Risiko Serangan Jantung Meningkat saat Cuaca Dingin, Dokter Beberkan Kaitannya
GH News December 12, 2025 06:08 PM
Jakarta -

Sebuah studi berskala besar yang dipublikasi di JAMA Cardiology mengungkap adanya kaitan kuat antara suhu rendah dan meningkatnya kasus serangan jantung.

Peneliti menemukan bahwa serangan jantung memang lebih sering terjadi pada kondisi cuaca dingin, angin kencang, minim cahaya matahari, serta tekanan atmosfer yang rendah.

Mengenai temuan dari studi tersebut, spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital Agora, dr Gustaf David Sinaka Sitorus, SpJP, menegaskan bahwa cuaca dingin tidak secara langsung menyebabkan serangan jantung.

Namun, suhu rendah dapat menjadi pemicu trigger bagi individu yang sudah memiliki faktor risiko penyakit jantung.

"Tapi, memang serangan jantung, segala sesuatu yang membuat pasien tidak nyaman mungkin nggak tahan dengan dingin, nah tentunya bisa memicu. Terutama pada individu sudah memiliki faktor risiko," jelas dr Gustaf pada detikcom, Rabu (10/12/2025)

Ia menambahkan bahwa respons tiap orang terhadap cuaca bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut berlebihan untuk beraktivitas di suhu rendah.

"Nanti yang mau ke Puncak nggak jadi karena takut, nggak juga. Tiap orang pasti beda-beda," kata dia.

Gejala Darurat yang Wajib Diwaspadai

dr Gustaf mengingatkan bahwa yang paling penting diperhatikan adalah gejala darurat yang menjadi tanda utama serangan jantung, terutama jika muncul saat berada di suhu dingin. Tanda utamanya adalah nyeri dada.

Nyeri dada akibat serangan jantung biasanya terasa seperti ditindih, panas, dan dapat menjalar ke dada, punggung, hingga leher. Keluhan ini khas karena berlangsung cukup lama, sekitar 20 menit, bukan nyeri yang hilang dalam hitungan detik.

Kalau pasiennya dalam cuacanya yang dingin mengeluh sesak, bisa jadi suatu reaksi alergi cuaca dingin. Tetapi, harus diperhatikan, ada kemungkinan juga kalau gejala seperti sesak itu gejala serangan jantung," ucapnya.

Pada akhirnya, dokter menegaskan bahwa cuaca dingin hanya trigger yang memperburuk kondisi, sementara faktor dominan tetap berada pada riwayat kesehatan individu.

"Tapi, balik lagi, yang individu dan faktor risiko penyakit jantungnya yang dominan," pungkasnya.

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.