Jakarta (ANTARA) - Di tengah bencana banjir yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia, perhatian khusus perlu diberikan kepada anak-anak sebagai kelompok yang paling rentan.

Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, menegaskan bahwa kondisi psikologis dan kesehatan anak harus menjadi prioritas utama dalam penanganan darurat karena anak-anak yang terdampak banjir berisiko mengalami berbagai gangguan emosional.

“Anak-anak ini menjadi salah satu kelompok yang sangat rentan dan perlu kita lindungi. Anak-anak bisa mengalami trauma, ketakutan, cemas, bahkan mimpi buruk,” kata dia pada seminar daring, Senin.

Situasi penuh tekanan di lokasi bencana, ditambah perubahan lingkungan yang drastis, dapat membuat anak-anak sulit beradaptasi secara emosional.

Untuk membantu mengurangi tekanan psikologis tersebut, Piprim menganjurkan adanya aktivitas pendukung yang dapat mengalihkan perhatian anak dari suasana bencana.

“Perlu upaya-upaya seperti mengajak mereka bermain, aktivitas-aktivitas untuk mereka sejenak seperti menggambar dan sebagainya. Ini bisa jadi salah satu opsi untuk mengatasi anak-anak di fase-fase akut ini,” jelas Piprim.

Selain dukungan mental, aspek kesehatan fisik juga tidak kalah penting. Ia menekankan bahwa pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan bergizi dan air bersih harus dipastikan tersedia untuk anak-anak.

“Pastikan anak-anak bisa mendapatkan makanan yang bergizi, air bersih yang aman, karena saya kira anak-anak ini rentan, termasuk juga rentan terhadap penyakit menular di pengungsian,” tambahnya.

Risiko penyakit di pengungsian juga menjadi perhatian serius. Penyakit seperti campak dapat menyebar sangat cepat di lingkungan yang padat. Karena itu, IDAI mendorong agar anak-anak di pengungsian tetap mendapatkan imunisasi yang diperlukan.

“Imunisasi pada anak-anak di tempat pengungsian ini bisa menjadi salah satu hal yang mungkin perlu diupayakan,” ujarnya.

Dr. Piprim juga mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan pemberian Air Susu Ibu (ASI) bagi bayi dan balita di daerah bencana. Menurutnya, dukungan terhadap ibu menyusui harus diperkuat agar bayi tetap mendapatkan nutrisi optimal.

Dengan berbagai langkah tersebut, IDAI berharap penanganan anak-anak di lokasi banjir dapat dilakukan secara lebih komprehensif, baik dari sisi fisik maupun emosional, demi memastikan keselamatan dan kesejahteraan mereka selama masa tanggap darurat.