Caracas (ANTARA) - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan ancaman militer Amerika Serikat (AS) di Karibia dapat mengganggu stabilitas pasar energi global.

Peringatan tersebut disampaikan Maduro dalam suratnya kepada Sekretaris jenderal Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) Haitham Al Ghais.

Dalam suratnya, Maduro mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah melancarkan "kampanye intimidasi dan ancaman" terhadap negara Amerika Latin tersebut sejak Agustus.

Pengerahan lebih dari 14 kapal perang AS dan 15.000 tentara di Laut Karibia menciptakan atmosfer ketegangan yang dapat mengganggu keamanan regional dan berdampak terhadap pasokan energi, katanya.

Maduro mengecam upaya AS untuk merebut cadangan minyak mentah Venezuela, memperingatkan bahwa hal itu menimbulkan risiko langsung terhadap keseimbangan pasar global.

Venezuela akan tetap "teguh" dalam mempertahankan sumber daya energinya dan tidak akan menyerah pada tekanan eksternal, ujarnya, seraya menambahkan bahwa intervensi militer di negara-negara penghasil minyak pada masa lalu telah mengakibatkan ketidakstabilan dan konsekuensi negatif bagi konsumen maupun pengekspor.