Tanjungpinang (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengerahkan 54 personel tim penyelamat untuk memperkuat operasi SAR dan mendistribusikan bantuan bagi warga terdampak banjir dan longsor di wilayah Aceh dan sekitarnya.

"Hal ini menunjukkan komitmen Badan SAR Nasional (Basarnas) dalam memberikan respons cepat terhadap kondisi kedaruratan di tanah air," kata Kepala Kantor SAR Tanjungpinang Fazzli, Jumat.

Fazzli menyebut belakangan curah hujan ekstrem yang terjadi berturut-turut di beberapa kabupaten di Aceh telah menyebabkan banjir meluas hingga merendam permukiman, merusak akses jalan, serta memicu sejumlah titik longsor yang menghambat mobilisasi warga.

Kondisi ini membuat banyak daerah terisolasi dan kebutuhan akan dukungan SAR serta logistik kemanusiaan meningkat signifikan.

Maka itu, kata dia, Basarnas menugaskan Kantor SAR Tanjungpinang sebagai salah satu unsur yang dikerahkan untuk memperkuat operasi di wilayah terdampak bencana tersebut.

Fazzli menyebut tim penyelamat atau rescue resmi diberangkatkan dari Batam menggunakan Kapal Kelas I KN SAR Purworejo, Jumat (28/11) malam, pukul 02.40 WIB.

Perjalanan diperkirakan memakan waktu sekitar 40 jam, dengan estimasi kedatangan di Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh, Minggu (30/11), pukul 18.40 WIB.

Selain pengerahan personel, lanjut Fazzli, tim Basarnas juga membawa berbagai dukungan logistik untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir dan longsor, meliputi beras, mie instan, dan air mineral.

"Bantuan ini diharapkan dapat segera disalurkan begitu tim tiba di lokasi," ungkapnya.

Untuk memperkuat pelaksanaan operasi SAR di Aceh, lanjut dia, Kantor SAR Tanjungpinang turut mengikutsertakan sejumlah alat pendukung, antara lain rescue truck, rescue car type II, perahu karet, serta motor tempel (mopel).

Seluruh peralatan ini akan digunakan untuk evakuasi, penyelamatan, serta mobilisasi di wilayah yang sulit terjangkau akibat tingginya genangan air maupun akses jalan yang tertutup longsor.

Fazzli menegaskan penguatan operasi SAR ini adalah bagian dari upaya nasional untuk memastikan keselamatan masyarakat, mempercepat penanganan darurat, serta memberikan dukungan kemanusiaan secara terpadu.

"Dengan dukungan unsur Basarnas dari berbagai wilayah, diharapkan penanganan bencana di Aceh dapat dilakukan lebih cepat, terkoordinasi, dan efektif, sehingga membantu meminimalkan risiko dan memulihkan kondisi masyarakat terdampak secepat mungkin," demikian Fazzli.