Jakarta (ANTARA) - Momen Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12 selalu memicu lonjakan signifikan aktivitas transaksi di berbagai platform lokapasar.

Dan lonjakan transaksi masif itu juga menjadi tantangan signifikan di sektor logistik, karena sering kali berpotensi menimbulkan gangguan pengiriman.

"Kini, sistem otomatis SPX mampu menyesuaikan perencanaan hanya dalam satu hari, dengan mempertimbangkan jarak tempuh, kapasitas armada, moda transportasi, hingga tren permintaan di setiap wilayah," jelas Juru Bicara SPX Express saat dihubungi ANTARA, Senin.

Penerapan teknologi automasi di 514 kota dan kabupaten ini bertujuan meminimalkan risiko keterlambatan, mengoptimalkan kapasitas armada, dan menjaga ketepatan waktu pengiriman bahkan pada saat puncak volume pesanan.

Teknologi yang telah diterapkan SPX Express mencakup:

​Automated Sorting Machine: Sistem yang memungkinkan proses penyortiran paket berlangsung jauh lebih cepat dan akurat.

​Automatic Linehaul Distribution Routing and Scheduling: Sistem yang secara otomatis menyesuaikan rute dan jadwal distribusi berdasarkan data permintaan harian. Sebelumnya, penyesuaian rute dilakukan manual dan memakan waktu hingga satu minggu, namun sistem otomatis ini mampu menyesuaikan perencanaan hanya dalam satu hari, mempercepat kedatangan paket di fasilitas tujuan.

​Facility and Network Smart Zoning: Sistem yang menyesuaikan alur distribusi antar-hub berdasarkan proyeksi permintaan di setiap wilayah. Sistem ini menggunakan data historis dan proyeksi permintaan untuk memprediksi volume pesanan dan menentukan rute keberangkatan armada yang paling efisien, sehingga paket dapat tiba pada jam operasional ideal tanpa perlu bermalam di hub transit.

Selain menerapkan automasi, SPX Express juga membagikan tiga kiat berikut agar pengiriman paket tetap berjalan secara optimal, sekaligus meningkatkan kepuasan pelanggan selama momentum Big Campaign seperti Harbolnas 11.11 dan 12.12, yaitu:

1. Pastikan ketersediaan dan pengelolaan stok

Penjual perlu memastikan ketersediaan stok produk dan perlengkapan pengemasan mulai dari kardus, bubble wrap, hingga label pengiriman. Misalnya, jika biasanya Anda mengirim 50 paket per hari, siapkan setidaknya dua kali lipat jumlah tersebut untuk mengantisipasi lonjakan dari pembeli saat periode kampanye besar seperti Harbolnas. Persiapan ini membantu penjual mencegah kehabisan stok dan mengurangi potensi pembatalan pesanan dari pembeli.

2. Kemas dan kirim paket lebih awal

Hari puncak seperti 12.12 biasanya menjadi periode paling sibuk bagi layanan logistik. Untuk menjaga ketepatan waktu, kemas dan kirim paket sesegera mungkin setelah menerima pesanan masuk dari pembeli untuk memberi ruang bagi sistem distribusi dalam memproses paket dengan lebih cepat.

Misalnya, pesanan yang dikirim pada 10 Desember berpeluang tiba lebih cepat dibandingkan paket yang baru dikirim pada hari puncak. Langkah sederhana ini bisa meningkatkan rating toko dan kepuasan pelanggan secara signifikan.

3. Gabungkan paket sesuai dengan jenis ekspedisi dan pengiriman yang dipilih oleh pembeli

Jika toko menggunakan lebih dari satu jasa pengiriman, pisahkan paket sesuai jenis layanan yang dipilih pembeli. Pengelompokan yang tepat memastikan paket langsung masuk ke alur operasional yang sesuai saat hendak dikirimkan ke pihak jasa kirim tersebut.

Sebagai contoh, tiga paket dengan jenis pengiriman Regular dan tiga paket dengan jenis Hemat yang dikirim melalui SPX Express sebaiknya dikelompokkan dari awal untuk mempercepat distribusi dan meminimalkan kesalahan penyortiran.

Selain itu, pastikan perlindungan paket optimal dengan menggunakan bungkus gelembung (bubble wrap), potongan karton di sisi dalam kardus, serta label “Fragile” untuk produk yang rentan rusak.

Pastikan juga label pengiriman tercetak jelas, mudah dibaca, dan sesuai data sistem agar lebih mudah dikenali petugas saat proses penyortiran dan pengiriman.

Penjual bisa memanfaatkan sistem cetak otomatis di dasbor e-commerce agar data lebih konsisten dan mengurangi risiko kesalahan manusia (human error). Semakin baik perlindungan, semakin kecil risiko komplain dari pembeli.