TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Cilincing masih beraktivitas seperti biasa setelah insiden sopir Makan Bergizi Gratis (MBG) menabrak sejumlah siswa dan guru SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara.
Kantor sekaligus dapur SPPG tersebut berlokasi di Jalan Kalibaru Timur VIII Nomor 5, RT.10, RW 3, Kali Baru, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
Berdasarkan aplikasi Google Maps, lokasi kantor SPPG ini dengan SDN Kalibaru 01 hanya berjarak sekitar 350 meter.
Pantauan Tribunnews.com, pada Jumat (12/12/2025) sekira pukul 11.00 WIB, lebih dari lima orang karyawan, baik pria maupun wanita, berada di kantor SPPG tersebut.
Sejumlah karyawan SPPG terlihat tengah membersihkan teras kantor. Proses masak atau produksi menu MBG untuk hari ini sudah selesai.
Adapun kesibukan terlihat pada beberapa karyawan lainnya, yang bertugas memuat omprengan-omprengan MBG berisi makanan ke dalam mobil.
Ada tiga unit mobil Daihatsu Gran Max berwarna putih bernomor polisi B 2813 URE, B 2559 UYF, dan B 2248 URB terparkir.
Semua mobil itu bertuliskan "Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi" dan "Badan Gizi Nasional".
Setiap satu unit mobil dikendarai seorang sopir dan satu karyawan lainnya yang bertugas menurunkan serta memuat omprengan-omprengan MBG di sekolah-sekolah.
Seorang karyawan SPPG tersebut, Doni mengatakan, aktivitas produksi dan distribusi makanan berlangsung seperti biasa.
"Alhamdulillah (aktivitas SPPG) tetap berjalan. Gangguan enggak ada. Ini masak udah selesai," kata Doni, kepada Tribunnews.com, Jumat siang.
Doni menyampaikan, ada sekitar tujuh sekolah yang mendapatkan distribusi MBG dari SPPG tempat dia bekerja.
Seluruh sekolah tersebut, katanya, berada di Kelurahan Kalibaru.
Doni tidak menjelaskan lebih lanjut nama-nama sekolah yang mendapatkan distribusi MBG dari SPPG tempat dia bekerja.
"Sekitar 6-7 sekolah di Kelurahan Kalibaru. Ada MI (Madrasah Ibtidaiyah), SD, SMP, dan SMA ada satu kita," jelasnya.
Saat ditanya-tanya mengenai insiden sopir mobil SPPG menabrak siswa dan murid SDN Kalibaru 01, Doni mengaku tidak mengenal sopir yang bersangkutan.
Dia kemudian mengatakan, meski SPPG tempat dia bekerja merupakan SPPG terdekat dari SDN Kalibaru 01, namun terdapat dua dapur yang berbeda dalam satu bangunan kantor SPPG tersebut.
"Enggak tahu ya, saya enggak kenal dengan sopir (terlibat insiden menabrak siswa dan guru) itu. Beda, beda dapur," jelasnya.
Meski demikian, pada bagian depan kantor SPPG tersebut hanya terpasang sebuah papan yang menginformasikan bahwa di bangunan tersebut hanya ada satu SPPG.
"Nah enggak tahu yang pasang plang siapa nih," katanya.
Lebih lanjut, Doni mengaku sangat menyayangkan insiden sopir SPPG menabrak sejumlah siswa dan guru di SDN Kalibaru 01 tersebut.
"Iya, sangat disayangkan," ucap Doni.
Selanjutnya, seorang sopir yang bekerja di SPPG Cilincing, Radinal mengatakan, situasi di kantor sudah sepi karena sejumlah karyawan sudah pulang.
Ada dua pengakuan berbeda yang dia sampaikan mengenai kebenaran bahwa SPPG tersebut melakukan distribusi ke SDN Kalibaru 01.
Awalnya, Radinal menyebut, dapur MBG untuk SDN Kalibaru 01 bukan di lokasi tersebut. Namun kemudian, responnya berbeda ketika diajukan pertanyaan lain.
"Kalau dapur yang terkait insiden (sopir tabrak guru dan siswa) kemarin itu di sini kan?" tanya wartawan mengonfirmasi.
"Ya enggak di sini sih," jawab Radinal.
"Kalau SDN Kalibaru 01 kan di situ (jarak dekat dengan SPPG Cilincing), otomatis SPPG-nya di sini dong?"
"Iya," ucap Radinal.
Tak berselang lama, sekitar empat orang karyawan perempuan SPPG tersebut berjalan kaki hendak pulang.
Saat itu, satu dari keempat karyawati tersebut sempat menyapa Radinal, "Bang, pulang dulu ya. Bawa mobilnya hati-hati ya," ucap karyawati itu berkelakar kepada Radinal.
Sementara itu, Tribunnews.com sempat menemui seorang sopir dan karyawan lainnya dari SPPG tersebut ketika mereka sedang mendistribusikan makanan di MI Tarbiyatul Islamiyah sekaligus menjemput omprengan-omprengan dari Pondok Pesantren Al-Miftahiyyah.
Bangunan kedua lembaga pendidikan tersebut saling berseberangan.
Sopir yang enggan disebutkan namanya tersebut mengatakan, ada dua dapur berbeda di SPPG Cilincing.
"Lokasi sama, kan ada dua (dapur). Tapi beda bos," kata sopir yang mengenakan kacamata itu, saat ditemui.
Meski demikian, ia tampak terburu-buru dan enggan ditanya terkait insiden sopir MBG menabrak siswa dan guru SDN Kalibaru 01.
"Udah ya, udah. Saya enggak tahu. Ini saya mau antar buat orang makan, anak-anak makan lagi," ucap sopir tersebut.
Seperti diketahui, sopir mobil muatan Makanan Bergizi Gratis (MBG) bernama Adi Irawan (34) ditetapkan sebagai tersangka.
Hal itu disampaikan Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz kepada wartawan, Jumat (12/12/2025).
Penetapan tersangka setelah penyidik melakukan gelar perkara terhadap kejadian di SDN 01 Cilincing.
"Hasilnya saudara AI, kami tetapkan sebagai tersangka dan kami sudah yakin dengan alat bukti-alat bukti yang kami miliki," ucapnya.
Penyidik juga sudah melakukan tes urine terhadap AI dengan hasil negatif.
Demikian tes alkohol bersama Satlantas di mana hasilnya negatif.
"Temuan kami ada satu motif yang mungkin bisa menjadi alasan mengapa terjadi hal tersebut," ungkapnya.
Terkait rem blong seperti pengakuan tersangka bahwa Dinas Perhubungan sudah mengadakan uji kelaikan terhadap kendaraan tersebut.
Ditemukan hasil kondisi kendaraan untuk sistem pengeremannya bagus tidak ada kebocoran untuk sistem pengereman depan cakram dan belakang terombol.
"Pasal yang kami terapkan, sama seperti tadi malam yang saya sampaikan, bahwa Pasal 360 KUHP dengan ancaman 5 tahun untuk ayat 1 tentang kelalaian yang mengakibatkan luka berat dan ini terjadi terhadap beberapa orang," kata Kapolres Jakut.
Kombes Erick menyebut usai dijerat tersangka, penyidik melakukan penahanan terhadap tersangka.
Kronologis kejadian mobil Grand Max warna putih membawa Makanan Bergizi Gratis (MBG) menghantam sejumlah siswa yang tengah mengikuti kegiatan belajar di halaman SDN Kalibaru 01, Cilincing, Jakarta Utara, terjadi Kamis (11/12/2025) pagi.
Beberapa murid tampak terjepit hingga masuk ke kolong kendaraan.
Guru dan siswa lain berupaya menolong korban, terlihat satu siswa tergeletak usai tertabrak mobil minibus tersebut.
Tercatat ada 20 korban, di antaranya 19 siswa dan 1 orang guru atas insiden itu.
Sebanyak 5 pasien dirawat di RSUD Koja, 4 pasien dirawat di RSUD Cilincing (menunggu hasil observasi), 2 pasien rawat inap, dan 12 pasien rawat jalan.
Satu pasien dirawat di Puskesmas sudah dibolehkan pulang.