IMIP Berdayakan Anak-anak di Morowali Lewat Pendidikan Memadai
Content Writer December 03, 2025 04:33 PM

TRIBUNNEWS.COM, MOROWALI - PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) turut aktif memberdayakan masyarakat sekitar kawasan mereka melalui dunia pendidikan. 

Dari jenjang Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP), IMIP membuka akses pendidikan yang layak bagi anak-anak di Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. 

Bahkan, jenjang SMA kini sedang disiapkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Salah satu siswa yang merasakan manfaat dari program pendidikan IMIP adalah Baso Haekal Akbar, pelajar kelas satu SMP IMIP. Ia berasal dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, dan kini menempuh pendidikan di Morowali setelah menamatkan SD di SD IMIP.

"Senang banget [sekolah di sini] karena banyak teman baru, lebih banyak juga teman daripada [saat di] SD," kata Akbar, nama panggilannya, kepada Tribunnews.

Akbar lahir dari sepasang orang tua yang bukan karyawan IMIP. Ibunya bekerja sebagai penjahit dan ayahnya memiliki usaha laundry. Meski demikian, ia tetap mendapat kesempatan belajar di sekolah yang didirikan oleh perusahaan industri terbesar di Morowali itu.

Anak ini bahkan pernah menjuarai lomba Seni Gambar Bercerita setelah mengikuti pembinaan di Rumah Literasi Lahan Sidaya, fasilitas belajar yang juga dibangun IMIP.

"Saya dilatih berbulan-bulan dari kelas 4 hingga kelas 5, sehingga saya dapat memenangkan juara 1 tingkat kecamatan dan juara 2 tingkat kabupaten," ujar Akbar dengan senyum di wajahnya.

Di lahan sidaya itu pula, Akbar belajar bahasa Mandarin, bahasa Inggris, dan mengikuti kelas seni. Ia berharap bisa terus berprestasi dan lulus dengan nilai terbaik dari SMP IMIP.

"Saya ingin semua teman-teman saya dan saya lulus dari SMP ini dengan nilai tertinggi dan paling sempurna," ucap Akbar.

Dari Guru Muda Jadi Kepala Sekolah TK IMIP

Kisah lainnya datang dari Hajar Trisna Eni Salsabila yang merupakan Kepala Sekolah TK IMIP. Lulusan Universitas Negeri Yogyakarta jurusan Pendidikan Guru Anak Usia Dini itu awalnya bergabung sebagai guru sejak berdirinya TK IMIP pada 2022. Dua tahun kemudian, ia dipercaya menjadi kepala sekolah.

"Awalnya itu saya dapat informasi dari kampus terkait lowongan kerja di sekolah IMIP. Jadi saya coba-coba saja karena kan memang waktu itu masih fresh graduate ya," kata Hajar. 

"Nah, terus ada pengalaman baru nih. Kebetulan saya ada di Jawa pengen eksplor ke luar Jawa. Jadi saya daftarlah di sini," sambungnya.

Menurut Hajar, lingkungan sekolah IMIP sangat beragam. Siswa-siswanya datang dari berbagai daerah di Indonesia.

"Di sini masyarakatnya beragam, enggak cuma warga lokal, dari berbagai macam [daerah]. Ada kemarin juga siswa pindahan dari Papua. Ada juga dari Kalimantan. Macam-macam," ujar Hajar.

Sebagai tenaga pengajar di sekolah yang bernaung di bawah IMIP, ia mengaku sangat terbantu oleh berbagai bentuk dukungan yang diberikan perusahaan tersebut.

Contohnya jika mereka membutuhkan guru tamu untuk mengajar Bahasa Mandarin, mereka tinggal menghubungi IMIP. 

Ia bercerita pernah membuat kegiatan manasik haji yang dibantu Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) IMIP. Lalu, ia juga pernah menggelar simulasi mitigasi bencana dan mereka pun bekerja sama dengan tim damkar IMIP.

Selain untuk kebutuhan siswa, guru juga bisa mendapat pelatihan pengembangan kemampuan. IMIP pernah melakukan pelatihan pengembangan kemampuan pada Agustus 2024. Kala itu, pada tanggal 28-29, guru Sekolah Dasar (SD) se-Kecamatan Bahodopi diberi pelatihan peningkatan kapasitas.

Pemateri yang digandeng tidak main-main. Ada Hanna Chaterina George yang merupakan seorang Trainer dan Konsultan Literasi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 

Materi yang disampaikan dalam pelatihan itu bertajuk Kurikulum Merdeka. 66 guru tingkat SD yang berasal dari 12 Desa se-Kecamatan Bahodopi, Morowali, Sulawesi Tengah, mendapatkan materi terkait strategi penguatan literasi dan aspek literasi dalam kurikulum merdeka.

Selain kepada para guru, IMIP juga membekali kemampuan manajerial kepemimpinan transformatif bagi kepala sekolah SD, SMP, SMA/SMK Se-Kecamatan Bahodopi.

Hajar pun menaruh harapan besar pada masa depan pendidikan di Morowali melalui berbagai program yang digagas IMIP. Ia meyakini kehadiran sekolah-sekolah di bawah naungan IMIP dapat mendorong peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) di Morowali.

"Kami pengen mereka punya mimpi yang besar, tidak harus di sini, bisa keluar. Kami ingin mereka punya mimpi yang besar dan meraih itu. Jadi enggak hanya fokus di industri dan lain-lain, mereka bisa eksplor lebih," ujar Hajar.

CSR IMIP Fokus Kembangkan Pendidikan dari TK Hingga SMA

Menurut Team Leader Pilar Pendidikan CSR IMIP, Dani Ardissa Almizar, program pendidikan merupakan salah satu fokus utama tanggung jawab sosial perusahaan.

Berawal dari kebutuhan masyarakat sekitar kawasan industri, mereka pun membangun TK, SD, hingga SMP IMIP. Kini, mereka sedang menyiapkan pembangunan SMA.

Saat ini, jumlah siswa di sekolah-sekolah IMIP terus bertambah. TK IMIP memiliki sekitar 120 hingga 150 siswa, SD sekitar 400 siswa, dan SMP dengan 69 siswa.

Ia mengatakan sekolah ini terbuka untuk umum, tidak hanya anak karyawan. Namun, ada proses seleksi agar penerimaannya merata dan sesuai kebutuhan masyarakat.

"Sebenarnya untuk semuanya sih, tidak kami batasi. Namun, untuk setiap pendaftarannya akan kami filter. Jadi, kami sesuaikan dengan kebutuhan biar ini sama-sama merata dan koneksinya juga tidak hanya dipakai untuk karyawan ya, tapi untuk masyarakat luas juga," kata Dani.

Dani menjelaskan, IMIP juga mengutamakan penyerapan tenaga pengajar lokal, khususnya dari wilayah Sulawesi Tengah. Pada tahun-tahun awal, mereka memang mendatangkan tenaga pengajar dari luar seperti Jawa. Namun, sekarang fokus pihaknya adalah mengembangkan potensi guru lokal.

"Selanjutnya kami inisiasi dari wilayah Sulawesi Tengah ataupun Sulawesi itu sendiri untuk penyerapan tenaga pengajarnya," ujar Dani.

Adapun pihak IMIP juga menggandeng sejumlah perusahaan di dalam kawasan untuk berkolaborasi dalam program pendidikan. Beberapa perusahaan disebut ikut menyumbang pembangunan SMP IMIP. 

"Jadi kalau kami kan memang kolektif ya. Ada beberapa perusahaan di dalam itu kami ajak berkolaborasi untuk program CSR-nya kayak di SMP IMIP itu tercantum beberapa logo-logo perusahaan [di dinding gedung sekolah]," ucap Dani.

Selain itu, mereka juga terlibat dalam kelas inspiratif, misalnya seperti menyediakan tenaga pengajar bahasa Mandarin atau fotografi.

Antusiasme masyarakat terhadap program pendidikan ini pun disebut sangat tinggi. Dani mengungkap masyarakat sangat menginginkan IMIP membangun lagi sekolah yang lebih besar.

"Masyarakat itu sebenarnya sangat antusias dengan adanya sekolah-sekolah yang kami bikin. Sebenarnya kami bikin itu juga untuk memfasilitasi masyarakat dan masyarakat memang menginginkan adanya penambahan," ucap Dani.

"Kami pun meresponnya untuk saat ini memang kami bangun bertahap. Jadi, enggak bisa langsung kami bangun semuanya, tapi harus ada tahapannya," pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.