TRIBUNJAKARTA.COM, CENGKARENG - Aksi diduga penarikan paksa kendaraan roda dua oleh debt collector alias mata elang kembali terjadi di kawasan Jalan Daan Mogot, Cengkareng, Jakarta Barat.
Dalam video yang beredar di media sosial, terlihat seorang pengendara wanita merekam momen saat motornya diperiksa oleh sejumlah orang di depan SPBU Sumur Bor, Cengkareng.
Matel tersebut berjumlah empat orang dan menggunakan dua motor. Satu orang berjaket merah dan mengenakan helm tengah memotret nomor rangka motornya.
Dalam video, wanita tersebut menyebut bahwa motornya sudah lunas cicilan, tetapi masih diberhentikan paksa.
Bahkan, ia juga mengklaim bahwa para matel itu hendak memukulnya karena menolak kendaraannya diperiksa.
"Motor ini sudah lunas, sudah lunas. Tapi liatin, diperiksa, diberhentiin paksa. Bahkan, mau dipukul," ucap wanita tersebut.
Menurut keterangan yang diberikan, para matel tersebut mengaku bahwa mereka merupakan debt collector yang bertugas di sebuah perusahaan kredit kendaraan bermotor swasta.
Namun, ketika pemotor tersebut mengomentari aksi mereka sambil merekam kejadian, keempat matel itu terlihat tak acuh dan berdiam di atas motor.
Tak lama setelah memotret nomor mesin, keempat orang itu pun kemudian melenggang dan kembali berjalan.
Saat kamera mengarah ke dua motor tersebut, terlihat bahwa kedua motor yang digunakan mereka justru tak memiliki plat nomor di bagian belakang.
Sementara itu, Kanit Reskrim Polsek Cengkareng, Iptu Aang Kaharudin, menyebut bahwa pihaknya sudah melakukan patroli dan penelusuran lokasi.
Adapun peristiwa itu terjadi pada Kamis (11/12/2025).
Namun, hasil penelusuran tersebut belum menemukan adanya matel yang beroperasi, meski merupakan jam sibuk keberangkatan kerja.
"Tapi pagi kami sudah muter di beberapa titik, tapi mungkin karena sudah viral, bisa jadi dia menghindar dulu kayaknya ya, kira-kira sih begitu," ucap Aang.
Aang menyebut akan terus melakukan patroli untuk mencari para matel tersebut.
"Ya, nanti ke depannya kita akan terus patroli. Sebenarnya juga setiap hari itu kita patroli matel. Perwira piket yang piket hari itu, wajib muter, begitu," kata dia.
Namun, kata Aang, seringkali para matel sudah menyadari keberadaan mobil patroli polisi, sehingga bersembunyi dan menghentikan aktivitasnya.
"Mungkin kalau mobil patroli kelihatan dari jauh, dia mungkin ngumpet-ngumpet.
Jadi sekarang ini memang sudah hati-hati juga mereka. Dia main kucing-kucingan sama kita," kata dia.