ketahanan kota. Ini pekerjaan bersama,” tegasnya.
Sementara itu, Cindy Dwi Islami, S.P.W.K, Program Manager Youth Sanitation Concern Indonesia yang membawakan materi SDG 6: Air Bersih dan Sanitasi, mengungkapkan kondisi sanitasi di Lampung masih sangat memprihatinkan.
“Sanitasi aman di Lampung baru 2,5%, sedangkan di Kota Bandar Lampung hanya 0,13%. Angka ini sangat rendah dan berpotensi meningkatkan risiko kesehatan, khususnya bagi perempuan dan anak-anak,” jelasnya.
Cindy menekankan perlunya peningkatan infrastruktur sanitasi air agar mampu menopang kualitas hidup masyarakat dan ketahanan kota terhadap dampak perubahan iklim.
Impact Circle merupakan acara nasional yang diinisiasi AIESEC Indonesia untuk memberikan pengalaman bagi anak muda dalam mendiskusikan perkembangan dan implementasi SDGs di Indonesia.
Melalui kolaborasi AIESEC Unila dan UBL, Impact Circle 12.0 menjadi wadah bertukar ide, membangun kesadaran, serta memperkuat komitmen pemuda Lampung dalam menciptakan kota yang lebih aman, layak huni, dan berkelanjutan. (Dun/Put)