BANJIR Melanda Manggis! Warga Minta Pembangunan Tanggul Sepanjang Aliran Tukad Betel untuk Atasi Air
Anak Agung Seri Kusniarti December 12, 2025 06:03 PM

TRIBUN-BALI.COM - Hujan deras mengguyur wilayah Kecamatan Manggis, Kamis (11/12/2025), kembali memicu luapan Tukad Betel.

Di Desa Antiga, tepatnya di Wilayaj Banjar Kaler, aliran air yang membesar membuat badan jalan putus dan tidak bisa dilalui.

Kondisi ini sekaligus memutus akses warga, termasuk menuju pura dan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).

Perbekel Desa Antiga, I Wayan Madra Arsana, mengatakan banjir terjadi karena hingga saat ini sebagian besar alur Tukad Betel belum dibentengi beronjong atau tanggul. 

Alhasil, saat debit air naik, sungai tak mampu menahan arus dan langsung menggerus jalan serta menggenangi permukiman di sekitar bantaran.

“Di wilayah itu (Banjar Kaler) sungainya belum dibuat beronjong, jadi waktu air besar pasti meluap. Jalan ke utara sampai putus, padahal di sana ada pemukiman, pura, dan akses ke TPST,” ujarnya.

Pihak desa pun kesulitan membuang sampah, lantaran jalur utama tak bisa dilewati. Upaya menggunakan jalur alternatif juga tidak berhasil, karena menuju lokasi tersebut menah harus melalui aliran Tukad Betel.

Madra menyampaikan, persoalan banjir di Tukad Betel sebenarnya sudah lama menjadi perhatian. Namun penanganannya dinilai belum menyeluruh.

Saat ini bronjong baru terpasang di kawasan Tengading, yang sebelumnya terendam banjir cukup lama.Ternyata pembangunan bronjong itu terbukti cukup efektif, mengurangi dampak banjir di titik tersebut. 

“Memang di Tengading kemarin tidak terlalu terdampak karena sudah ada bronjong. Jadi bronjong ini harusnya menyeluruh di sepanjang alur sungai. Kalau penanganannya tidak dari hulu sampai hilir, banjir ini akan terus berulang,” tegasnya.

Ia berharap pemerintah dapat membangun tanggul secara menyeluruh di alira Tukad Betel, mulai dari hulu di Desa Gegelang, kemudian di bagian tengah wilayah Antiga, hingga hilir di Antiga Kelod.

Menurut perhitungannya, setidaknya diperlukan pembangunan bronjong sepanjang 10 kilometer agar aliran sungai benar-benar aman.

“Terus terang, kalau tidak diselesaikan dari hulu ke hilir, banjir ini tidak akan tuntas. Harus dibuat bronjong sepanjang 10 kilometer,” katanya. 

Sementara seorang warga Gegelang, Wayan Juni mengatakan, wilayah yang terdampak banjir yang berada di bantaran Tukad Betel.

Menurutnya penyebabnya karena pendangkalan sungai, sementara volume air secara tiba-tiba meningkat pasca hujan deras.

"Saya rasa kalau untuk hutan, di perbukitan masih lebat hutannya. Ini karena sungai yang tidak bisa mengalirkan volume air yang begitu besarnya," ungkapnya. (mit)

 

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.