TRIBUNNEWS.COM - Sejumlah peristiwa penting mewarnai dunia internasional dalam 24 jam terakhir.
Gempa dengan magnitudo 7,5 mengguncang Jepang pada Senin (8/12/2025) malam waktu setempat, melukai puluhan orang.
Sementara itu, Thailand menyerang tiga titik strategis Kamboja dengan jet F-16 setelah serangkaian bentrokan mematikan yang dipicu tembakan artileri Kamboja ke wilayah Thailand.
Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.
Negara Jepang diguncang gempa berkekuatan besar.
Getaran berkekuatan 7,5 magnitudo terjadi pada Senin (8/12/2025) malam pukul 23.15 waktu setempat.
Japan Fire and Disaster Management Agency melaporkan 23 orang terluka, satu di antaranya luka serius akibat tertimpa benda-benda yang berjatuhan saat gempa menghantam.
Tsunami setinggi 70 sentimeter tercatat di Pelabuhan Kuji, Prefektur Iwate, sementara gelombang 50 sentimeter menghantam wilayah pesisir lain.
Meski sempat mengeluarkan peringatan potensi tsunami setinggi 3 meter, Japan Meteorological Agency (JMA) kemudian mencabut seluruh peringatan setelah situasi mereda.
“Saya belum pernah merasakan guncangan sebesar ini,” kata Nobuo Yamada, pemilik toko di Hachinohe, Aomori, kepada NHK.
Pemerintah memerintahkan 90.000 orang mengungsi ke tempat aman.
Sekitar 480 warga mengungsi di Lanud Hachinohe, dan sebanyak 18 helikopter militer diterjunkan untuk menilai kerusakan dari udara.
Lebih dari 800 rumah sempat padam listrik di Hokkaido dan Tohoku, namun kembali pulih pada Selasa dini hari.
Layanan Shinkansen dan sejumlah jalur kereta lokal dihentikan sementara.
Sebuah kebakaran dilaporkan terjadi di Kota Aomori, namun berhasil ditangani petugas pemadam.
Di sisi lain, 450 liter air dilaporkan tumpah dari tangki pendingin bahan bakar bekas di fasilitas nuklir Rokkasho, namun otoritas memastikan tidak ada risiko keselamatan.
Ketegangan antara China dan Jepang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, terutama setelah pesawat tempur China mengunci radar (radar lock) pada sebuah jet tempur Jepang di Okinawa.
Mengutip Wikipedia, radar lock (atau radar lock-on) adalah kondisi ketika sistem radar berhasil mengunci dan mengikuti target tertentu secara otomatis.
Dalam konteks militer, terutama pada pesawat tempur, fire-control radar lock berarti radar senjata diarahkan langsung ke target, yang sering dianggap sebagai tanda ancaman serangan.
Menteri Pertahanan Jepang, Shinjiro Koizumi, mengecam keras insiden tersebut.
Dilansir Associated Press, Koizumi menyebut tindakan itu sangat disesalkan dan berbahaya, serta berada di luar batas yang diperlukan untuk operasi penerbangan yang aman.
“Kami telah menyampaikan protes keras kepada pihak China dan menuntut tindakan pencegahan yang ketat,” ujar Koizumi.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa pesawat militer China J-15 lepas landas dari kapal induk Liaoning di dekat Pulau Okinawa, Jepang, pada Sabtu (6/12/2025).
Pesawat itu secara berkala mengunci radarnya pada jet tempur F-15 Jepang: dua kali pada hari yang sama, sekitar tiga menit pada sore hari dan sekitar 30 menit pada malam hari.
Tidak dijelaskan apakah insiden penguncian radar tersebut dilakukan oleh pesawat J-15 yang sama pada kedua kesempatan.
Jet-jet tempur Jepang telah dikerahkan untuk membayangi pesawat-pesawat China yang melakukan latihan lepas landas dan mendarat di kawasan Pasifik.
Mereka mengikuti pesawat China dari jarak aman dan tidak melakukan tindakan yang dapat dianggap sebagai provokasi, menurut laporan Kyodo News yang mengutip pejabat pertahanan, ketika penguncian radar terjadi.
Tidak ada pelanggaran wilayah udara Jepang, dan tidak ada cedera atau kerusakan yang dilaporkan akibat insiden tersebut.
Ketegangan di perbatasan Thailand–Kamboja meningkat tajam setelah militer Thailand mengerahkan jet tempur F-16 untuk menyerang tiga titik strategis di wilayah Kamboja, Senin (8/12/2025)
Operasi udara itu dilakukan setelah serangkaian bentrokan sengit yang menewaskan seorang tentara Thailand dan melukai empat lainnya.
Militer Thailand menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan respons langsung terhadap tembakan artileri Kamboja yang semakin agresif dan dianggap mengancam keamanan nasional Thailand, terutama di daerah perbatasan yang dihuni warga sipil.
Dikutip The Nation Thailand, Komandan Angkatan Darat Kerajaan Thailand melaporkan bahwa bentrokan pertama pecah pada Minggu (7/12/2025) di wilayah Phu Pha Lek–Phlan Hin Paet Kon, Distrik Kantharalak, Provinsi Si Sa Ket.
Pasukan Kamboja disebut menyerang lebih dulu, memicu respons dari unit darat Thailand berdasarkan aturan keterlibatan yang berlaku.
Pada Senin dini hari, situasi kembali memburuk di Chong An Ma, Distrik Nam Yuen, Provinsi Ubon Ratchathani.
Militer Kamboja melepaskan tembakan senjata ringan dan tembakan tidak langsung sekitar pukul 05.05 waktu setempat, kemudian melanjutkan serangan beberapa menit berikutnya.
Militer Thailand lantas membalas dengan jenis senjata serupa. Namun eskalasi meningkat ketika sekitar pukul 07.00 dimana unit Thailand di Chong Bok kembali diserang menggunakan senjata pendukung, menewaskan seorang tentara Thailand dan mencederai empat lainnya.
(Tribunnews.com)