Gebrakan Baru Dedi Mulyadi untuk Pulihkan Hutan, Kerahkan Warga Tanam Pohon sampai Digaji Rp 50 Ribu Per Hari
Fidiah Nuzul Aini December 03, 2025 08:34 AM

Grid.ID -Dedi Mulyadi membuat gebrakan baru untuk pulihkan hutan. Gubernur Jabar kerahkan warga tanam pohon sampai digaji Rp 50 ribu per hari.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkap kondisi hutan di Jawa Barat (Jabar) yang menggundul akibat pembalakan liar. Ia lalu membuat gebrakan baru demi pulihkan hutan.

Terbaru, gebrakan baru Dedi Mulyadi untuk pulihkan hutan menjadi sorotan. Gubernur Jabar kerahkan warga tanam pohon sampai digaji Rp 50 ribu per hari.

Dedi Mulyadi menyampaikan bahwa kawasan yang benar-benar masih berfungsi sebagai hutan murni di Jawa Barat kini hanya tinggal sekitar 20 persen.

"Kondisi hutan di Jawa Barat kan kita semua tahu, ada yang betul-betul masih hutan kan tinggal 20 persen lagi, 80 persen kan dalam keadaan rusak," ujar Dedi Mulyadi, dikutip dari TribunJabar.id.

Menurut Dedi, untuk menangani kerusakan hutan tersebut, pihaknya akan mulai menggerakkan masyarakat secara bertahap untuk menanam serta merawat pohon mulai Desember ini.

"Untuk itu yang rusak ini kita secara bertahap mulai Desember ini untuk masyarakat digerakan menanam dan merawat. Selama ini kan program reboisasi menanam kan ditinggalkan," kata Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi pun berencana akan membayar warga Rp50 ribu perhari untuk melakukan penanaman dan perawatan pohon, agar hutan di Jabar kembali kepada kondisi normal sehingga tidak menimbulkan bencana alam.

"Konsep saya gak begitu (tidak menanam, red), nanti setiap masyarakat itu 1 atau 2 hektar menanam pohon kemudian merawatnya supaya pohon itu kokoh dan kuat, dan mereka mendapat upah dalam setiap hari distandarkan oleh saya 50 ribu.

Nah itu lebih mahal dibanding upah nyangkul di daerah tertentu hanya 30 ribu, kenapa harganya hanya 50 ribu, agar banyak rakyat yang dilibatkan," kata Dedi Mulyadi.

Dedi menjelaskan, dalam penanamanya akan dipadukan berbagai jenis pohon mulai dari pohon yang tidak bisa ditebang hingga pohon yang dapat menghasilkan buah untuk kebutuhan masyarakat.

"Jadi ini yang akan kita lakukan, kita tanemin pohonnya perpaduan, satu pohon hutan yang tidak bisa ditebang misalnya kaya Caringin, Jamuju, kemudian Tanjung, itu bahasa saya yah," ucap Dedi.

"Kemudian yang lainnya pohon yang produktif, peuteuy, jengkol, nangka, nah itu. Sehingga dalam jangka panjang masyarakat mendapat hasilnya.

Besok saya juga akan undang Perhutani, saya mau nanya berapa areal yang kosong, nanti kita tanemin," imbuh Dedi Mulyadi.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat berencana menerapkan moratorium atau penghentian penebangan hutan di area yang dianggap memiliki potensi memicu bencana.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegaskan bahwa langkah ini ditempuh sebagai bentuk pencegahan terhadap kerusakan lingkungan.

"Dan saya sampaikan juga penegasan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dimungkinkan akan segera membuat moratorium larangan penebangan areal hutan Yang memiliki potensi untuk terjadinya musibah," ujarnya dalam rekaman video, dikutip dari Kompas.com.

Mantan Bupati Purwakarta itu menjelaskan bahwa aktivitas penebangan hutan menjadi salah satu penyebab meningkatnya risiko bencana di berbagai daerah. Oleh sebab itu, kebijakan moratorium akan segera diterapkan.

"Moratorium itu segera kami siapkan, mungkin hari besok sudah saya luncurkan," kata Dedi.

Menurutnya, menanam pohon memang penting, tetapi menjaga agar pohon tetap tumbuh dan hidup jauh lebih vital bagi keberlanjutan lingkungan.

"Menanam seribu pohon belum tentu jadi seratus pohon, tapi menebang seribu pohon sudah jelas kehilangan banyak manfaat bagi lingkungan," katanya.

Dedi juga mengimbau pihak-pihak yang dinilai keliru dalam mengambil keputusan terkait tata ruang untuk mengakui kesalahannya dan tidak mengulanginya. Ia menilai kebijakan moratorium ini menjadi langkah penting untuk memastikan kawasan hutan tetap berfungsi sebagai penyangga ekologis di Jawa Barat.

"Para pihak yang telah melakukan kekeliruan dalam pengambilan keputusan Dalam mengambil kebijakan Sehingga menimbulkan bencana untuk menyadarinya dan bertaubat agar tidak mengulangi peristiwa itu," tegas Dedi.

Gubernur mengajak masyarakat untuk merawat lingkungan agar potensi bencana dapat diminimalkan.

"Semoga kita semua menyadari kita tinggal di bumi, maka bumi harus kita rawat dan kita jaga. Bukan kita rusak," ujar Dedi.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.