Saat Trump Tetapkan Sejumlah Cabang Ikhwanul Muslimin sebagai Teroris
kumparanNEWS November 26, 2025 10:00 AM
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meneken keppres yang menetapkan sejumlah cabang Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris internasional, Senin (25/11).
Dalam keppres tersebut, cabang yang masuk daftar hitam berada di Lebanon, Mesir, dan Yordania.
Dengan penetapan itu, AS dapat mengambil berbagai tindakan hukuman seperti membekukan aset dan melarang anggota organisasi itu masuk ke wilayah AS.
Setelah keppres diteken, Menlu AS Marco Rubio dan Menkeu AS Scott Bessent tinggal melengkapi proses tersebut.
Menurut laporan kantor berita AFP, Ikhwanul Muslimin dibentuk di Mesir pada 1928. Kini gerakan itu telah menyebar ke sejumlah negara Arab.
Ikhwanul Muslimin didirikan oleh seorang guru sekolah bernama Hassan al-Banna. Ia menyebarkan ideologi kebangkitan Islam dalam tatanan sosial masyarakat untuk melawan kolonialisme Barat.
Alasan Trump Tetapkan Sejumlah Cabang Ikhwanul Muslimin sebagai Teroris
Perbesar
Presiden AS Donald Trump berpidato di hadapan Knesset, parlemen Israel, Yerusalem, Senin (13/10/2025). Foto: Chip Somodevilla/Pool via REUTERS
Ada alasan mengapa Trump menerbitkan keppres tersebut:
“Cabang-cabang tersebut terlibat dalam atau memfasilitasi dan mendukung kekerasan serta kampanye destabilisasi yang merugikan wilayah mereka sendiri, warga negara Amerika Serikat, dan kepentingan Amerika Serikat," demikian isi keppres tersebut seperti dikutip dari AFP.
Penelusuran kumparan pada lembar fakta yang dirilis Gedung Putih menunjukkan bahwa penetapan keppres itu merupakan bagian dari upaya AS melawan ancaman terorisme transnasional.
AS menuding Ikhwanul Muslimin memicu terorisme dan kampanye destabilisasi, tak hanya terhadap kepentingan AS tetapi juga sekutunya di Timur Tengah.
Dalam lembar fakta itu disebutkan bahwa setelah serangan 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza, sayap militer Ikhwanul Muslimin di Lebanon melancarkan berbagai serangan roket terhadap sasaran militer dan sipil di Israel.
Selain itu, AS juga menerima laporan bahwa seorang pemimpin Ikhwanul Muslimin di Mesir mendorong serangan kekerasan terhadap mitra dan kepentingan AS di Timur Tengah pada 7 Oktober 2023.
Laporan lain yang diterima AS menunjukkan bahwa pemimpin Ikhwanul Muslimin di Yordania memberikan dukungan terhadap sayap militer Hamas.
Jejak Perlawanan Ikhwanul Muslimin terhadap Israel
Perbesar
Ilustrasi kelompok Ikhwanul Muslimin. Foto: Khalil Mazraawi/AFP
Sebagai salah satu gerakan Islam tertua dan paling berpengaruh di dunia Arab, Ikhwanul Muslimin sejak berdiri pada 1928 sangat mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam agresi Israel.
Pendiri Ikhwanul Muslimin, Hassan al-Banna, pernah menyatakan bahwa Palestina adalah masalah seluruh umat Islam. Saudara al-Banna, 'Abd al-Rahman al-Banna, pergi ke Palestina dan mendirikan Ikhwanul Muslimin di sana pada 1935. Ikhwanul Muslimin di Palestina pada masa awal dipimpin oleh Al-Hajj Amin al-Husseini, tokoh yang ditunjuk Inggris sebagai Mufti Besar Israel.
Tokoh lainnya yang berpengaruh di Ikhwanul Muslimin Palestina adalah 'Izz al-Din al-Qassam. Dia menjadi inspirasi bagi kaum Islamis karena menjadi orang pertama yang memimpin perlawanan bersenjata atas nama Palestina melawan Inggris pada 1935.
Perlawanan bersenjata Ikhwanul Muslimin berlanjut saat perang Arab-Israel pada 1948. Anggota Ikhwanul Muslimin bertempur bersama tentara Arab.
Dengan terbentuknya negara Israel dan dampak dari Nakba, pengungsi Palestina banyak yang terdorong bergabung dengan Ikhwanul Muslimin.
Usai perang, aktivitas Ikhwanul Muslimin khususnya di Tepi Barat bersifat sosial, keagamaan, dan tidak menyinggung politik. Hubungan Ikhwanul Muslimin relatif baik dengan Yordania saat negara itu menganeksasi Tepi Barat. Sebaliknya, Ikhwanul Muslimin sering berselisih dengan pemerintah Mesir yang mengontrol Jalur Gaza pada 1967.
Meski berselisih, Ikhwanul Muslimin tetap mengangkat senjata bersama Mesir dalam Perang Enam Hari pada 1967. Sayangnya, Perang Enam Hari itu dimenangkan Israel.
Pascaperang, Ikhwanul Muslimin lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan. Meski demikian, pendukung Ikhwanul Muslimin tetap menyuarakan dukungannya terhadap Israel dan menentang Israel.
Di era modern, pendukung Ikhwanul Muslimin sering menggalang dukungan bagi Palestina. Di Yordania, misalnya, cabang Ikhwanul Muslimin aktif mengorganisir aksi pro-Palestina, mengumpulkan bantuan kemanusiaan untuk Gaza, dan mengkritik pemerintah yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
Di wilayah Turki dan Eropa, pendukung Ikhwanul Muslimin sering melakukan kampanye, aktivitas solidaritas Palestina dan mengecam Israel.