Ibu di Bandung Senang Anaknya Dapat MBG: Nggak Bingung Mikirin Gizi
kumparanNEWS November 26, 2025 11:00 AM
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memberikan manfaat bukan hanya bagi siswa, tetapi juga berdampak positif bagi para orang tuanya. Seperti yang dirasakan oleh keluarga sederhana di Bandung, Erlita (35 tahun).
Di tengah penghasilan yang pas-pasan sebagai pemasang kancing dan reparasi baju rajutan, ia dan suami merasa kehadiran MBG membuat kebutuhan gizi anak-anaknya lebih terjamin tanpa menambah beban biaya harian. Suaminya bekerja di bidang yang sama dengan Erlita.
“Kalau ditotal penghasilan berdua itu Rp 4 juta,” kata Erlita saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/11).
Dengan penghasilan di bawah UMR itu, Erlita dan suami harus mencukupi kebutuhan tiga anak: si sulung yang bersekolah di SMP Negeri 31 Bandung, anak kedua yang duduk di bangku SD, dan si bungsu yang baru masuk PAUD.
Beban ekonomi terasa semakin berat ketika harus menyiapkan uang jajan atau sarapan untuk dua anak sekolahnya. “Biasanya saya kasih Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu per anak per hari,” katanya. “Lumayan banget kalau tiap hari harus mikir itu.”
Dapat MBG Tak Bingung Soal Gizi, Beban Ekonomi Berkurang
Erlita menyebut, kedua anaknya yang bersekolah SD dan SMP menjadi penerima program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Sejak kedua anaknya menjadi penerima MBG, beban yang selama ini dipikul Erlita terasa lebih ringan. Program ini memberikan satu kali makan bergizi di sekolah, lengkap dengan lauk, sayur, buah, serta menu yang disesuaikan kebutuhan nutrisi anak.
"Ya lumayan, ga perlu bingung mikirin cara menuhin gizi anak, kan udah diatur di sekolah ya," ucap Erlita.
Perbesar
Erlita, ibu yang anaknya terima MBG. Foto: Linda Lestari/kumparan
Dampaknya langsung terasa bagi Erlita. Pengeluaran harian turun signifikan. Jika sebelumnya Erlita harus menyiapkan sekitar Rp 20.000 hingga Rp 30.000 per hari untuk dua anak, kini pos biaya itu hampir hilang. Uang jajan anak-anak pun tak lagi terpakai dan bisa dialihkan untuk kebutuhan kecil lainnya.
“Cukup terbantu ya. Uangnya bisa dipake mereka buat jajan sepulang sekolah, soalnya di sekolah udah dikasih makan. Jadi seneng aja,” katanya.
Anak-anak Lebih Semangat Berangkat Sekolah
Tak hanya bagi Erlita, perubahan juga dirasakan oleh anak-anaknya. Anak sulungnya yang duduk di bangku SMP mengaku senang dengan menu MBG, terutama ayam, sayur dan buah yang menjadi favoritnya.
"Dibanyakin sayur sama buahnya," katanya.
Buah-buahan segar di menu MBG yang dulunya tak selalu bisa Erlita berikan kepada anaknya di rumah karena harganya cukup tinggi, kini dengan MBG, kedua anaknya bisa menikmati buah segar setiap hari.
Hal yang sama juga dirasakan anak kedua Erlita yang duduk di bangku SD, dia jadi lebih bersemangat berangkat sekolah dan selalu menanti MBG setiap harinya.
Ia berharap, menu MBG yang disajikan di sekolah semakin variatif supaya anak-anak semangat untuk mengonsumsinya.
"Menunya lebih beragam dan lebih enak biar anak makin suka, makin semangat juga makannya," ucap dia.
Dampak MBG yang dirasakan Erlita dan anaknya menjadi bukti nyata manfaat program bagi keluarga seperti mereka. MBG bukan sekadar soal mendapat makanan gratis di sekolah. Program ini memberi ruang 'bernapas' bagi ekonomi keluarga dan ketenangan bagi orang tua seperti Erlita.