Viral Slip Gaji Guru Honorer Memprihatinkan, Sebulan Tersisa Rp 66 Ribu
Glendi Manengal November 26, 2025 07:30 AM
Ringkasan Berita:
  • Slip gaji guru honorer viral di media sosial memprihatinkan
  • Gaji sebulan yang diterima setelah mendapat potongan sisa Rp 66.000
  • Curhat guru honorer, gaji bulan ini cuma buat bensin seminggu

 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Viral seorang guru honorer mendapatkan gaji sebulan tak sampai Rp 100.000

Hal tersebut terungkap setelah kertas slip gaji viral di media sosial.

Rincian pembayaran dalam slip gaji tersebut jadi perhatian dinilai memprihatinkan.

Slip gaji guru honorer itu dibagikan melalui akun Threads Instagram @akangguru pada Senin (17/11/2025). 

Dalam unggahan tersebut, tampak selembar kertas slip gaji menunjukkan, guru tersebut hanya menerima Rp66 ribu.

Jumlah itu, sisa dari honor mengajar selama sebulan. 

Berdasarkan rincian, honorer itu mendapat Rp300.000 dari 15 jam mengajar dengan tarif Rp20.000 per jam, serta biaya transportasi sebesar Rp216.000 untuk 27 kali hadir.

Total honor seharusnya Rp516.000.

Namun, karena guru honorer itu memiliki pinjaman koperasi, setiap bulan gajinya dipotong Rp450.000.

Akibatnya, honor dibawa pulang hanya tersisa Rp66.000.

Pada slip gaji itu juga tertera bahwa honor tersebut adalah untuk bulan Oktober 2025, yang diterimanya pada 5 November 2025 setelah ditandatangani bendahara.

Dalam keterangannya, guru honorer tersebut menyampaikan keluh kesahnya dan mengaku bahwa gaji Rp66 ribu itu hanya cukup untuk membeli bensin selama satu minggu.

"Gaji bulan ini cuma cukup buat bensin seminggu," tulis sang guru, mengutip Tribun Jabar.

Meski gaji yang diterima tak seberapa, sang guru dengan kerendahan hati tetap semangat mengajar setelah melihat senyum para muridnya.

"Tapi tetap berangkat ngajar, karena senyum anak-anak itu yang bikin semangat," ungkapnya.

Kemudian guru honorer tersebut mengutarakan pikirannya, apakah ia bisa mempunyai penghasilan tambahan.

"Kadang mikir, apa bisa ya guru honorer juga punya penghasilan tambahan tanpa tinggalin kelas?" tulisnya.

Setelah ditelusuri, ternyata kini guru honorer tersebut juga mengasah keahliannya di bidang lain.

Dalam bio Instagramnya, tercantum bahwa ia mengaku memiliki pengalaman 10 tahun lebih di digital marketing.

Ia juga menuliskan, saat ini ia juga mengulik produk digital.

Dalam komentar lainnya, guru honorer tersebut mengungkap fakta lain.

Ia mengaku hanya pernah mengajar sebagai guru dan merasakan fakta soal gaji tersebut.

Sayangnya, ia tak menjelaskan lebih detail apakah slip gaji yang dibagikannya tersebut benar atau tidak.

Namun, ia membeberkan klarifikasi bahwa slip gaji tersebut bukan semata untuk mencari perhatian netizen.

"Ini study kasus general real ya sodas sendiri yang mengalaminya, dan karena saya ada pengalaman di digital marketing saya ajak lah sodara saya itu buat belajar bikin produk digital tanpa harus meninggalkan ngejar dan mungkin di luar sana juga ada yang mengalami hal yang sama

Jadi bukan bermaksud untuk mempermainkan dan hanya mencari engagement. Tapi saya akan coba bantu sharing pengalaman," paparnya.

Ia menegaskan bahwa dirinya juga pernah menjadi guru honorer dan mengajar.

Lalu, ia menyampaikan curhatannya bahwa selama mengajar, dirinya ikut belajar.

Yakni bahwa mengajar bukan hanya transfer ilmu, tapi juga transfer harapan.

"Dulu saya pernah mengajar, gak lama tapi, cukup buat bikin saya ngerti satu hal: ngajar itu bukan cuma transfer ilmu tapi transfer harapan," tulisnya.

Ia membagikan curhatan tersebut sembari membagikan foto kenangannya saat mengajar sebagai guru honorer.

Lalu ia kembali curhat bahwa seorang guru honorer terlihat kuat, padahal gaji tidak seberapa.

"Makannya tiap lihat guru honorer, saya selalu mikir: mereka ini pahlawan tanpa panggung," tulisnya.

Kemudian ia menyampaikan pesan dan ucapan terima kasih kepada para guru.

"Buat teman-teman guru honorer yang masing berjuang: kalian mungkin gak merasa spesial, tapi banyak banget orang yang hidupnya berubah karena kalian.

Terima kasih sudah mengajar, bahkan ketika dunia sering lupa menghargai. Semoga pintu-pintu rezeki yang lebih baik kemuka satu per satu," tutupnya.

Kisah Guru Honorer Lainnya

Sementara itu, sebanyak 16 guru honorer di SMAN 12 Kabupaten Kaur ternyata menerima bayaran Rp12.000 per jam.

Uang untuk bayaran para guru honorer tersebut bersumber dari urunan wali murid.

Praktik ini diungkap anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring.

"Jadi, awalnya kami kunjungan ke SMA Negeri 12 Kabupaten Kaur itu merespons aksi para siswa di media sosial yang meminta Gubernur dan presiden agar gedung sekolah mereka dibangun," kata Usin saat dikonfirmasi melalui telepon, Jumat (31/10/2025).

Sekolah yang berlokasi di Desa Bukit Indah, Kecamatan Nasal, Kabupaten Kaur, tersebut berada di wilayah terpencil dengan akses jalan tanah kuning yang rusak.

Selama tiga tahun terakhir, kegiatan belajar mengajar dilakukan di gedung milik SMPN 22 Nasal.

"Ada 130 siswa, kelas X 53 siswa, kelas XI 50 siswa, kelas XII 25 siswa," kata Usin, melansir Kompas.com.

"Saat kami mengunjungi sekolah diketahui sekolah mereka masih menumpang dengan SMP 22 Nasal," ujar Usin.

Sekolah tersebut dipimpin seorang pelaksana tugas (Plt) kepala sekolah yang juga merupakan guru tetap di SMKN 4 Kaur.

Menurut Usin, total ada 22 guru di sekolah tersebut, terdiri dari ASN, PPPK, paruh waktu, dan honorer.

"Dari situ kami temukan ada 16 honorer sekolah yang digaji Rp12.000 per jam," ucap Usin.

"Uang gaji para guru honorer sekolah itu didapat dari urunan para wali murid," ungkapnya.

Meski digaji dari urunan wali murid, para guru honorer mengaku tetap ikhlas menjalani tugasnya karena ingin anak-anak di daerah tersebut terus bersekolah.

"Jadi, karena SMA jauh sebelum ada SMAN 12, siswa tamat SMP kalau harus melanjutkan SMA harus kos karena SMA terdekat jauh dari desa," tuturnya.

"Untuk tamatan SMP yang tidak melanjutkan SMA maka menikah cepat," jelas Usin.

Atas temuan tersebut, DPRD Provinsi Bengkulu berjanji akan mengawal usulan pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) bagi SMA Negeri 12 Kaur.

"Kami sudah koordinasi dengan dinas, usulan USB sudah disampaikan ke kementerian pendidikan dan kebudayaan. Kami akan kawal agar SMA ini mendapat ruang baru dan permanen," kata Usin.

Ia menambahkan, apabila sekolah tersebut memiliki gedung baru, sekitar sembilan desa terdekat dapat menyekolahkan anak-anaknya tanpa harus jauh.

"Ada sembilan desa anak-anaknya bisa sekolah di SMA Negeri 12 kalau gedung barunya tersedia," ucapnya.

DPRD juga berkomitmen untuk membantu proses hibah tanah dan pematangan lahan.

Dalam kunjungan tersebut, DPRD menyerahkan seperangkat komputer dan printer kepada pihak sekolah.

"Selama ini para guru menggunakan monitor komputer lawas dan CPU rusak yang mereka rakit sendiri untuk memenuhi kebutuhan administrasi sekolah," tutup Usin.

Pemerintah Naikan Insetif Guru Honorer 2026

Pemerintah berencana meningkatkan kesejahteraan guru honorer di seluruh Indonesia melalui penambahan insentif dan sejumlah kebijakan pendukung lainnya.

Pengumuman tersebut disampaikan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI, Prof Abdul Mu'ti, saat upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2025 di Surabaya, Selasa (25/11/2025).

Dalam pernyataannya, Mu'ti menegaskan pemerintah akan menaikkan insentif bagi guru honorer mulai tahun anggaran 2026.

Besaran bantuan yang sebelumnya Rp300 ribu per bulan akan ditingkatkan menjadi Rp400 ribu per bulan.

Selain penambahan insentif, pemerintah juga menyiapkan program pengembangan kompetensi yang lebih terstruktur untuk para guru.

Salah satunya adalah pemberian kesempatan beasiswa bagi 150.000 guru untuk melanjutkan studi pada tahun 2026.

“Tahun 2026 kesempatan melanjutkan studi dengan beasiswa dibuka untuk 150 ribu guru. Tunjangan guru honorer dinaikkan dari Rp300 ribu per bulan menjadi Rp400 ribu per bulan,” ujar Mu'ti dalam sambutannya.

Mu'ti juga menyoroti perlunya penyesuaian beban kerja guru agar mereka dapat lebih fokus pada proses pembelajaran.

Ia menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen mengurangi beban administratif yang selama ini dianggap menghambat tugas utama guru di kelas.

“Tugas administrasi guru dikurangi. Kewajiban mengajar tidak mutlak 24 jam. Ada satu hari belajar guru dalam sepekan,” kata Mu'ti.

Menurutnya, langkah tersebut bukan hanya untuk meringankan tugas, tetapi juga untuk memberi ruang bagi guru dalam meningkatkan kompetensi diri.

Pemerintah ingin satu hari dalam sepekan dijadikan waktu khusus bagi guru untuk belajar, merancang pembelajaran, mengevaluasi capaian murid, serta mengikuti pelatihan berbasis kebutuhan masing-masing.

“Kebijakan tersebut dimaksudkan agar guru dapat lebih fokus melaksanakan tugas utama sebagai pendidik profesional, melaksanakan tugas pembelajaran, membimbing, dan meningkatkan kualitas diri,” ujarnya.

Peringatan Hari Guru Nasional 2025 menjadi momentum bagi pemerintah untuk menegaskan kembali komitmen dalam meningkatkan kesejahteraan dan kualitas tenaga pendidik.

Dengan peningkatan insentif, pembukaan akses beasiswa skala besar, serta penataan ulang beban kerja, pemerintah berharap kualitas pendidikan nasional dapat semakin menguat.

Para pendidik diharapkan dapat menjalankan tugas lebih optimal tanpa terbebani urusan administratif yang tak perlu, sekaligus memiliki ruang lebih luas untuk meningkatkan kapasitas sebagai tenaga profesional.

WhatsApp Tribun Manado: Klik di Sini

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.