Lagi Makan, Sopir Taksi Ketakutan Lihat Kerusuhan di Kalibata, Mobilnya Hangus Dibakar Massa
Garudea Prabawati December 12, 2025 06:38 PM

TRIBUNNEWS.COM - Kerusuhan yang terjadi di Kawasan Kalibata, tepatnya seberang Taman Makam Pahlawan (TMP), Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2025) menghanguskan sepuluh kendaraan.

Sembilan sepeda motor dan satu mobil taksi ludes dibakar massa yang diduga kelompok mata elang (matel) atau debt collector.

Ratusan orang mengamuk setelah insiden pengeroyokan yang menewaskan dua orang mata elang di Kalibata.

Mereka melakukan perusakan hingga pembakaran pada Kamis sekira pukul 19.00 WIB.

"Kalau kendaraan motor ada sembilan, kalau mobil ada satu," kata Kapolsek Pancoran, Kompol Mansur di lokasi, Jumat (12/12/2025), seperti diwartakan TribunJakarta.com.

Seoarang sopir taksi tidak sempat memindahkan kendaraannya ketika massa berjumlah sekira 100 orang datang ke lokasi.

"Untuk kendaraan itu satu punya warga lagi kebetulan mobil taksi, sopir lagi makan. Karena takut, ya ditinggal," ungkap Kapolsek.

Sebelumnya, dua mata elang dikeroyok hingga tewas di Jalan Raya Kalibata, Pancoran, Kamis.

Kejadian bermula saat kedua pria berinisial MET dan NAT itu menghentikan seorang pengendara sepeda motor.

MET dan NAT bermaksud menagih biaya cicilan motor yang belum dibayarkan.

Namun, pengendara motor yang ditagih disebut tidak terima. Ia kemudian memanggil teman-temannya yang diperkirakan berjumlah delapan orang.

Tak berselang lama, mereka datang ke lokasi kejadian dan langsung mengeroyok kedua korban secara brutal.

"Selanjutnya kedua orang yang bertugas sebagai mata elang ini dianiaya dan dikeroyok."

"Satu meninggal dunia di tempat dan satu lagi meninggal di rumah sakit," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, Jumat, dilansir TribunJakarta.com.

Pelaku pengeroyokan dua mata elang itu diduga rekan seorang pengendara motor yang tidak terima ditagih cicilan kendaraannya.

"Dari adanya istilahnya mata elang, mau menagih kendaraan sepeda motor, yang indikasinya belum bayar kredit."

"Dari pemilik kendaraan ini, dia tidak menerima, selanjutnya dia memanggil teman-temannya kurang lebih ada delapan orang yang menurut informasi," ungkap dia.

Setelahnya terjadi aksi balasan. Rekan korban yang tak terima kemudian mendatangi lokasi pengeroyokan dan mengamuk.

Mereka melakukan perusakan hingga pembakaran.

Meski pihak kepolisian sudah melakukan antisipasi, namun banyaknya orang yang datang membuat petugas kewalahan.

"Akibat dari itu yang korban ini mempunyai teman-teman kurang lebih 80 sampai 100 orang tiba-tiba datang. Sebenarnya kami dari pihak kepolisian sudah mengantisipasi itu."

"Namun kekuatan pada saat itu yang tiba-tiba datang kurang lebih 100 orang itu merusak warung-warung yang ada di sekitar tempat ini," ungkap Nicolas, dilansir Wartakotalive.com.

Dalam kasus ini, polisi menangani dua perkara sekaligus yakni pengeroyokan dan perusakan fasilitas warga.

Nicholas menyebut, pihaknya masih menyelidiki terkait kelompok yang terlibat dalam kejadian tersebut.

(Nanda Lusiana, TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim, Wartakotalive.com/Ramadhan L Q)

© Copyright @2025 LIDEA. All Rights Reserved.